Farryn merasa ada seseorang yang mengikutinya. Sejak keluar dari gerbang sekolah tadi, gadis itu merasa gelisah. Berkali-kali ia menongok ke belakang tapi tak ada siapapun. Tak ada yang mengikutinya. Mungkin itu hanya perasaannya saja.Tiba-tiba gadis itu terkesiap melihat bayangan hitam melintas di depannya. Sangat cepat. Seperti angin. Farryn merasa bulukuduknya meremang, jantungnya berdebar keras. Ia berhenti melangkah. Menarik napas panjang kemudian mengembuskannya perlahan. Jalan yang di laluinya sangat sepi, jarang sekali ada kendaraan melintas. Kendaraan umum tidak pernah lewat jalan ini. Karenanya Farryn terpaksa berjalan kaki.
Gadis itu mengatur napasnya kemudian lanjut berjalan. Berusaha tidak memperdulikan rasa takutnya.
Saat melewati perumahan tua Farryn mencium bau aneh, bau bunga kemboja. Tapi yang ia lihat di sekitar sini tidak ada pohon bunga kemboja. Farryn merinding. Aneh sekali, mengapa hari ini tidak ada seorang pun yang melintas di jalan ini?
Farryn berusaha untuk tidak takut. Ia berlari ingin cepat-cepat sampai rumah. Namun tiba-tiba ia tersandung sesuatu hingga terjatuh.
Gadis itu meringis merasa perih di bagian lulutnya. Ia menyingkapkan roknya kemudian mendapati lututnya berdarah.
"Kau baik-baik saja?" Suara berat seorang pria mengagetkannya. Ia mendongak dan mendapati Alex sedang menatapnya datar.
Farryn merasa aneh, sejak kapan Alex berada di sini? sebelum terjatuh tadi ia tidak melihat ada pria itu di sekitar sini. Ia juga tidak mendengar langkah kaki seseorang. Alex tiba-tiba sudah berada di depannya. Bukankah itu tak wajar?
"Bisakah kau membantuku berdiri?" pinta Farryn memohon. Ia merasa butuh bantuan seseorang untuk berdiri, kebetulan Alex ada di depannya.
Pria itu mengulurkan tangan yang langsung di raih oleh Farryn. Cindai berhasil berdiri dengan bantuan Alex. Ia merasa kalau Alex adalah penyelamatnya. Sudah beberapa kali pria itu datang di saat Farryn membutuhkan bantuan. Saat insiden hujan itu misalnya. Farryn teringat ia belum berterima kasih pada Alex. Gadis itu tersenyum tulus kemudian berkata, "Terima Kasih."
.
"Ya," jawab Alex datar.
.
"Sejak kapan kau ada di sekitar sini?" tanya Farryn menyelidik, masih penasaran dengan kemunculan Alex yang sangat tiba-tiba.Pria itu terlihat kaget namun sangat pandai menyembunyikanya. "Sejak melihatmu terjatuh," jawabnya tanpa ekspresi.
Farryn mengernyit. 'Sejak melihatmu terjatuh' jawaban apa itu? Farryn jadi curiga apakah Alex menguntitnya.
"Aku tidak menguntitmu, hanya kebetulan lewat," katanya bisa menebak isi otak Farryn.
"Benarkah? sejak tadi aku tidak melihat seseorang di sekitar sini, lalu kenapa kau bisa berada di sini? kecuali kalau kau bersembunyi." Farryn menatap Alex dengan pandangan menuduh.
"Itu bukan urusanku." Alex mengangkat kedua bahunya acuh.
"Aku hanya merasa bahwa ini aneh," gumam Farryn.
"Lututmu berdarah, kau harus segera membersihkannya agar tidak infeksi," kata Alex datar tanpa menatap Farryn, pria itu memandang lurus ke depan.
"Baiklah, sepertinya kau benar. Kalau begitu sampai nanti." Farryn nyengir memperlihatkan deretan giginya yang berjajar rapih.
Alex menatap Farryn dengan satu alis terangkat. Kemudian Alex berjalan meninggalkan Farryn yang masih mematung.
====
"Bagaimana sekolah barumu?" tanya Laura -Bibinya Farryn. Kali ini mereka sedang menyantap makan malam. Farryn dan Laura hanya tinggal berdua di rumah ini. Bibi Laura adalah janda yang tidak memiliki anak. Sedangkan Farryn-Gadis itu ditinggalkan kedua orangtuanya saat kecelakaan sebulan yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistery In School
HororAku tak mengerti mengapa bibi memindahkanku dari sekolah lama ke sekolah ini. Sekolah yang berhasil membuatku merinding dan percaya dengan hal-hal mistis yang dibicarakan teman-teman baruku. Padahal aku adalah orang yang selalu berfikir logis dan ti...