MIS | 24
"Kapan dia akan terbangun?" tanya Alex sambil menatap Chelsea yang terbaring dengan mata tertutup rapat.
"Sebentar lagi mungkin," jawab Valeri.
Tadi, setelah Valeri menjelajah isi kepala Chelsea, gadis itu tiba- tiba saja pingsan. Itu adalah reaksi orang-orang ketika Valeri membaca isi kepalanya, orang yang sedang dibaca itu akan merasa pusing dan mual. Seperti Chelsea.
"Apa dia masih dalam kendali hipnotis Mrs. Erica?" tanya Alex lagi.
"Entahlah, tadi aku sudah mencoba untuk menghapus hipnotis itu pada Chelsea, tapi, aku tidak yakin kalau berhasil. Sebab, hipnotis yang diberikan Erica bukan hipnotis biasa." Valeri memberi jeda untuk menghela napas, kemudian ia melanjutkan, "Tapi, aku sudah tahu sekilas tentang rencana Mrs. Erica."
Alex memicingkan matanya, "Apakah wanita itu akan membiarkan Elsa hidup kembali?"
"Aku rasa tidak. Mrs. Erica punya misi yang lain dari sekadar mematikan seluruh jiwa Elsa. Ia juga punya dendam padamu, kak. Ia memperalat Farryn dan Elsa untuk menghancurkanmu."
Alex tertegun. Ia memikirkan apa dendam yang dimiliki Erica padanya. Selain dirinya yang pernah terlibat dalam misi balas dendam Erica pada Elsa, Alex merasa tidak memiliki urusan lain dengan wanita itu. Lalu, ia teringat Jessie. Si medusa sekolah, putri dari Erica. Jessie yang terobsesi padanya, apa mungkin Erica ingin membalaskan dendam Jessie?
Alex mendesah frustrasi. Tidak mengira hidupnya akan serumit ini. Elsa terus saja menghantuinya karena telah berkhianat, juga Farryn yang berada diambang kematian. Lalu, sekarang Erica yang ingin membalaskan dendam putrinya, ingin menghancurkan hidupnya.
Valeri menatap iba Alex. Kakaknya yang menjadi idola para gadis di sekolah memiliki masalah seberat ini. Ia tidak tega melihat kakaknya seperti ini. Valeri bertekad dalam hati akan membantu Alex sebisanya. Ia ingin Alex bahagia, ia ingin melihat Alex bisa bersatu dengan Farryn. Maka dari itu Valeri akan melenyapkan Elsa dan menghancurkan Erica sebelum wanita itu menghancurkan kakaknya. Meskipun ia harus mengorbankan hidupnya sendiri.
"Alex, Valeri."Alex yang lebih dahulu menoleh saat mendengar panggilan itu. Ternyata Chelsea sudah sadar, ia lantas menghampiri gadis itu diikuti oleh Valeri.
"Chelsea, kau sudah sadar?" Valeri bertanya.
"Memangnya aku kenapa?" Chelsea bertanya balik dengan kening yang melipat bingung.
"Kau ingat Farryn?" Kali ini Alex yang bertanya, ingin memastikan apakah hipnotis itu sudah hilang atau masih ada.
Chelsea semakin bingung, ia menjawab, "Farryn? Tentu saja," lalu, ekspresinya berubah cemas seperti baru ingat akan sesuatu. "Ya Ampun! bagaimana keadaannya sekarang? Apa dia sudah sadar?"
Alex dan Valeri mengembuskan napas lega. Chelsea sudah kembali seperti semula. Hipnotis itu sudah hilang.
"Dia belum sadar, dan saat ini sedang kritis." Alex menjawab pertanyaan Chelsea tadi.
"Aku belum mengunjunginya lagi." Wajah Chelsea terlihat murung. Kemudian ia menatap sekitarnya, sadar bahwa tempat ini sangat asing. "Apa yang terjadi denganku? Mengapa aku berada di sini?" tanyanya bingung.
Valeri kemudian menjelaskan bahwa Chelsea sempat terkena hipnotis. Awalnya Chelsea tidak percaya, tapi saat ia mengingat kembali peristiwa pagi itu, di mana dirinya kepergok berada di sekitar gudang oleh Mrs. Erica ia menjadi percaya. Ia ingat waktu itu Erica seperti menyalurkan sebuah energi lewat matanya. Mungkin itu cara Erica menghipnotis seseorang. Karena setelah kejadian itu Chelsea tidak mengingat apapun.
"Ya ampun, aku benar-benar bodoh bisa terkena hipnotis wanita itu. Terima kasih Valeri telah menyadarkanku," ujar Chelsea tulus.
Valeri tersenyum sembari mengangguk. "Omong-omong, apa yang kau lakukan di sekitar gudang pagi itu?" tanyanya penasaran.
"Malam harinya aku bermimpi bertemu dengan Farryn. Dia memintaku pergi ke gudang itu untuk mencari sebuah petunjuk."
Valeri mengalihkan pandangannya dari Chelsea, gadis itu melirik Alex yang menegang. Jawaban Chelsea tadi memberi efek tersendiri untuk dirinya. Dan pikirannya terus saja menyuarakan kalau sebentar lagi Elsa akan berhasil menjiwai seluruh jiwa Farryn. Itu artinya hanya tinggal sedikit waktu agar ia bisa menyelamatkan Farryn.
"Kita harus ke gudang itu sekarang juga," ujar Alex dingin.
"Untuk apa? kau pasti akan kepergok Mrs. Erica sama sepertiku," tukas Chelsea."Iya Alex, kau jangan gegabah. Aku sudah menyusun rencana untuk menyelesaikan ini, sebaiknya kita diskusikan dulu." Valeri menarik tangan Alex yang hendak pergi.
Sementara Chelsea, gadis itu merasa bodoh. Ia sadar hanya dirinya yang tidak tahu apa-apa. "Ada apa sebenarnya?" tanyanya menuntut penjelasan.
"Sebaiknya kita diskusikan ini di ruang rahasia." Alex beranjak, kemudian diikuti oleh Valeri dan Chelsea menuju ruang rahasia.
====
Erica mengeram, wajahnya memerah. Rencana untuk membuat Farryn melemah tidak berhasil. Erica mengutuki kebodohannya dalam bertindak, seharusnya ia ingat kalau Valeri adalah seorang yang mempunyai indera keenam. Yang bisa menawar hipnotisnya. Dan tentu saja bisa membaca pikiran Chelsea. Rencana yang telah ia susun pasti sudah diketahui oleh Valeri.
Tadinya ia ingin membuat Farryn melemah agar Elsa bisa lebih mudah menguasai jiwa Farryn. Ingin membuat Elsa hidup kembali lalu menjadikannya monster untuk menghancurkan Alex. Pria yang sudah mematahkan hati putrinya Jessie. Namun, rencana itu telah diketahui oleh Valeri, ia harus menyusun taktik baru.
Erica menekan tombol pada teleponnya, kemudian menempelkan telepon itu di kuping. Lalu, terdengar nada sambung disebrang sana.
"Ya, saya Erica."
"Saya mendengar kalau kau adalah pembunuh yang tidak pernah gagal. Saya akan membayar apapun yang
kau mau asal kau bisa membunuh gadis bernama Valeri."Erica mengakhiri diolog dalam teleponya. Bibirnya membentuk seringai licik. "Sebentar lagi kau akan mati gadis kecil," gumamnya senang.
====
Gue update lagi yeay. Ternyata cerita ini lebih panjang dari yang gue kira. Tapi, sebisa mungkin gue bikin cerita ini untuk tamat tidak lebih dari 30 part.
Terima kasih yang sudah membaca sampai sejauh ini, maaf kalau bahasanya kurang efektif dan juga bnyak typos. Terus kalau di bagian awal2 kalian nemuin nama 'Cindai' harap dimaklumi. Tadinya nama pemeran cewek di sini bukan Farryn, tapi Cindai. Huehehe.
Sekali lagi maaf untuk ketidaknyamannya.
Nuni^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistery In School
TerrorAku tak mengerti mengapa bibi memindahkanku dari sekolah lama ke sekolah ini. Sekolah yang berhasil membuatku merinding dan percaya dengan hal-hal mistis yang dibicarakan teman-teman baruku. Padahal aku adalah orang yang selalu berfikir logis dan ti...