MIS | 18

34.9K 2.7K 58
                                        

MIS | 18

Begitu sampai di depan rumah Farryn terdiam. Rumahnya tampak sepi. Bibi Laura pasti belum pulang dari tempat kerjanya. Farryn mencoba menarik daun pintu namun ia tidak bisa menyentuhnya, daun pintu itu menembus tepalak tangannya. Farryn mendesah, Ia baru ingat kalau sekarang keadaannya berbeda. Farryn bisa menembus apapun yang di sentuhnya. Dan kemudian sebuah terori terlintas di benaknya, mengapa ia tidak menembus pintu itu saja?

Farryn akan mencobanya, ia menabrakkan dirinya pada pintu itu dan kemudian tubuhnya menembus pintu.

Kini Farryn sudah berada di dalam rumahnya. Yah, seperti yang ia duga kalau Bibi Laura belum pulang dari tempat kerjanya. Farryn kemudian berjalan menuju kamar, tanpa membuka pintunya ia sudah bisa masuk ke dalam. Gadis itu sedikit terdiam memeperhatikan seorang gadis yang sedang terbaring di ranjangnya. Ia mendekat, ditatapnya dengan lekat gadis itu. Kelopak matanya tertutup sempurna.

Gadis itu adalah jasadnya. Farryn menyentuh lengannya, di luar dugaan, lengan itu dapat ia rasakan, tidak tertembus seperti ia menyentuh benda-benda sebelumnya. Terasa keras dan sangat dingin. Lalu tangan Farryn bergerak menelusuri wajahnya, dalam hati ia merasa bangga juga karena memiliki wajah yang tidak terlalu buruk. Bisa dikatakan ia cantik. Bibirnya terlihat pucat, dan napasnya pendek-pendek.

Farryn menundukkan badannya mencoba masuk ke dalam jasad itu, tapi tiba-tiba ia terpental ke kebelakang dan jatuh terduduk di lantai. Jasadnya tidak menerimanya.

Tiba-tiba muncul sebuah cahaya putih yang menggumpal, berputar-putar kemudian cahaya itu berubah menjadi seorang gadis cantik. Dia adalah Elsa.

Farryn yang masih terduduk di posisinya tubuhnya menegang. Kali ini bukan mimpi, ia benar-benar bertemu dengan Elsa. Elsa yang Farryn tahu dari mimpinya juga dari cerita Alex.  Elsa mengulurkan tangannya pada Farryn, ia tersenyum kecil kemudian berkata, "Ayo, ikut aku!"

Farryn menatap tangan Elsa yang terulur, dengan ragu iya meraih tangan itu. Namun ketika dirinya sudah berdiri ia segera melepaskan tangan itu, membuat Elsa mengernyitkan dahinya heran. "Ada apa?" tanyanya.

"Kau ingin membawaku kemana?" Farryn balik bertanya.

"Ketempatku," jawab Elsa pendek.

Farryn tidak tahu mengapa dirinya menurut saja saat Elsa membawanya ke suatu tempat. Tempat yang jauh dari keramaian manusia. Elsa membawanya ke sini melalui portal, dan dengan sekejap mereka sudah sampai. Tempat ini seperti labirin, Ruangannya memanjang dan terasa sempit, dindingnya berwarna perak dan terasa dingin. Tidak ada jendela di sini. Namun, ada sebuah pintu di ujung sana.

"Kita ada di mana?" tanya Farryn tidak bisa menahan rasa keingin tahuannya.

Elsa yang berada di depan Farryn membalikkan badannya. "Sebentar lagi kau akan tahu," katanya tanpa penjelasan.

Farryn semakin tak mengerti. Ia tidak tahu sekarang ada di mana. Tempat ini begitu aneh. Melihat Elsa yang sudah mulai berjalan Farryn pun mengekorinya dari belakang. Sampai akhirnya Elsa menghentikan langkahnya di depan pintu itu. Elsa membuka pintunya kemudian menoleh pada Farryn,  "Ikut aku! Kau harus menyelamatkanku Farryn!"

====

Chelsea menghampiri Bibi Laura yang sedang duduk di ruang perawatan Farryn. Ia melihat raut lelah di wajah wanita itu. Pandangannya masih terfokus pada Farryn yang sedang terbaring di ranjang perawatannya dengan berbagai macam selang medis yang membelit tubuhnya. Tidak sadar kalau Chelsea berdiri di sampingnya.

"Apa yang terjadi dengan Farryn?"

Barulah Laura tersadar, ia mendongak mentap Chesea dengan keheranan. Mungkin Laura belum tahu jika Chelsea adalah teman Farryn.

Mistery In SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang