Yoongi mematikan pancuran air sebelum mengambil handuk dari rak. Ia tahu ia sudah bertindak tak sopan dengan mandi tanpa izin di kamar orang lain. Ia harus meminta maaf pada Jimin nanti. Setelah mengeringkan tubuh dan mengenakan baju yang diberikan Jimin tadi, Yoongi pun keluar dari kamar sambil membawa semua barang-barangnya.
Di lantai bawah, seorang pelayan dengan sopan memberitahu Yoongi bahwa Jimin menunggunya di game room. Pelayan itu juga menawarkan diri untuk membawa barang-barang Yoongi, yang ditolak Yoongi dengan sopan.
Begitu tiba di game room, Yoongi mendapati Jimin sedang menekuni Xbox-nya sambil duduk di sofa dengan kaki berselonjor di atas meja kopi di depannya. "Kupikir kau tidur lagi." katanya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari layar.
"Eh... a-aku..."
"Mandi duluan, ya?"
Yoongi langsung memerah mendengarnya. Ia terkadang bingung bagaimana lelaki itu bisa menebaknya dengan begitu mudah.
"I-Iya... M-Maaf... A-Aku membutuhkannya."
"Tak apa. Sampai kapan kau mau berdiri disana? Duduklah."
Yoongi mengambil tempat duduk pada sofa lain di samping Jimin setelah meletakkan semua barang-barangnya.
"Jadi, sudah ingat?"
"S-Sudah. T-Tapi h-hanya sedikit."
Jimin mengernyit. Ia mem-pause gamenya sebelum memandang Yoongi. "Sedikit bagaimana?"
"H-Hanya sampai ketika aku minum b-bersama Elise." jawab Yoongi jujur.
Kali ini Jimin meletakkan stick Xbox-nya dan memfokuskan perhatiannya sepenuhnya pada Yoongi. "Minum apa?"
"Eh... A-Aku juga tak tahu itu apa. Tapi warnanya seperti madu... dan rasanya manis."
"Mungkin itu mocktail."
"A-Aku tak tahu."
Jimin tampak berpikir sejenak. "Minuman sekuat apapun tak mungkin bisa membuatmu benar-benar lupa ingatan. Pasti cewek itu memasukkan sesuatu ke dalam minumanmu."
Yoongi terkesiap mendengarnya. "M-Memasukkan a-apa?"
"Obat. Mungkin narkoba. Kau 'kan pintar. Cari saja di google obat apa yang bisa membuat orang lupa ingatan." jawabnya enteng. "Yang terpenting kau selamat sekarang. Dan untungnya semalam kau mendatangiku."
"M-Mendatangimu?"
Jimin tak berkata apa-apa selama beberapa saat, hanya memandanginya, sebelum berkata, "Kau betul-betul tak ingat, ya?" Ia mengambil stick Xbox-nya, lalu kembali menekuni game apapun itu yang dimainkannya tadi.
"T-Tolonglah, b-beritahu aku apa yang terjadi semalam. Dan a-apa yang terjadi pada Seokjin dan Zitao?"
"Aku tak tahu siapa Zitao. Dan percayalah, kalau aku bisa menemukan Seokjin semalam, kau pasti tak akan terbangun di tempatku hari ini."
Yoongi makin khawatir sekarang. "A-Apa aku merepotkanmu semalam?"
Jimin melirik Yoongi sebentar. "Kurang lebih."
Bibir bawah Yoongi bergetar mendengar jawaban pria itu. "M-M-Maafkan aku..."
Sebelum Yoongi bisa melanjutkan pidato penyesalannya, Jimin sudah menyela, "Sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Kau lapar?"
Belum lagi Yoongi bisa menjawab, perutnya sudah mengambil alih menjawab pertanyaan tersebut untuknya. Bunyi 'kruuk' tersebut rupanya terdengar begitu keras hingga ke telinga Jimin. Dan tanpa diduga, lelaki itu tiba-tiba terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAWLESS
FanfictionMenjinakkan Park jimin yang liar mungkin sulit, namun jika berarti Namjoon akan berhenti menindasnya, Yoongi akan melakukannya. Hanya saja, dia tidak tahu kalau cinta selalu muncul disaat yang tak terduga YoonMin/MinYoon Gs!Yoongi [Remake ff Lawless...