20

5.2K 432 4
                                    

"Ali..bangun"

Tiba-tiba saja aku merasa tidurku terganggu dengan tepukan halus di pipi kanan dan kiriku. Aku mengerjapkan mata untuk menyesuaikan dengan cahaya.

"Prilly?" tanyaku setelah semua kesadaranku terkumpul.

"Bangun, lo kan harus ngampus" ucapnya lagi sembari mengelus pipiku. Aku langsung merubah posisiku yang tadinya berbaring langsung duduk.

"Pelan-pelan ih. Ntar pusing" ujarnya. Aku langsung menarik tangan Prilly untuk duduk di sampingku.

"Lo kok rajin amat sih pagi-pagi udah ke sini? Gak ngampus?" tanyaku sembari mengelus rambutnya.

"Gak tau kenapa gue kepikiran aja buat datengin lo pagi-pagi. Gue ngampus siang" jawabnya membuat aku tersenyum puas.

"Udah sana mandi. Gue udah bawain sarapan buat lo" ucap Prilly sembari bangun dari duduknya dan menarik tanganku.

"Gak mau mandiin gue, Prill?" godaku sembari menaik turunkan alis.

"Gesrek emang otak lo! Sana mandiiiii" ucapnya, namun aku masih bisa melihat semburat merah yang muncul di pipinya.

Aku mencuri kecupan di keningnya sebelum masuk ke kamar mandi.

"Berasa punya bini dah gue, pagi-pagi yang diliat bidadari, udah disiapin sarapan pula" gumamku sembari tersenyum.

"Pagii kesayangannya Ali" ucapku setelah keluar dari kamar mandi pada Prilly dan mama yang sedang asyik mengobrol.

"Enak banget ya, Li dibangunin bidadari?" ujar mama membuat aku terkekeh. Kondisinya pun sudah mulai membaik.

"Enak dong, ma. Berasa Ali punya istri kalo kaya gini" ucapku lagi.

"Idih gomballll" sela Prilly kemudian membuka kotak makanan yang ia bawa.

"Biarin, yang penting lo nya seneng." ucapku ikut duduk di samping Prilly.

"Udah ah, jangan kebanyakan gombal. Nih makan dulu" ucapnya kemudian menyodorkan kotak makan pada tanganku.

"Suapiiiin" rengekku. Ku lihat mama tertawa geli melihat aku yang manja di depan Prilly.

"Idih, manja banget lo. Ma, anak mama ini manja banget yaa" ucap Prilly pada mama. Namun setelahnya ia mengambil alih kotak makan yang ada di tanganku.

"Yang penting kalian sayang sama Ali" ucapku tersenyum.

"Gombal mulu, bosen. Nihh cepet makan, ntar telat. Aaaakkk" ucap Prilly sembari menyendokkan nasi goreng ke mulutku. Sembari mengunyah aku mencubit pipinya yang chubby.

#####

"Li, gue denger nyokap lo masuk rumah sakit?" ucap Dika setelah aku duduk.

"Iya,lo tau dari mana?" tanyaku menautkan alis.

"Ya tau donggg, Dikaaa" ucapnya bangga, aku bergidik menatapnya kemudian mengeluarkan ponsel.

AliR :
Gue udah nyampe, sayang. Lo masih di rumah sakit?

Prilly :
Iya, masih. Ini dokter lagi periksa mama.

AliR :
Makasih yaa. Lo ngampus jamber? Ntar gue anter

Prilly :
No prob. Jam 12. Kalo lo belum beres gapapa gue naik taksi.

AliR :
Gue udah masuk. Pokoknya nanti lo gue anter.

Setelahnya aku memasukkan ponsel ke dalam saku celana, dan bersiap menyimak penjelasan dosen.

#####

"Eh, Li"

Andin menyapaku ketika aku sedang berjalan menuju parkiran.

"Hai"

"Lo mau ke RS?" tanyanya dengan tas yang tersampir di bahunya.

"Iyaa. Sekalian mau nganter Prilly ngampus" jawabku kemudian memakai helm setelah sampai di parkiran

"Gue boleh ikut gak? Mau jenguk mama sekalian kenalan sama bidadari lo" ucapnya terkekeh.

"Boleh lah, ayoo" jawabku.

Cukup lama kami di perjalanan, tiba-tiba saja mataku menangkap seorang nenek-nenek yang sedang berjualan bunga di pinggir jalan.

"Gue mau beli bunga buat bidadari gue dulu ya, Din" ucapku sembari turun dari motor.

"Iyeee, sonoooo" jawab Andin.

"Nek, bunga yang ini berapa ya?" tanyaku sembari menunjuk bucket bunga mawar putih.

"Dua puluh ribu aja, nak" ucap nenek tersebut.

"Saya beli satu ya" ucapku kemudian mengeluarkan selembar uang limapuluh ribu.

"Gak ada uang kecil nak?" tanya nenek tersebut sembari mencari kembalian.

"Gak papa nek, buat nenek aja kembaliannya" jawabku.

"Alhamdulillah, makasih ya nak. Semoga selalu dilindungi Allah swt, selalu diberi kesehatan, dan diberi jodoh" ucap nenek tersebut yang membuat aku tersenyum seraya menjawab, "Aamiin, saya permisi ya" jawabku.

"Din, pegangin dong. Jangan ampe rusak yaa?" ucapku kemudian memberikan bucket bunga tersebut pada Andin.

"Siap, bos. Ayo ah, keburu pacar lo telat ngampusss" ucapnya.

Aku segera mengendarai motorku menuju rumah sakit yang jaraknya sudah lumayan dekat.

Setelah memarkirkan motor, aku dan Andin langsung masuk ke dalam rumah sakit dan menaiki lift untuk menuju ruang rawat mama. Baru saja aku akan membuka pintu, pintu tersebut telah terbuka duluan.

"Ali?" ucapnya terkejut, ku lihat matanya melirik ke arah Andin yang sedang memegang bucket bunga untuknya.

Mampus, gue lupa ambil bunganya lagi!, umpat ku dalam hati.

"Eh iya, gue duluan ya Li. Mau ke kampus" ucapnya sembari mengalihkan pandangannya dari Andin.

"Tunggu, Prill. Gue anter" ucapku mencekal lengannya.

"Ah, gue bareng Naura kok" jawabnya kemudian masuk ke dalam lift yang letaknya di depan kamar mama.

Aku yang masih bingung hanya bisa terdiam menatap kepergiannya.

"Eh, dodol! Lu kejar dongg!" ucap Andin menepuk bahuku.

Tanpa aba-aba lagi aku berlari menuju lift dan menekan tombolnya berulang kali.

"Shit!" umpatku saat lift masih berada di lantai lima. Aku langsung berlari menuju tangga dengan terburu-buru.

Sesampainya di lantai dasar aku langsung mencari Prilly ke seluruh penjuru rumah sakit. Setelah melihat Prilly yang sedang menyetop taksi, aku langsung berlari menghampirinya sebelum terlambat.

"Prilll!" panggilku. Sialnya ia hanya menengok dan langsung masuk ke dalam taksi.

"Arrrggghhhhh! Prilll! Lo salah sangkaaa!"

#####

Halooo!
Ini cepet gak updatenya? Wkwkwk. Vote&commentnya dong gaesss jangan jadi siderrr hahaha. Ini gak tau udah mau end gatau belum sihh hahaha.
Goodnight gaesss.

Bandung, 25 June 2016

KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang