"PRILLY!!!"
Aku terbangun dengan keringat yang bercucuran di dahi. Ku lirik jam tangan yang melingkar di tangan kiriku.
02.15
Beruntung saat itu mama dan juga Andin tertidur pulas dan tidak terbangun. Aku langsung keluar dari kamar dan menuju ICU.
Saat sampai di lantai satu, tepatnya di depan ruang ICU. Aku tidak melihat keberadaan Bang Ricky. Mungkin sedang pulang ke rumah untuk mengambil pakaian dan istirahat. Seperti biasa, setelah memakai pakaian steril aku langsung duduk di kursi sebelah kasurnya.
"Hai, Prill" ucapku setelah mencium keningnya lembut.
"Lo bakalan tetep di sini kan? Tetep nemenin hari-hari gue ke depannya kan?"
"Gue yakin lo pasti bangun dan nemenin gue. Selamanya. Gue gak peduli kalo misalkan seandainya nanti lo bangun dengan keadaan yang gak sempurna. Gue akan tetap ada di samping lo. Gue janji" ucapku panjang lebar sembari menggenggam erat tangannya.
"Kalo lo bangun gue janji bakal ajak lo ke pantai. Lo mau kan? Bangun ya" ucapku lagi. Tidak ada balasan ataupun senyuman darinya. Bahkan tatapan pun tak aku dapatkan. Hanya suara dari alat yang tertempel di tubuhnya yang menyahuti semua perkataan ku.
"Gue ngomong apalagi ya sama lo, Prill? Gue bingung nih. Makanya lo bangun, ajakin gue ngobrol" ucapku sambil tersenyum getir.
"Besok gue ada kelas pagi. Gue tidur sini aja ya. Pokonya lo harus bangunin gue ntar pagi ya"
"Lo tenang, gue gak bakal ngapa-ngapain lo" aku terkekeh masam."Goodnight sayang. I love you more'' ucapku kemudian mengecup keningnya dan menaruh kepalaku di atas lengan yang sedang menggenggam tangan Prilly erat.
#####
"Mas, maaf. Bisa permisi dulu? Pasien akan diperiksa dulu" tepukan di bahuku membuat aku terbangun dari tidurku dan segera duduk.
"Eh, iya sus. Silahkan" ucapku kemudian berdiri dan melihat Prilly yang sedang diperiksa.
"Gimana keadaannya dok?" tanyaku.
"Belum ada perubahan dari kemarin. Masih kritis" ucap dokter. Aku menghela nafas panjang.
"Tapi dia pasti sadar kan, dok? Pasti sembuh?" ucapku khawatir.
"Kita doakan saja yang terbaik ya," ucap dokter tersebut sembari menepuk bahuku dan berlalu dari ruang ICU.
"Prill, gue harus ngampus. Gue balik lo harus udah bangun ya, sayang." ucapku mengelus kepalanya lembut.
"I love you" ucapku sembari mengecup keningnya.
#####
"Lo kenapa sih, Li? Daritadi ngelamun gajelas mulu" ucap Dika menghisap rokoknya.
"Gue minta satu dong," ucapku tanpa menoleh ke arahnya.
"Hah? Minta apaan?" tanyanya cengo.
"Suka tiba-tiba bego deh lo," ucapku mengambil sebatang rokok dari tempatnya dan langsung menyulutnya dengan api.
"Li, lo kalo ada masalah, cerita sama gue. Walaupun gue suka ngerokok, tapi gue gak mau lo kaya gue yang udah kecanduan banget sama barang ini. Apalagi cuman karena masalah sepele yang buat lo jadi suka ngerokok" jelasnya panjang lebar.
"Kali ini gue bener-bener kalut Dik. Prilly kritis gara-gara gue" ucapku sembari menyalakan sebatang rokok.
"Astaga, kenapa bisa kritis?" tanya Dika.
"Kemaren kan gue niatnya mau ngenalin Andin sama Prilly. Terus gue lupa ngambil bucket bunga yang gue beli, di tangan Andin. Begonya, Prilly udah duluan liat gue sama Andin yang lagi megang bunga. Anjir banget, kan?"
"Setelahnya gue sama dia diem-dieman. Meskipun sikap dia keliatan biasa aja, tapi gue yakin dia kecewa dan juga marah sama gue. Dan kemaren malem, gue ketemu Prilly di cafe pas lagi bareng Andin. Kita emang gak berantem gede-gedean gitu, cuman dia tiba-tiba ngilang. Gue kira dia balik ke cafe, taunya dia pergi. Dan... ketabrak mobil sampe akhirnya dia kritis kaya sekarang" jelasku panjang lebar kemudian kembali menikmati rokok yang tersisa.
"Gue gak tau yang salah di sini siapa, yang jelas kalian cuman salah paham aja," ucap Dika menepuk bahuku.
"Gue belum jelasin apapun sama Prilly Dik, dia gak mau denger penjelasan gue kemaren. Dan sekarang dia gak sadar. Gue takut sesuatu yang gue gak pengen terjadi sama dia,"
"Gue yakin Prilly pasti sadar, dia kuat. Sekarang lo juga harus kuat. Percaya sama gue, apapun yang terjadi itu udah kehendak Tuhan. Bukan salah lo." ucapnya memegang kedua bahuku.
"Thanks, bro" ucapku kemudian membuang putung rokok yang tinggal sedikit dan kembali menuju rumah sakit.
Sebelum mengunjungi Prilly di ICU, aku memutuskan untuk mengunjungi mama terlebih dahulu. Karena tadi pagi aku tak sempat berpamitan dengannya.
"Li!" Aku membalikkan tubuh ketika ada yang memanggilku.
"Iya, pa?" tanyaku.
"Boleh papa ketemu mama?" tanya papa dengan raut wajah memohon. Aku berfikit sejenak. Tak ada salahnya mencoba, sekarang atau nanti sama saja bukan?
"Boleh," jawabku. Papa tersenyum senang sembari mengacak rambutku.
Dengan hati tak menentu aku membuka kamar rawat mama yang saat itu kebetulan sedang ada dokter. Papa memutuskan untuk menunggu di luar dulu.
"Assalamualaikum" ucapku kemudian menghampiri mama.
"Waalaikumsalam" jawab mama dan juga dokter yang sedang ada di dalam ruangan.
"Gimana keadaan mama, dok?" tanyaku.
"Alhamdulillah udah membaik. Sekarang sudah boleh pulang" ucap dokter, setelahnya suster langsung mencabut infus yang menempel di tangan mama.
"Alhamdulillah," ucapku kemudian merapikan barang-barang mama sembari menunggu.
"Ma,"
"Iya?"
"Ada yang mau ketemu sama mama," ucapku hati-hati sembari mendekati mama yang sedang duduk di ranjang.
"Oh iya? Siapa sayang?" tanya mama sembari tersenyum.
"Assalamualaikum" belum sempat aku menjelaskan, papa telah masuk ke dalam ruangan. Aku melihat mama yang sangat terkejut dengan kedatangan papa dan senyumannya menghilang.
"Ma," panggil papa. Mama hanya bisa diam menatap datar wajah papa.
"Maafin papa." ucap papa sembari memegang tangan mama.
"Saya gak tau harus jawab apa," ucap mama mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Emmm, maaf. Ali tunggu di luar aja ya," ucapku kemudian meninggalkan mama dan papa.
Aku bersandar di dinding sebelah pintu sembari melipatkan tangan di dada. Kenapa saat ini seperti semua masalah memojokkanku?
Tiba-tiba saja banyak perawat dan juga dokter yang berlarian panik ke arah ICU. Astaga, apa sesuatu terjadi dengan Prilly?
#####
Halooo para readerssss! Udah lama banget keknya aku ga update wkwkwkwk. Terlalu menikmati libur lebaran jadi ga buka work *aasekkHAHAHA
Btw, mohon maaf lahir batin yaa, maaf kalo selama ini ada kata yang kurang enak pas aku bales komen kalian, atau apapunn. Telat gapapa yahhh:'v
Maafkan kalo ini acak-acakan & gaada feelnya. Keep vote & comment owkayyy![Ps : dua part lagi end yaah]
Bandung, 12 July 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan
RomanceLima tahun merupakan waktu yang tak singkat untuk melewati hari-hari ini tanpa kehadiran dirimu.