MIS | 20

33.4K 2.5K 51
                                    

MIS | 20

Farryn terbangun dan menyadari dirinya kini berada di ruangan yang sangat asing. Ruangan ini bisa dikatakan sebuah kamar karena terdapat ranjang di dalamnya. Ranjang yang sedang diduduki Farryn. Ruangan ini tidak terlalu luas, namun tidak juga sempit. Tidak terdapat ruangan pentilasi di sini.

Farryn menerawang memutar ingatannya. Mencoba membuka kembali memori sebelum ia berada di sini. Dan ingatan itu mengacu pada dirinya yang tadi berada di dalam kamarnya sendiri, hendak masuk ke dalam jasadnya, tapi jasadnya menolaknya. Sampai akhirnya datang seorang gadis yang ia ketahui kalau itu Elsa.

Elsa membawanya ke sebuah labirin melewati portal, dan saat di labirin itu Farryn melihat sebuah pintu. Pintu yang ia yakini kalau itu adalah askes satu-satunya untuk masuk ke ruangan ini.

Suara tarikan daun pintu terdengar nyaring saking heningnya ruangan ini. Lalu, munculah sosok gadis cantik dengan gaun putih yang membungkus tubuhnya dengan pas. Gadis itu adalah Elsa, sebuah senyuman meluluhkan terbit dari bibir gadis itu.

"Farryn," panggil Elsa lembut, kini gadis itu sudah duduk di samping Farryn.

Farryn terlihat bingung, ia tidak ingat kejadian sebelum dirinya tertidur di ruangan ini. Dan ketika mencoba mengingatnya kepala Farryn terasa berat, seperti ada dinding penghalang saat ia mencoba menerobos ingatannya.

Elsa menatap Farryn lekat-lekat, tidak ada senyum lagi di bibirnya, kini wajahnya berubah serius, "Kau harus menyelamatkanku, apa kau bersedia?" tanyanya dingin, matanya menyorotkan kesakitan, seolah sudah lama ia merasakan penderitaan dan ingin segera terbebas dari penderitaan itu.

Farryn menegang, sekujur tubuhnya menjadi merinding. Suhu di ruangan ini mendadak dingin, membuat Farryn menggigil. Sungguh! Ia tidak mengerti mengapa Elsa selalu memintanya untuk menyelamatkannya. Ia ingin bertanya, tapi kata-katanya tertahan di bibir.

"Hanya kau yang bisa menyelamatkanku. Jadi, kau tidak punya kesempatan untuk menolak."

"Apa yang akan kau lakukan?" Farryn terkesiap, tiba-tiba saja Elsa meraih telapak tangannya, kemudian menekannya dengan kuat, seolah ia sedang menancapkan benda tak kasat mata di sana.

Sekujur tubuh Farryn bergetar,  ia bagai tersengat aliran listrik.  Dan sebelum ia kehilangan kesadarannya, Farryn melihat Elsa melemparkan seringainya.

====

"Dia Kritis!" Chelsea berseru pada Alex yang baru saja datang. Wajahnya dipenuhi kepanikan. Beberapa saat sebelum Alex datang, Farryn dipindahkan dari kamar rawatnya ke ruang ICU, karena kondisinya yang tiba-tiba kritis.

Sementara, Alex memasang wajah datarnya di depan Chelsea, seolah tidak terlalu perduli dengan kondisi Farryn saat ini. Pria itu memang sangat pandai menyembunyikan emosinya, karena faktanya ia sedang dilanda kecemasan yang amat besar. Ia takut apa yang tidak diinginkannya terjadi.

Setelah telepatinya dengan Elsa beberapa saat lalu, Alex segera menuju ke sini. Ia merasa kalau sesuatu telah terjadi dengan Farryn, apalagi memingat ambisi Elsa yang benar-benar menginginkan jiwa Farryn. Dan sepertinya Elsa mulai melancarkan rencananya. Terbukti dengan kondisi Farryn yang berada di perbatasan antara hidup dan mati saat ini. Alex yakin kalau Elsa yang membuat Farryn seperti ini.

Tentang Elsa, Alex merasa kalau perasaan yang dulu sangat menggebu pada gadis itu seolah menguap, dan hilang begitu saja. Entah sejak kapan. Ia sadar kalau keinginan Elsa hidup kembali hanya obsesi semata. Saat ini fokusnya hanya tertuju pada seorang gadis bernama Farryn. 

Sejak kehadiran Farryn, Alex mulai merasakan sensasi aneh, ketika berdekatan dengan gadis itu. Juga seperti ada ikatan batin yang kuat antara keduanya. Setiap kali Farryn berada dalam kesulitan, Alex selalu ada untuk membantunya. Entah takdir atau kebetulan.

Sebuah suara menginterupsi Alex untuk terbangun dari lamunanya. Pria itu mendongak, didapatinya seorang Dokter yang baru saja keluar dari dalam ruang ICU.

"Kondisi Farryn tidak bisa diperdiksi kapan akan pulih. Sebaiknya kalian berdoa supaya Tuhan memberikan mukzijat pada Farryn." Setelah mengatakan itu sang Dokter mempersilahkan Bibi Laura, Alex dan Chelsea untuk melihat keadaan Farryn secara bergantian.

Alex masib mematung di tempatnya, menunggu gilirannya untuk masuk ke dalam ruangan itu. Pikirannya kerkelana, ia benar-benar tidak bisa berbuat apapun saat ini. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan Farryn adalah dengan menghentikan tindakkan Elsa yang ingin mengambil alih jiwa Farryn.

====

"Sepertinya Elsa mulai melancarkan rencannya, ia sudah memasukkan sebagain energinya ke dalam jiwa Farryn," ucap Richad.

Erica tersenyum picik, ia meraih gelas vodka kemudian menyesapnya pelan, "Aku ingin melihat berapa lama Farryn akan bertahan," katanya sedingin sembilu.

"Elsa sudah memasukkan sebagian energinya ke dalam jiwa Farryn. Itu artinya sebentar lagi Elsa akan menguasi jiwa Farryn, mengendalikannya dan menjadikan jiwa Farryn sebagai jiwanya."

Yup, Energi yang disalurkan Elsa tadi melalui telapak tangan Farryn adalah Energi yang nantinya bisa menguasi jiwa Farryn. Jadi, jika energi yang Elsa punya sudah tersalurkan sepenuhnya pada jiwa Farryn, maka Elsa yang akan mengendalikan jiwa Farryn. Membuat Farryn lenyap, dan menggantikannya dengan dirinya. Lalu, setelah itu ia bisa kembali pada jasadnya, seperti apa yang ia inginkan. Hidup kembali, dan menjadi abadi.

"Aku yakin Alex akan menghentikan itu semua," ucap Erica yakin.

Richad mengangkat alisnya, tidak menyangka jika tuannya bisa seyakin ini, "Mengapa kau begitu yakin, Mrs?"

"Karena Alex mencintai Farryn!"

====

Maaf pendek, gue bete banget soalnya :3 udah nulis panjang2 eh tiba-tiba kehapus gitu aja :3

Mistery In SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang