9

6.4K 511 14
                                    

"Tadi lo bilang, ini hobby lo. Emang lo sering hiking gitu?" tanyaku saat kami kembali memulai perjalanan turun dari Tebing Keraton.

"Ya, gak sering juga sih. Kakak gue over banget. Padahal gue ikut club Pencinta Alam gitu di kampus" jawabnya sembari meneguk air mineral.

"Loh, bukannya Pencinta Alam itu kegiatannya pasti bersangkutan sama alam, kan? Kalo kakak lo over gitu, lonya gimana?" tanyaku yang mulai tertarik dengan pembicaraannya.

"Yaa, gue mesti mohon-mohon dulu sama dia. Kadang dia suka nyuruh orang kepercayaannya buat ikutin aktivitas gue kalo lagi ada acara bareng Pencinta Alam" jawabnya.

"Kakak lo kerja apa?" tanyaku.

"Alhamdulillah, bisa lanjutin kerjaan papa waktu dulu jadi CEO di perusahaan keluarga besar gue. Tapi lo jangan ngira kakak gue jadi CEO karena perusahaan itu punya keluarga besar gue"

"Kakak gue bisa jadi CEO itu murni hasil jerih payah dia sendiri" jelasnya lagi setelah ada jeda.

"Yayaya, gue percaya. Kalo kakak lo ada tugas keluar kota, lo pasti sendiri di rumah. Emang lo kagak takut?" tanyaku. Apa itu bentuk kekhawatiran?

"Lo lupa gue kaya apa? Lagian juga ada Tuhan kan?" ucapnya santai. Sesimple itu kah pemikirannya?

"Tapi kalo seandainya sesuatu yang aneh terjadi sama lo?" tanyaku.

"Yaa, mungkin itu udah takdir gue?" ucapnya mengedikkan bahu acuh.

"Eh, lo tuh jangan cuek-cuek jadi cewek. Tar cowok yang deketin lo males lagi" ucapku terkekeh.

"Lagian gue kaya gini, emang masih ada cowok yang mau sama gue?" ucapnya.

"Gue mau" ucapku jahil.

"Dihhh" jawabnya sembari menjulurkan lidahnya padaku.

"Kita ke rumah nenek gue dulu aja ya. Gue cape banget, daripada ntar kenapa-kenapa kan di jalan?" ucapku setelah kami sampai di mobil.

"Terserah lo sih, gue mah ngikut aja" ucapnya sembari menyandarkan kepalanya di sandaran jok.

"Tumben lo kagak protes" ucapku mulai menyalakan mesin mobil.

"Lagi capek debat sama lo, gue" ucapnya.

"Jangan dulu tidur, lo. Gue mau ngajak lo makan" ucapku saat melihat Prilly mulai memejamkam matanya.

"Mau makan di mana?" tanyanya menoleh pada ku.

"Ada lah, suatu tempat" ucapku. Memang sebelum memutuskan pergi ke Bandung, aku mencari-cari informasi tentang tempat wisata dan kuliner yang bagus dan juga unik.

"Ya, gue tau pasti tempat lah Aliiii, tapi dimana?" tanyanya jengah.

"Udah, lo percaya aja sama gue. Lo pasti suka" ucapku.

Tak lama kemudian, kami telah sampai di cafe D'Pakar. Jangan salah, namanya saja cafe. Tapi dalamnya tak seperti cafe.

"Mau indoor atau outdoor?" tanyaku pada Prilly yang masih terpana melihat sekelilingnya.

"Liat-liat dulu deh" ucapnya. Aku segera menarik tangannya untuk masuk ke dalam cafe.

 Aku segera menarik tangannya untuk masuk ke dalam cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang