MIS | 6

43.6K 2.9K 107
                                    

MIS | 6

^^^^

Chelsea menatap Farryn meminta penjelasan. Setelah menyeret Farryn menjauh dari Valeri, Chelsea segera membawa Farryn ke sini. Mereka berada duduk di bangku yang terletak di belakang area bangunan-bangun sekolah. Bangku itu dinaungi oleh pohon tua yang cukup rindang, menghalangi mereka dari sinar matahari yang menyengat.
Farryn masih diam. Tidak tahu harus menjelaskan darimana. Ia terlalu malu jika harus berterus terang soal kejadian kemarin. Kejadian yang membuat Farryn terpaksa bermalam di rumah Alex.

"Kau berteman dengan Valeri? Kau tidak takut dengannya?" tanya Chelsea tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"Valeri baik, dia tidak seperti yang kau pikirkan, mereka selalu menganggap Valeri gila, padahal gadis itu tidak gila, dia hanya seorang indigo." Farryn menerawang mengingat obrolannya dengan Valeri beberapa waktu lalu. "Mengapa mereka selalu menganggap Valeri gila?"

"Kau yakin gadis itu tidak gila? bukankah tingkahnya yang seperti itu sudah membuktikan kalau ia tidak waras?"

Farryn menatap Chelsea tidak suka. Sepertinya ia harus bisa menyakinkan Chelsea kalau Valeri tidak gila. Farryn berniat menceritakan insiden malam itu, tapi ia teringat janjinya yang tidak akan membocorkan kepada siapapun tentang hubungan Valeri dan Alex.

"Aku sudah membuktikannya sendiri kalau dia tidak gila, aku akan membuktikannya padamu kalau kau mau."

"Caranya?" tanya Chelsea penasaran.

"Kau harus berteman dengannya," ucap Cindai seketika membuat kedua bola mata Chelsea melebar.

"Kau tidak bercanda'kan? Aku tidak mau, itu tidak akan terjadi." Chelsea bergidig ngeri seakan hal itu adalah hal yang paling menakutkan.

"Terserah kau saja, aku tidak akan memaksa." Farryn mengedikkan bahu acuh.

Menurut Chelsea temannya itu sudah gila. Valeri pasti telah mempengaruhi Farryn. "Jangan-jangan gadis itu mempengaruhimu, ya?" Chelsea memicingkan matanya.

"Tidak, kau jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku sendiri yang menawarkan diri menjadi temannya."

Chelsea ambigu, ia tidak tahu harus percaya atau tidak dengan Farryn. Untuk saat ini Chelsea akan membiarkan Farryn bergaul dengan Valeri.

Saat itu Chelsea melihat Miss Erica sedang berjalan menuju ujung area sekolah. Wanita itu membawa sebuah nampan berisi--sesajen, atau semacannyalah.

Farryn juga melihatnya. Ia terus memperhatikan wanita itu sampai menghilang dari pandangannya. Wanita itu berjalan menuju ujung sekolah. Tempat di mana gudang itu berada.

Farryn menatap Chelsea yang juga menatapnya penuh tanya. "Apa yang dilakukan Miss Erica?" tanya Farryn.

"Entahlah, yang aku tahu wanita itu selalu membawa sesajen ke gudang di hari-hari tertentu," jawab Chelsea.

"Ada apa di gudang itu?" Farryn bertanya lagi.

"Siswa-siswa di sini bilang kalau di gudang itu ada penunggunya. Tidak pernah ada yang berani menginjakkan kaki ke sana kecuali Miss Erica," jelas Chelsea.

Farryn terpaku. Ia merasa suhu tubuhnya meningkat, bulukuduknya meremang. Ia teringat kejadian beberapa waktu lalu, saat ia tak sengaja ke gudang tersebut dan mendapati sosok berwajah menakutkan di balik jendela.

"Aku pernah ke sana," gumam Farryn.

Chelsea menatap Farryn tak percaya. Seolah ucapan Farryn tadi hanya seolah lelucon ia tersenyum miring, "Kau bercanda."

"Aku serius, waktu itu aku tak sengaja ke sana, entah mengapa aku penasaran dengan gudang itu, aku mendekat kemudian melihat sosok berwajah menakutkan di balik jendela." Farryn menerawang sementara Chelsea menatapnya ngeri. "Aku menjerit kemudian pada saat itu, Miss Erica sudah berada di belakangku.

"Miss Erica terlihat sangat berbeda saat itu, dia terlihat marah karena aku berada di sana."

"Jadi, kau melihat hantu itu?" tanya Chelsea tak percaya.

Farryn mengangguk

"Sepertinya ada sebuah misteri yang harus aku pecahkan," guman Farryn pelan.

====

Farryn terlalu sibuk menganalisa misteri ini. Semua terlalu sulit di pecahkan, tentang Valeri, Miss Erica, gudang itu, kemudian kunci yang waktu itu ia temukan. Ia sangat penasaran dengan kunci itu. Kenapa kunci--dalam kotak itu bisa mendarat tepat di depan teras rumahnya. Seakan dikirim khusus untuknya.

Farryn bangkit dari posisi berbaringnya. Ia duduk di tepian ranjang. Kemudian matanya menangkap sesuatu yang asing tergeletak di meja belajarnya. Ia beranjak untuk melihat benda tersebut.

Sebuah kotak korek api. Siapa yang menyimpan kotak korek api di sini? Apa mungkin bibi Laura? tapi apa untuk apa? Rasanya itu mustahil karena Farryn pulang lebih dulu sebelum Laura pulang. Seingatnya hari ini, Laura tidak memasuki kamar Farryn. Lalu siapa?

Penasaran ia mengambil kotak korek tersebut kemudian membukanya. Isinya bukan korek api, melainkan secarik kertas--semacam postcard--di sana tertulis.

Tolong selamatkan aku.

Farryn tidak mengerti apa maksudnya ini. Kapasitas otaknya terlalu rendah untuk memecahkan misteri ini. Ia bukan cenayang yang bisa menebak masa depan. Sepertinya ia harus menceritakan ini pada seseorang, Valeri misalnya, atau Chelsea.

Farryn masih diam memandangi postcard tersebut. Mustahil jika kotak korek tersebut datang dengan sendirinya. Pasti ada perantara. Yang membuat Farryn makin penasaran siapa yang menulis postcard itu? untuk apa ia meminta tolong padanya? Apa hubungannya dengan farryn?

====

"Valeri, apa kau mengetahui sesuatu tentang gudang yang terletak di ujung area sekolah ini?" Farryn memilih menanyakan hal ini pada Valeri--mengingat gadis itu punya indera keenam, Farryn berharap Valeri bisa membantunya.

"Kenapa kau menanyakan itu?" tanya Valeri serius.

"Aku hanya penasaran, mengapa Miss Erica selalu membawa sesajen tiap berkunjung ke sana."

"Yang aku tahu, di gudang itu ada seorang gadis," Valeri menerawang. "Tapi, aku tak pernah melihatnya langsung," lanjutnya.

"Aku pernah melihatnya, maksudku sosok berwajah mengerikan di gudang tersebut."

"Kau pernah menginjakkan kaki di sana? Sebelumnya tidak pernah ada orang yang berani ke sana, kau sangat pemberani." Valeri terlihat takjub.

"Aku hanya penasaran, apa kau mengetahu sesuatu lebih dari itu?" tanya Farryn kembali.

"Kau ingin tahu tentang apa?"

"Sejak sekolah di sini, aku mengalami beberapa kejadian aneh." Kemudian Farryn menceritakan semua yang dialaminya sejak bersekolah di sini. Tentang kunci itu, dan terakhir postcard yang diterimanya tadi malam.

"Jadi kunci itu ada padamu?" Valeri menatap Farryn serius.

Farryn mengangguk.

"Itu adalah kunci gudang!" seru Valeri membuat Farryn menatapnya tak percaya.

"Kau yakin? tapi-- bagaimana bisa kunci tiba-tiba ada di depan rumahku? Lalu apa maksud postcard yang kuterima tadi malam?"

"Kau adalah orang yang terpilih, Farryn! Kau adalah orang bisa menyelamatkan Elsa dari cengkraman wanita itu."

Mistery In SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang