Chapter 10

5.7K 627 29
                                    

Jimin menguap lebar saat melangkah masuk ke lobi hotel The Ritz-Carlton. Seharusnya ia sudah tahu ayahnya pasti akan membawa mereka kemari. Park Yoochun adalah pemilik sebagian saham dari Marriott International, induk perusahaan dari jaringan hotel Ritz. Karena itulah sejak dulu setiap ada acara keluarga, ayahnya pasti akan membawa mereka ke The Ritz.

Tapi bukan berarti setiap ada acara mereka wajib kesini. Jimin tadi setengah berharap ayahnya akan membawa mereka ke tempat lain, tempat yang bukan hotel.

Ji Eun menyikut sisi adiknya saat melihat si rambut merah itu menguap lebar lagi. "Bersikap sopanlah Jimin! Jangan sampai kau terlihat bosan seperti itu di depan tamu ayah nanti!" desisnya.

"Aku tidak suka tempat ini." kata Jimin datar.

"Kakakmu benar Nak." Suara yang berat dan dalam berkata dari belakang Park bersaudara. Tangan pria itu menyentuh pundak anak bungsunya. "Kau harus menunjukkan kebanggaanmu sebagai seorang Park di depan teman ayah nanti."

Jimin hanya tersenyum kecut melihat ayahnya, Park Yoochun. Di usianya yang hampir mencapai enam puluh, pria itu masih berdiri tegak setinggi seratus delapan puluh senti. Rambut coklatnya tersisir rapi serta senyumnya masih semenawan puluhan tahun yang lalu. Satu-satunya tanda yang menunjukkan umurnya hanyalah kerutan-kerutan halus disekitar matanya.

"Setidaknya kau bisa memilih tempat yang lain dari ini. Biar kutebak, kita akan ke Azure 45?"

Ji Eun hanya menghela napas, sementara ayahnya mengangguk senang. "Sayang sekali Jong In dan Kyungsoo tak bisa ikut."

Keluarga Park menggunakan lift ke lantai teratas menuju restoran Azure 45. Jimin tak pernah nyaman berada di restoran ini karena para pengunjung lain pasti berbisik-bisik ketika melihat hubungan Hotel itu dengan Nama keluarganya.

Di Azure 45 mereka dibimbing menuju sebuah meja yang terletak di dekat jendela dengan pemandangan Kota Seoul yang megah. Tapi kali ini bukan Pemandangan yang menarik perhatian Jimin, melainkan tamu ayahnya yang sudah datang lebih dahulu itu.

Terutama pada anak gadisnya yang sudah sangat ia kenal.

"Jungkook..."

---

"Sehun!" Pria asing itu berseru pada ayahnya. Min Sehun berdiri dari kursinya untuk menjabat pria itu.

"Chanyeol!" Kedua pria itu saling berjabat tangan dan tersenyum lebar.

Karena ayahnya berdiri, Yoongi pun ikut berdiri. Disamping pria bernama Chanyeol itu berdiri seorang wanita cantik dengan rambut pirang tersanggul rapi, ia tersenyum pada Yoongi. Sementara disamping wanita itu berdiri...

Kim Taehyung.

Salah satu teman Namjoon. Tidak, tidak hanya teman. Mereka bersahabat. Hampir seperti Jimin dengan Namjoon. Yoongi mengalihkan pandangannya ke bawah ketika mata mereka bertemu.

"Apa kabar Baekhyun?" Sehun mengecup punggung tangan ibunya Taehyung.

"Sama seperti dulu, Sehun. Kulihat kau juga begitu." Dia meletakkan tangannya di punggung putranya. "Ini putra kami, Taehyung."

"Hai," Taehyung melambaikan tangannya. Yoongi hampir terkikik ketika melihat Baekhyun mencubit lengan Taehyun, membuat si pirang itu berjengit kemudian dengan sopan menjabat tangan Sehun. "Nama saya Kim Taehyun, senang berkenalan dengan anda."

"Chanyeol, Baekhyun, inilah putriku, Min Yoongi." Sehun memperkenalkan dirinya. Yoongi tersenyum manis pada teman ayahnya yang berambut pirang itu.

"Senang bertemu anda. Saya Min Yoongi." Yoongi menjabat tangan kedua orang dewasa itu dengan mantap.

"Kau membesarkan putri yang cantik, Sehun. Dia mirip sekali dengan Luhan." puji Chanyeol.

LAWLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang