Chapter 21

5.8K 548 25
                                    

Min Yoongi mengucapkan terima kasih pada wanita paruh baya di balik meja sayur-sayuran tersebut sebelum berbalik untuk mencari pedagang yang lain. Dari dalam kantong blazernya, ia mengeluarkan secarik kertas yang berisi daftar belanjaan yang harus ia dapatkan sore itu. Matanya yang terang menelusuri daftar panjang tersebut sambil sesekali bergumam "sudah dibeli" atau "masih ada di rumah". Setelah memastikan bahwa ia sudah mendapatkan semua sayur-sayuran yang dibutuhkannya, kini tujuan Yoongi adalah mencari pedagang labu.

Pasar ikan itu terletak sekitar lima ratus meter dari pelabuhan peti-kemas di Seoul. Salah satu komoditi yang dipetikemaskan antara lain adalah ikan-ikan tuna yang akan dikirim baik ke pabrik untuk dikalengkan di dalam negeri maupun di luar negeri. Ikan-ikan tuna tersebutlah yang menjadi asal-muasal mengapa pasar tersebut ada, sebab pada mulanya pasar itu memang merupakan tempat bertemunya para nelayan tuna dengan para pembeli tuna. Namun seiring berjalannya waktu, pasar tersebut tak hanya menjual tuna, tetapi juga beraneka macam ikan, sayuran, buah-buahan, bahkan bumbu dapur yang tak bisa kau temukan di pasar swalayan sore itu untuk membuat makan malam.

Setelah keluar dari kelas terakhirnya pada Jumat sore itu, Yoongi langsung menggunakan taksi untuk membawanya ke pasar itu. Pasar tersebut ada setiap hari, namun hanya berlangsung dari jam lima subuh sampai jam delapan pagi kemudian para pedagangnya akan kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan pekerjaan mereka yang lain, menjelang sore barulah mereka berdagang lagi. Yoongi selalu membeli bahan makan malamnya di pasar tersebut.

Tak terkecuali hari ini.

Hari itu adalah hari yang dijanjikannya pada kakak-beradik Park untuk mengundang mereka makan malam di rumahnya. Tadi pagi ia sudah memberitahu pelayannya untuk membuatkan desert yang terdiri atas parfait stroberi dan kue vanilla untuk malam itu. Sementara untuk menu utama makan malam ini, ia yang akan berbelanja bahan-bahannya.

Sebenarnya Yoongi bisa saja menyuruh pelayannya untuk berbelanja dan ia bisa langsung pulang ke rumah sore itu untuk memasak. Namun sesungguhnya gadis itu masih belum tahu menu apa yang paling sempurna untuk menjamu kakak-beradik Park yang terkenal itu. Dia tak ingin apapun yang dimasaknya nanti membuat mereka menceritakan hal-hal buruk kepada orang lain mengenai jamuan di Rumah Min.

Setelah tawar menawar singkat dengan pedagang labu, Yoongi melirik jam tangannya dan menyadari ia harus bergegas menyelesaikan belanjanya. Begitu mendapatkan semua yang ia inginkan, Yoongi pun segera menuju jalanan utama untuk mencari taksi yang akan mengantarnya pulang. Gadis itu mengalami sedikit kesulitan akibat beratnya barang belanjaan serta labu yang ia tenteng dengan kedua tangannya. Tas sekolah yang menggantung di bahu kanannya tak menolong sama sekali.

Gadis itu terkesiap ketika tali tas selempangannya mendadak melorot di bahu. Berusaha untuk mencegahnya agar tidak jatuh, gadis itu pun berdiri timpang ke kanan. Tapi gerakan tersebut malah menyebabkan labu yang dibawanya terjatuh.

Hanya saja sedetik kemudian, Yoongi tiba-tiba kembali menemukan keseimbangannya dengan bantuan sepasang lengan yang datang entah darimana, sementara labu yang sebelumnya nyaris terjatuh kini berada di tangan orang yang menolongnya tersebut.

"Anda baik-baik saja, Nona?"

Yoongi menengok ke belakang dan kedua bola matanya nyaris keluar dari rongganya. Reaksi paling spontan yang dilakukannya adalah menjauh secepat mungkin sebelum memutar tubuhnya untuk menghadapi orang tersebut.

"N-Namjoon?" Yoongi tak bisa mencegah namanya untuk mengucapkan nama tersebut keras-keras. Sebenarnya ia masih ragu apakah orang itu Namjoon atau bukan. Tapi Yoongi sangat yakin dia adalah Kim Namjoon dalam balutan kemeja formal dan celana bahan warna hitam serta sepatu pantofel. Persis seperti baru pulang kerja.

LAWLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang