"Ada apa?" tanya Farryn saat Valeri tiba-tiba memanggilnya untuk mendekat.
Farryn baru saja sampai di sekolah ketika suara Valeri menginterupsinya. Valeri tengah duduk di dekat pohon tua favoritnya, wajahnya cerah melihat Farryn berlari kecil ke arahnya. Farryn menampakkan tampang penasaran, tidak biasanya Valeri menyapanya terlebih dahulu.
Valeri tertawa kecil melihat wajah Farryn yang menurutnya lucu, gadis itu menaikkan satu alisnya seolah berkata 'apa'.
"Kau masih ingat cerita tentang belahan jiwaku?"
"Belahan jiwa?" Kening Farryn mengernyit. Ia memutar otaknya mencoba mengingat 'belahan jiwa' yang dimaksud Valeri. Sesuatu melintas di otaknya, ia ingat Valeri pernah berkata kalau 'belahan jiwa'nya ada di pohon tua itu. Sejurus kemudian Farryn bergidig dan menelisik pohon di depannya.
Tingginya hampir mencapai lima meter dengan daun yang lebat. Membuat siapapun yang berada di sekitarnya akan terlindungi dari sinar matahari yang menyengat.
"Kau ingin melihat wujud 'mate'ku?" tanya Valeri memastikan, sebenarnya tanpa persetujuan Farrynpun Valeri akan tetap menunjukkan 'belahan jiwa'nya itu pada Farryn. Karena makhluk itu juga terlibat dalam misi mencari Elsa, menarik lagi Elsa ke dunia ini.
Sementara Farryn menatap gadis itu dengan ngeri? Yang ia bayangkan makhluk itu adalah makhluk mengerikkan, siapa pula yang ingin melihat makhluk penunggu pohon tua itu? Menurutnya Valeri sudah tidak waras jika memilih makhluk itu sebagai 'mate'nya.
"Pejamkan matamu, Farryn!" titah Valeri serius.
Sebelum memejamkan matanya Farryn melirik Valeri yang sepertinya tidak ingin dibantah. Farryn mengembuskan napas berat kemudian memejamkan matanya.
Matanya terpejam, tapi telinganya terbuka, Farryn bisa mendengar Valeri sedang berucap dengan bahasa yang tidak ia mengerti. Mungkin gadis itu sedang membaca mantra? Lalu suasana yang semula hangat karena terik matahari berubah dingin. Seperti ada angin ribut di dekatnya, namun Farryn tidak berani membuka mata sebelum Valeri menginterupsinya.
"Arga!" seru Valeri pada sosok pria di depannya.
Farryn bisa mendengar itu, nada suara Valeri yang terdengar riang. Apakah pria bernama Arga itu adalah 'belahan jiwa' Valeri?
"Buka matamu, Farryn!"
Farryn mengerjap, penglihatannya belum sempurna, terlalu lama menutup mata membuatnya menjadi sedikit pusing. Farryn melongo tak percaya mendapati seorang pria tampan di samping Valeri. Pria itu sangat tinggi, ia memakai baju yang menurut Farryn terlihat kuno. Seperti pakaian jaman dahulu. Farryn tidak menyangka kalau penunggu pohon tua itu memiliki jasad seperti ini. Terlalu tampan untuk disebut hantu.
"Ternyata dia sangat mirip dengan, Elsa," gumam Arga menelisik Farryn. "Tapi, Elsa memiliki rambut coklat muda dan bergelombang, sedangkan dia, rambutnya hitam dan lurus.
"Namun, bola mata itu, sama seperti persis seperti, Elsa," lanjut Arga.
"Yeah, mungkin itu sebabnya Elsa memilih Farryn!" seru Valeri.
Farryn terdiam di tempatnya, mencoba mengalisa percakapan dua manusia itu. Banyak pertanyaan berkeliaran di otaknya, namun ia tidak berani mengeluarkannya. Ia akan menunggu sampai dua orang itu menjelaskan.
"Farryn, ini Arga belahan jiwaku." Valeri memberitahu. "Dia yang akan membantu kita untuk menemukan Elsa," lanjutnya.
"Kau sudah menerima kunci gudang itu?" Arga bertanya yang langsung di balas dengan anggukkan kaku dari Farryn. "Hanya kau yang bisa menggunakan kunci itu untuk membuka pintu gudang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistery In School
HorrorAku tak mengerti mengapa bibi memindahkanku dari sekolah lama ke sekolah ini. Sekolah yang berhasil membuatku merinding dan percaya dengan hal-hal mistis yang dibicarakan teman-teman baruku. Padahal aku adalah orang yang selalu berfikir logis dan ti...