Chapter 15 - So Cold

115 12 0
                                    

"Sa Rang.." Panggilku.

Dia hanya menatapku dan pergi menjauhiku. Aku hanya melihat punggungnya semakin jauh dari diriku.

Sejak kejadian kalungnya yang ditemukan di lokerku dia menjadi sangat dingin padaku. Dia bahkan tidak ingin berbicara padaku.

"Sudahlah, biarkan dulu dia sendirian.. Aku juga yakin kalau dia tidak akan seperti itu terus.." Ujar Eun Sang.

"Yah.. Mungkin memang itu yang dia butuhkan.."

Aku ingin kita bersama kembali, seperti dulu kembali.

~ ~ ~

"Shin Rae, kamu udah mengerjakan tugas kliping biologi?" Tanya Jae Young padaku sambil membuka klipingnya sendiri.

"Sudah, memangnya kenapa?" Jawabku santai.

"Tidak, hanya ingin bertanya.." Ujarnya sambil nyengir aneh.

"Shin Rae! Kliping biologi udah dikerjain? Lihat dong.." Tiba-tiba Eun Sang datang kepadaku dengan gaya paniknya yang khas, alay bin koplak.

"Ini.." Aku menyodorkan klipingku dan dia langsung membukanya.

"Aduh.. Ada 2 bab yang belum kukerjain lagi.." Dia menggaruk kepalanya yang membuat rambutnya acak-acakan.

"Ini, gomawo.. AARRGHH!!! Bagaimana ini!?!" Stress mendadak Eun Sang kambuh lagi.

"Eh, Sa Rang.. Udah ngerjain kliping biologi?" Tanya Jae Young pada Sa Rang yang sedang berjalan dengan tergesa-gesa.

"Udah.." Dia menjawab dengan cueknya.

Dia pun mengambil beberapa kertas dari tasnya. Sepertinya itu keperluan kesiswaan lagi.

SYUUT...

Salah satu kertasnya jatuh ke kakiku. Aku pun mengambilnya dan memberinya pada Sa Rang. Dia menatapku dengan rasa kesalnya dan mengambil kertas itu dari tanganku.

Lalu pergi, tanpa mengucapkan terima kasih atau pun tersenyum padaku. Jae Young mendekatiku dan menepuk bahuku.

"Dia pasti akan kembali padamu, percayalah padaku.." Katanya.

"Iya, Eun Sang juga mengatakan hal yang sama.." Jawabku.

"Bagaimana kalau kita ke kantin? Mumpung masih istirahat.." Tanyanya.

"Oke.."

~ ~ ~

Kulihat langit malam ini. Langit terlihat sangat cerah, bintang-bintang bertaburan. Sangat indah.

Aku pun teringat kembali pada Sa Rang. Dia sangat menyukai astronomi, terlebih pada bintang. Dia bahkan memiliki bintang kesukaan, sirius.

"Haah.. Bintang sirius, aku gak tahu dimana posisimu dan seperti apa bentukmu.. Aku hanya ingin bertanya, ada apa dengan Sa Rang? Kenapa dia terus menjauhiku? Kenapa dia terus-menerus bersikap dingin padaku?" Tanpa kusadari aku berbicara sendiri.

"Ah, aku udah gila.. Ngapain aku bertanya pada bintang? Apalagi bintang yang aku sendiri hanya mengetahui namanya.." Ujarku lagi.

Aku pun melirik pada jendela Sa Rang. Kosong, tidak ada dirinya yang biasanya tersenyum manis padaku. Tidak ada lagi omelannya, suara cemprengnya.

Aku merindukannya. Kenapa hanya karena kalung itu kita menjadi sangat jauh?

Dia menjadi sangat dingin, sedingin es. Saat ini memang sudah mendekati musim gugur, tapi kenapa aku merasa seperti sudah di musim dingin?

"Sa Rang pernah bercerita padaku kalau kita bisa mengucapkan harapan pada bintang, bintang pertama yang kita lihat.. Apa itu memang benar? Apa itu akan berhasil?"

"Tidak ada salahnya kau mencoba..."

"Ah, nuna.."

"Apa yang terjadi? Apa ini menyangkut hubunganmu dengan Sa Rang?" Tanyanya dan duduk disampingku.

"Benar.. Dia menjadi sangat dingin padaku, hanya karena kalungnya yang hilang dan ditemukan dilokerku.. Dia menganggap aku yang mengambilnya, padahal tidak..." Jelasku pada nuna.

"Lalu menurutmu apa sebuah harapan bisa sedikit membantumu?" Tanyanya lagi.

"Apa nuna berusaha untuk menyuruhku berharap pada bintang?" Aku menanyakan pertanyaan padanya dan dia hanya tersenyum.

"Tidak ada salahnya kan? Mungkin saja ini dapat sedikit membantumu.." Katanya dan dia berjalan keluar dari kamarku.

"Hmm.. Tidak ada salahnya.."

"Bintang terang, bintang pertama yang kulihat, aku berharap hubunganku dengan Sa Rang dapat kembali dan menjadi sangat indah..." Aku pun mengucapkan harapanku.

Aku pun kembali memandang bintang lagi dan aku melihat ada satu bintang yang sepertinya menjadi terang.

Aku menutup mataku dan membukanya lagi dan memandang lagi bintang itu. Tidak ada lagi, bintang yang sangat terang itu menghilang.

Udara malam ini lumayan dingin, angin berhembus kencang. Aku pun berjalan dari balkon kamarku ke dalam kamarku.

Tapi sebelumnya aku melihat lagi bintang dilangit.

Aku berharap harapanku terkabulkan...

~ ~ ~

Heylouw (alay banget ye..)

Mungkin ada beberapa orang yang bingung dengan P.O.V disini.
Aku menerapkannya perchapter, jadi misalnya chapter ini Shin Rae, nanti ada lagi Sa Rang, Eun Sang, dan juga Jae Young.

Well, enjoy aja cerita ini terus ya..

Terima kasih sudah membaca ^^

Summer LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang