10

6.3K 496 7
                                    

"Assalamualaikum"

Aku telah sampai di rumah nenekku yang letaknya tak jauh dari Tebing Keraton dan Cafe D'Pakar. Sepertinya saudara-saudara ku sedang berkumpul, dilihat dari banyaknya mobil yang terparkir di depan.

"Waalaikumsalam, yaallah Aliii. Meuni gak bilang mau ke Bandung teh" ucap nenek yang sepertinya terkejut dengan kedatangan ku dan langsung menghampiri ku.

"Iya nek, Ali mendadak ke Bandung nya" ucapku kemudian menyalami tangannya diikuti dengan Prilly.

"Ini siapa, Li? Geulis pisan" ucap nenek sembari mengelus rambut Prilly.

"Ini temen Ali, nek. Namanya Prilly" ucapku kemudian menatap Prilly.

"Prilly nek" ucap Prilly lagi.

"Sok atuh langsung makan aja, di dalem lagi pada makan siang" ucap nenek. Memang saat ini kami masih berada di teras, karena tadi sempat melihat nenek sedang menyiram tanaman.

"Yaudah Ali sama Prilly masuk ya" ucapku kemudian menarik tangan Prilly untuk masuk.

"Assalamualaikum" ucapku lagi setelah membuka pintu.

"Waalaikumsalam" jawab mereka serentak sembari melanjutkan makan siangnya.

"A' Ali meuni gak bilang-bilang atuh, mau ke sini teh" ucap Wa Anna.

"Hehehe, iya wa. Mendadak" jawabku kemudian menarik Prilly untuk duduk.

"Om Aiiii!" panggil keponakan ku, Kiya yang berada di gendongan papanya.

"Halo Kiyaa" ucapku sembari mendekatinya.

"Au i endong om Ai" ucapnya menggapai tanganku.

"Nah, lo asuh dulu ya. Gue mau makan dulu, laper" ucap Rizky, kakak sepupu ku.

"Siapp" ucapku langsung mengambil Kiya dari gendongannya. Prilly yang melihat aku menggendong Kiya langsung menghampiriku.

"Halo cantik! Namanya siapa?" tanya Prilly.

"Ki..ya" jawab Kiya mengeja namanya.

"Ohh, Kiya. Kenalin nama.." ucap Prilly menggantung, sepertinya ia bingung menyebut dirinya apa.

"Aunty Prilly" sambarku cepat.

"On..ti Pi..yi" ucap Kiya kembali mengeja nama Prilly. Prilly tampak senang kemudian mencubit gemas pipi chubby Kiya.

"Mau gendong dong, Li" pinta Prilly sembari memainkan tangan Kiya.

"Emang dia mau?" ucapku jahil.

"Ish, lo mah! Kita liat aja ya"

"Kiya, gendong sama Aunty yuk!" ucap Prilly menyodorkan tangannya.

"Kiya, gendong sama Aunty yuk!" ucap Prilly menyodorkan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Au ama om Ai aja!" ucap Kiya sembari memeluk leher ku.

"Wleee! Gue bilang juga apa!" ucapku menang.

"Ish! Nyebelin loooo" ucap Prilly mencebikkan bibirnya membuat aku gemas.

"Kiya coba liat Aunty Prilly, kaya kartun yang suka Kiya tonton ya" ucapku membuat Kiya melirik Prilly.

"Donal bebek!" ucap Kiya girang sembari bertepuk tangan.

"Ih, apaan. Aunty kan cantik, masa kaya donal bebek Kiya?" ucap Prilly.

"Kalo gini, kaya belbi" ucap Kiya sembari menarik bibir Prilly membentuk senyuman.

"Cantik ya, Kiya?" ucapku membuat pipi Prilly bersemu.

"Tantik! Nanti kalo Kiya udah gede, kaya onti Piyi" ucap Kiya membuat Prilly tersenyum gemas kemudian mencium pipi gembulnya.

"Kiya sama mama dulu yuk. Om Ali mau makan dulu" ucap mba Ninda menghampiri ku.

"Ah, gapapa ko mba. Ali udah makan tadi bareng Prilly" ucapku.

"Eh iya, pacar barunya Ali ya?" goda mba Ninda.

"Ah..eh.. engga. Bukan. Kita temenan aja, lagian baru ketemu tiga hari" jelas Prilly salah tingkah.

"Walah? Seriusan Li?" ucap mba Ninda terkejut.

"Gak bohong" jawabku sembari menciumi seluruh wajah Kiya.

"Eh, pacar lo emang gak akan marah lo ke Bandung bareng cewek?" ucap Robi. Saat ini seluruh keluargaku telah selesai makan siang dan mengobrol bersama.

"Udah gak bareng" jawabku tanpa minat.

"Kunaon atuh? Sugan teh mau sampe pelaminan" ucap Wa Anna membuat aku tersenyum getir.

"Udah nggak cocok aja, Wa. Bahaya kalo dilanjut sampe situ" ucapku terkekeh.

"Cepet amat lo dapet yang baru" ucap Robi terkekeh.

"Enak aja lo, dia mah sahabat gue" ucapku sembari mengacak rambutnya yang terikat. Prilly menatapku bingung dengan tatapan sejak kapan?

"Sa ae lo" ucap Robi terkekeh.

"Mama gimana Li? Damang?"

Saat ini aku sedang mengobrol bersama seluruh keluarga ku di ruang TV, sementara Prilly sedang asyik mengobrol bersama Mba Ninda juga Kiya.

"Alhamdulillah Wa, udah agak mending sekarang. Mau di ajak ngobrol, sama berjemur" ucapku.

"Alhamdulillah. Nanti deh kapan-kapan kita ke Jakarta jenguk mama" ucap nenek.

Cukup lama kami mengobrol, pukul empat sore aku putuskan untuk mengajak Prilly kembali ke Jakarta.

"Yaudah atuh ya, Ali sama Prilly pulang dulu" ucapku berpamitan.

"Eh, kirain teh mau ngendong. Meuni cepet-cepet atuh" ucap nenek.

"Hehehe, iya kasian dia kecapean" ucapku melirik Prilly.

"Yaudah atuh, hati-hati ya. Ali jangan ngebut-ngebut, bawa anak cantik" ucap nenek membuat Prilly tersipu.

"Kiyaaaa, om sama Aunty pulang dulu ya" ucapku menghampiri Kiya yang sedang bermain boneka.

"Becok cini agi ya" ucap Kiya menghampiri aku dan Prilly.

"Inshaa Allah ya, sayang" ucapku menggendong dan mencium pipi Kiya sebentar.

"Aunty pulang ya Kiya" ucap Prilly mencubit gemas pipi Kiya.

"Dada onti antik!" ucap Kiya membuat ku tersenyum kecil.

#####

"Lo kedinginan?" tanyaku saat Prilly mengelus lengannya kemudian menggosokkan kedua telapak tangannya.

"Hm?" tanyanya menoleh ke arahku. Tanpa menjawab pertanyaannya, aku langsung membuka jaket dan memberikannya.

"Ish cantik-cantik pinter lo!" ucapku kemudian memakaikannya pada Prilly.

#####

N

ote :
Geulis pisan : Cantik banget
Kunaon atuh? : kenapa?
Sugan teh : kirain
Damang? : baik?
ngendong : menginap

Soreee! Maafkan keanehan part ini hahaha, maafkan pendek yaa!
Votmment nya ya!

Bandung, 14 May 2016

KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang