Chapter 16

5.3K 595 12
                                    

Agama Katholik adalah salah satu kelas yang selesai paling akhir pada hari Senin sore itu. Kelas itu bukanlah kelas yang populer karena memang bukan mata pelajaran wajib dan tidak begitu berpengaruh pada nilai rapot. Murid-murid yang mengikutinya biasanya murid-murid yang kelewat rajin dan tentunya sangat religius. Selain itu, fakta bahwa Jeon Jungkook, salah satu trend-setter akademis di Sekolah, tidak mengambil mata pelajaran itu membuat Agama Katholik semakin tidak populer.

Kecuali untuk anak seculun Min Yoongi.

Ya, Min Yoongi adalah salah satu dari total delapan orang di angkatan mereka yang mengikuti kelas Agama Katholik pada hari Senin sore itu.

Bahkan Zitao dan Seokjin terkejut saat mengetahui bahwa teman mereka Yoongi merupakan salah satu dari delapan orang yang dijuluki 'Misionaris Bangtan' yang mengikuti kelas tersebut. Padahal pulang sekolah hari itu Seokjin berencana mengunjungi dojo milik keluarga Zitao yang menurut gadis itu anggotanya terdiri dari cowok-cowok lucu dan ganteng dari SMU tetangga. Seokjin merasa matanya butuh sedikit hiburan setelah kepalanya dibuat pusing oleh Namjoon yang terus-terusan merecokinya hari itu.

Namun karena Yoongi harus berkumpul dengan kelompok misionaris-nya (begitulah sebutan Zitao untuk kelas Agama Katholik), rencana ke dojo Zitao pun dibatalkan.

Sebelum pulang Seokjin berpesan, "Jangan lupa datang ke rumah Jimin nanti malam ya! Ingat, itu bajuku yang ada di rumahnya," ujarnya bercanda. "Kalau kamu butuh bantuan untuk berdandan, jangan ragu telpon aku." Seokjin mengedipkan sebelah matanya.

"Aku juga, aku juga!" seru Zitao tak mau kalah. "Yah walaupun gak bisa dandan tapi aku bisa kasih support moral ke kamu kan?" ujarnya sambil nyengir.

Saat itu Yoongi yakin bahwa dua gadis tersebut adalah jawaban Tuhan atas doa-doanya yang panjang di malam hari. Ia masih tak menyangka kalau dia bukan lagi makhluk soliter di Bangtan High School yang kehidupannya sekeras hutan rimba ini. Ia punya teman sekarang. Dua orang teman yang cantik dan baik hati.

Yoongi meyakinkan mereka kalau ia akan baik-baik saja dan berhubung ponselnya masih tertinggal di rumah Jimin, ia akan menelepon mereka lewat Skype nanti malam kalau-kalau ia butuh bantuan.

Ia tersenyum saat mendengar bunyi langkah kakinya yang menggema di koridor sekolah yang sepi. Saat itu sudah jam lima lewat. Semua kelas dan kegiatan klub sudah selesai. Satu-satunya tanda-tanda kehidupan di dalam Gedung Bangtan High school hanya berasal dari para petugas kebersihan serta beberapa murid yang baru selesai kelas Agama Katholik.

Alih-alih berjalan menuju pintu keluar, Yoongi malah berbelok menuju area loker tujuh tempat lokernya berada. Masih ada beberapa barang yang perlu diambilnya, yaitu beberapa buku teks untuk dipelajari di rumah nanti serta paper bag berisi pakaian Jimin.

Saat tiba di area lokernya, lampu-lampu ternyata sudah dinyalakan, yang berarti sebentar lagi gedung SMA akan ditutup. Yoongi lega saat melihat pintu lokernya masih bersih dari coret-coretan seperti tadi pagi. Beberapa hari ini sama sekali tak ada tanda-tanda orang menjahatinya, kecuali sindiran Namjoon yang biasa. Yoongi sangat menghargai hari-hari yang damai ini, namun pada saat yang sama juga takut. Takut ia akan terbuai dengan kenyamanannya hingga pertahanannya menurun dan ia akan syok bila mendadak mereka mulai mengerjainya lagi.

Namun ini sudah hampir empat hari! Biasanya dalam dua hari saja sudah ada yang akan menjahili barang-barang miliknya.

Mungkinkah orang-orang sudah mulai bosan dengannya dan mencari target ba...

Yoongi membuka pintu lokernya.

...ru?

Darah pun seketika meninggalkan wajahnya.

LAWLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang