8

6.4K 534 13
                                    

"Prill, banguun. Udah nyampeee"
"Heyy"
"Tomboy alayyy bangunnn"

Berbagai kata telah aku ucapkan untuk membangunkannya. Namun sama saja. Ia tetap terlelap. Hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk menepuk pipinya.

"Enghhh..." lenguhnya kemudian mengucek matanya dan duduk.

"Lo tidur apa pingsan? Susah amat dibanguninnya?" ucapku sembari memakai sepatu.

"Bodo ah. Kita di mana?" tanyanya sembari mengikat rambutnya yang terurai.

"Kita di Tebing Keraton" jawabku.

"Serius? Gue udah lama banget pengen ke sini!!" ucapnya bersemangat membuat aku tersenyum gemas.

"Iya, yaudah ayo turun" ucapku.

"Tapi ini belum nyampe Tebing Keraton nya. Kita harus naik lagi ke atas, di sini cuman parkir aja" ucapku saat kami telah keluar dari mobil.

"Ke atasnya naik apa?" tanyanya.

"Bisa naik ojeg, bisa juga jalan sih. Gue mah bebas. Kalo lo mau naik ojeg ayo, jalan juga ayo, siapa takut" ucapku.

"Jalan aja yuk! Kayanya seru!" ucapnya bersemangat.

"Serius lo? Jauh loh jalannya. Hampir dua kilometer sih kalo gak salah" ucapku khawatir ia kecapean.

"Lo gak kuat yaa?" tanyanya dengan tertawa mengejek.

"Enak aja lo kalo ngomong. Gue mah takut lo nya kecapean!" jawabku.

"Gak akan. Tinggal bawa minum juga jadi gue mah" ucapnya dengan tak sabaran.

"Oke. Oke. Gue udah bawa minum, plus makanan cemilan di ransel. Bener ya, lo kuat? Gue gak mau di tengah jalan lo minta gendong, apalah" ucapku.

"Enak aja. Ini hobby gue. Lo gak usah khawatir. Ayo ah, keburu siang" ucapnya.

Setelah mengunci mobil, kami segera memulai perjalanan kami menuju Tebing Keraton. Mungkin setiap menit, selalu ada tukang ojeg yang menawari kami.

"Lo orang Bandung berarti ya?" tanya Prilly.

"Bisa di bilang gitu sih. Nyokap gue yang dari Bandung" jawabku.

"Lo sering ke Bandung?" tanya Prilly lagi. Sepertinya ia sudah mulai bisa berdamai dengan ku.

"Setahun sekali sih. Pas lebaran doang. Cuman tahun ini belum" jawabku.

"Yaiyalah, Li. Sekarang belom bulan puasa, elaah" ucapnya.

"Bagusnya sih kalo ke sini pagi banget. Masih berkabut. Keren banget deh" ucapku kemudian mengajak Prilly duduk di salah satu warung.

"Gue liat di instagram sama internet juga gitu, keren banget. Masih berkabut. Eh, itu awan ya, Li?" tanyanya antusias.

"Iya. Lo mau foto?" tanya ku.

"Boleh deh, nih" ucapnya sembari menyodorkan HP nya pada ku.

"Gak usah, pake kamera gue aja. Ntar gue kirim" ucapku kemudian mengangkat kamera bersiap memfoto Prilly.

"Lo tuh gak bisa ya, gayanya cewek-an dikit?" ucapku sembari melihat hasil bidikkan ku.

"Yaelah Li, protes mulu lo" ucapnya.

"Udah bisa manggil Ali sekarang?" tanya ku terkekeh.

"Ya terus gue manggil lo apa?" ucapnya kesal.

"Bebas sih. Mau sayang kek, ayang kek, beb kek. Bebas gue mah" ucapku diiringi dengan kedipan mataku.

"Najis lo, ayo lanjut" ucapnya.

KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang