Aku dan Prilly sama-sama terdiam di atas bangku taman berwarna coklat, di bawah taburan bintang-bintang. Kehabisan bahan pembicaraan. Karena saat ini aku lebih memilih untuk menatap wajahnya.
"Tumben lo gak make..motor" ucapnya memelankan suaranya diakhir saat melihat aku menatap wajahnya.
"Yakali gue berduaan naik motor sama Dika. Mending bareng lo, enak diliatnya" ucapku menatapnya.
"Maunya lo!" ucapnya menyilangkan tangannya di dada.
"Eh, menurut lo. Wajar gak sih baru putus terus jatuh cinta?" tanyaku, entah apa yang membuatku menanyakan ini padanya.
"Pandangan orang beda-beda Li. Menurut gue sih yaa, wajar-wajar aja. Kita gak bisa milih mau jatuh cinta kapan, sama siapa"
"Tapi lo harus yakinin dulu, bisa aja itu cuman kagum, atau yang lebih parah lagi, pelampiasan" ucapnya membuat aku menarik nafas dalam-dalam.
"Bijak amat buk!" ucapku menyentil keningnya pelan.
"Dih, tadi nanya. Udah dikasih jawaban malah diledek. Ngeselin lo!" jawabnya.
"Kalo ngobrol sama lo gak berantem tuh, gak afdol kayanya!" ucapku.
"Makanya, lo jangan ngeselin-ngeselin jadi cowok!" ucapnya.
"Kadar kegantengan gue gak akan berkurang" ucapku santai.
"Dih, GR banget lo!" ucapnya.
"Biarin. Eh, makan yuk!" ajakku kemudian menegakkan posisi dudukku.
"Gak laper"
"Ck! Temenin gue aja! Lagian ini udah malem, masa lo kagak makan?" ucapku mulai berdiri.
"Males, ntar gendut"
"Cewek tomboy bisa takut gendut juga?" ucapku terkekeh.
"Ish, mulut lo!" ucapnya sebal dengan bibir yang mengerucut.
"Jangan salahin gue kalo tiba-tiba gue cium lo ya!" ucapku mendekatkan wajahku padanya.
"Mesum looo! Buruan katanya mau makan!" ucapnya menjauhkan wajahku dari wajahnya kemudian berdiri.
"Mau di resto tempat mereka dating?" tanyaku.
"Terserah lo lah, lo yang mau makan!" ucapnya.
"Sewot mulu lo, ayok!" ucapku menarik tangannya menyebrangi jalanan.
"Kita mau gabung sama mereka atau misah aja?" tanyaku saat kami telah masuk ke dalam restoran.
"Gabung aja deh" jawabnya. Aku langsung menghampiri meja Dika.
"Loh, kalian udah saling kenal?" tanya Dika saat kami menghampiri mejanya.
"Nanti gue ceritain. Jangan ganggu lo" bisikku setelah duduk di sebelahnya.
"Lo pacarnya Prilly kan?"
UHHHUKKK..UHHUKKK
Aku tersedak saat sahabat Prilly yang waktu itu memeluknya, menanyakan hal tersebut.
"Enggak, kita sahabatan doang" jawabku setelah meneguk jus jambu.
"Lebih tepatnya sih belum ya" ucapku kembali. Kulihat Prilly membulatkan matanya menatapku aneh. Aku hanya tersenyum sembari mengedipkan mata.
"Ngarep lo!" ucap Prilly tanpa bersuara.
"Dik, lo bawa mobil gue dulu deh. Biar gue anter dia" ucapku setelah kami selesai makan.
"Eh, enggak! Apaan, enak aja lo! Naura nginep di rumah gue, iya kan Nau?" tanya Prilly pada sahabatnya yang bernama Naura.
"Hehehe, sorry Prill. Gak jadi" ucapnya cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan
RomanceLima tahun merupakan waktu yang tak singkat untuk melewati hari-hari ini tanpa kehadiran dirimu.