Chapter 2

7.5K 858 35
                                    

Kelas itu hanya terdiri dari empat belas orang. Satu diantaranya memutuskan untuk bolos pelajaran itu dan langsung cabut bersama teman-temannya, meninggalkan tiga belas orang murid yang masih mengaduk-aduk adonan cookies pada jumat sore itu.

Gurunya, Ms. Zhang berkeliling kelas sambil melihat dan mencoba satu persatu adonan muridnya. Ia adalah seorang wanita yang menurut sebagian besar populasi murid laki-laki di Bangtan High School, masih terlihat hot di umurnya yang sudah lewat tiga puluh.

Setelah mengompres hidungnya dengan sapu tangan basah, Min Yoongi langsung berlari menuju kelas home economics ini. Ia sudah yakin dirinya akan terlambat. Namun begitu melihat Ms. Zhang belum datang ke kelas itu, ia mendesah lega.

Hidungnya memang masih merah, namun tidak ada lagi darah yang keluar. Meskipun demikian, Yoongi tidak peduli karena tidak ada orang yang memperhatikan, jadi dia santai saja saat meletakkan tasnya dibelakang kelas, mengenakan celemeknya, kemudian bergegas menuju meja tempat ia selalu masak sendiri.

Meja panjang itu seharusnya bisa ditempati oleh dua orang, bahkan lebih. Namun karena orang-orang lebih memilih untuk berada sejauh mungkin dari Min Yoongi, gadis itu pun selalu menghuni meja itu sendirian. Ia tak keberatan memiliki ruang gerak yang luas saat memasak, namun pasti rasanya menyenangkan kalau sekali atau dua kali dia bisa masak bersama seorang teman.

Tugas mereka untuk hari itu adalah membuat cookies-cookies untuk paskah dan menghiasnya seindah mungkin. Menurut Yoongi itu mudah, jika saja Ms. Zhang tidak bilang cookies-cookies itu harus selesai hari itu juga.

Agar bisa selesai lebih cepat, Ms. Zhang membagi kelas itu menjadi berpasang-pasangan sesuai dengan Angka Absen mereka. Yang sangat disesalkan oleh Yoongi... karena Angka absen nya '9', secara otomatis orang yang menjadi pasangannya adalah orang yang angka absen nya '10'. Dan cuma ada satu orang yang angka absen nya '10' di home economics itu. Park jimin.

Si '10' itu juga adalah orang yang sama dengan orang yang memutuskan untuk bolos kelas home economics-nya, meninggalkan partner-nya, si '9', bergelut untuk menyelesaikan cookies-cookies paskah ini sendirian.

Karena itulah sekarang, lima menit sebelum bel tanda pelajaran terakhir selesai, Yoongi masih mengaduk adonan cookies-nya sambil menunggu cookies lain yang di oven matang. Sementara teman-temannya yang lain sudah menghias cookies-cookies mereka dalam keranjang.

Ms. Zhang sebenarnya tahu bahwa partner Min Yoongi adalah Park Jimin yang sama sekali tidak pernah hadir dikelasnya. Awalnya, karena ia pikir Yoongi itu murid terpandai dikelasnya, gadis itu akan baik-baik saja mengerjakan cookies-cookies ini sendirian. Tapi ternyata, memang dibutuhkan dua orang untuk menyelesaikan cookies tersebut lalu menghiasnya.

Begitu bel berbunyi, kelompok-kelompok lain sudah mengumpulkan keranjang cookies mereka di meja Ms. Zhang, sementara Yoongi masih menunggu cookies terakhirnya matang sambil membungkuk diatas cookies yang sudah matang dan menghias mereka.

Ia sangat sadar bahwa teman-temannya yang lain sudah membereskan peralatan mereka dan siap untuk berakhir pekan. Begitu kelas sudah kosong, Yoongi menggigit bibir ketika melihat Ms. Zhang berjalan mendekati mejanya.

"Tidak apa-apa Yoongi," katanya lembut. "Kau tidak harus menyelesaikan ini."

Si Min mendongak dari cookies-cookies berbentuk kelinci paskah yang masih dihiasnya. "T-Tapi.. erm... B-beri saya waktu l-lima menit lagi. Saya p-pasti bisa m-menyelesaikan i-ini."

"Sudah kubilang tidak apa-apa," wanita berambut hitam itu bersandar pada meja Yoongi, "Kau mengerjakan bagian punya Park Jimin juga. Dan itu tidak adil untukmu."

Yoongi berhenti mengerjakan hiasannya, dan menegakkan badannya. "S-Saya tidak akan pernah m-menyelesaikan ini jika harus m-menunggu dia." Ms. Zhang tertawa kecil mendengarnya.

LAWLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang