sembilan belas: "Maaf"

7.9K 721 42
                                    

HARI Minggu yang biasa Reza lakukan dengan teman-temannya atau melakukan family time kini harus dia tunda untuk sementara. Kirana akhirnya siuman tadi malam dan langsung dipindah rawat oleh Adam ke Jakarta, lebih spesifiknya: di rumah sakit yang sama dimana ayah Adam dirawat. Tadi malam pula, Adam menceritakan semuanya. Mengisi seluruh bagian cerita yang rumpang. Sepertinya kakak dari Kirana itu telah memaafkannya dan telah memberikan kepercayaannya kembali kepada Reza.

Dan di sini lah Reza. Berdiri mematung di depan pintu ruang rawat di pukul satu siang ketika hawa Jakarta sedang panas-panasnya. Sejak pagi dia sudah berkelana menyusuri Jakarta, mencari-cari tempat tinggal dari Raka Kusnan. Ya, nama ayah kandung Kirana adalah Raka. Raka dan Diana, saling berpadu huruf membentuk Kirana.

Tapi sayang, alamat yang dia jumpai itu adalah milik sebuah keluarga harmonis dengan satu istri dan tiga anak kecil. Reza yakin bahwa itu adalah rumah Raka, melihat bagaimana rupa Raka yang sangat mirip dengan Kirana. Namun tetap saja. Bagaimana cara Reza meyakinkan Raka kalau Kirana adalah anaknya? Bagaimana perasaan seorang istri ketika melihat seorang anak yang tiba-tiba saja mengaku bahwa dirinya adalah anak dari suaminya? Bagaimana respon para ketiga anak itu?

Ini semakin runyam dan hanya itu yang bisa Reza lakukan, pergi menjauh kemudian menghampiri Kirana di sini. Pertanyaan selanjutnya pun terbuat. Apa Kirana menerimanya datang ke sini setelah semua yang secara tak langsung dia perbuat? Ini masih sebuah salah paham dan belum ada waktu yang tepat. Seperti detik ini.

Ketika Reza dengan sangat perlahan membuka pintu rawat itu, terdengar suara berat dan dalam yang tampak sedang berbicara. Reza sedikit menyembulkan kepalanya ke dalam, memandang punggung lebar milik pria yang tampak ringkih dalam balutan baju rumah sakit dan kursi roda dengan infus tersemat di tangan kirinya. Itu pasti ayah tiri Kirana.

"Sudah lama sekali kita tak berbicara dan sangat disayangkan kita berbicara lagi di saat seperti ini."

Reza terdiam. Niat awalnya yang ingin masuk tak jadi ia lakukan. Sebuah senyuman kecil dia sunggingkan. Pria itu hendak memperbaiki segala hal yang rusak, seperti dirinya. Semua orang hanya ingin memperbaiki segala hal.

"Mungkin kamu sangat membenci Papa karena selama ini bersikap tak acuh ke kamu. Bahkan Papa tak sekali-duakali membentak, memukul, dan melakukan hal buruk lainnya. Ini semua murni kesalahan Papa karena sakit hati akan Mamamu. Tapi harusnya Papa membuka mata lebar-lebar. Bukan hanya Papa yang disakiti di sini, tapi juga Adam, Cakra, dan kamu. Bahkan diri Mama sendiri pun tak luput dari sakit." Ridho diam sejenak, menggeleng-gelengkan pelan kepalanya. "Kita bagai saling melukai padahal seharusnya keluarga saling mencintai. Dan ini adalah kesalahan kami sebagai orang tua. Maaf, Kirana, maaf."

Terdengar isakan berat yang diiringi oleh tarikan napas sesak setelahnya. Tangan pria itu menaut tangan Kirana yang kini terpejam. Meskipun dalam posisi membelakangi, Reza dapat menangkap semuanya. Bagaimana rasa sesak itu mengoar keluar, Reza merasakannya hingga tubuhnya turut dilanda rasa itu. Kirana terlalu terluka secara batin dan Reza tak bisa membayangkan bagaimana penolakan yang terjadi jika cewek itu bertemu ayah kandungnya nanti.

"Ketika kamu pergi dari rumah, di situ Papa tahu kalau akhirnya ketakutan Papa terjadi juga. Papa takut kamu pergi, Kirana. Papa mencintai kamu dengan segenap nyawa Papa tapi Papa justru bertingkah sebaliknya. Papa bertindak seakan kamu tak dibutuhkan lagi dengan alibi semua hanya untuk mengobati luka. Tapi luka yang Papa kira akan sembuh malah justru semakin besar dan begitu pula rasa sayang Papa ke kamu. Papa mengekang kamu karena Papa tak mau kamu pergi, Kirana. Kamu putri kecil Papa dan akan terus begitu. Papa nggak akan rela kamu pergi dan mencari ayah kandungmu karena dia bukan tipe yang bertanggung jawab saat dulu. Dia meninggalkan ibumu dan kamu begitu saja."

TCP [1] : "Rebound"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang