Chapter 20

5.7K 561 25
                                    

Perjalanannya ke sekolah hari itu terasa lebih lama dari biasanya bukan hanya karena Yeoksam-dong yang begitu macet dan padat; namun juga karena emosi Yoongi yang rasanya habis diaduk-aduk oleh alat pengocok kue.

Sebelum berangkat sekolah tadi, Yoongi lagi-lagi mendapat kepuasan dengan membanting pintu depan tepat di wajah Youngjae. Ia tahu Youngjae dari dulu sampai sekarang sangat menyayanginya dan tak menginginkan apapun kecuali yang terbaik untuknya.

Yoongi menghela napas sebelum memukulkan dahinya pada setir.

Ia tahu perasaan Youngjae pasti hancur melihat sikapnya yang seperti itu. Namun Yoongi tak bisa mencegahnya. Ia rasanya begitu marah melihat Youngjae menceramahinya tadi. Berkata bagaimana tak pantasnya seorang pewaris keluarga Min yang terhormat pulang pagi-pagi dengan kaus dan celana yang jelas-jelas milik seorang laki-laki lain. Yoongi tahu ia salah karena tak menghubungi siapa-siapa di malam sebelumnya. Namun ia tak terima saat Youngjae menghina-hina siapapun lelaki yang Yoongi kenakan bajunya tersebut, yang dalam kasus ini adalah Jimin, sebab bila tak ada Jimin, Yoongi pasti tak akan berada di sini dan mungkin berada di sebuah tempat pembuangan sampah dengan kondisi membusuk dan tak bernyawa.

Ia mengangkat kepala, kemudian memajukan mobilnya sedikit saat melihat Mobil di depannya bergerak.

Padahal ujung-ujungnya Yoongi juga menceritakan kebenarannya pada Youngjae. Ia tak bisa membayangkan bagaimana reaksi lelaki itu mengetahui bahwa sepupu yang selama ini dijaganya baik-baik bagaikan sebuah guci antik peninggalan dinasti Han hampir diperkosa semalam. Yoongi terlalu dikuasai amarah hingga tak memikirkan perasaan Youngjae tadi.

Sekarang ia merasa bersalah.

Dia harus meminta maaf pada Youngjae nanti. Dan dia harus melakukannya dengan bagus dan sungguh-sungguh. Meskipun status Youngjae lebih rendah darinya, namun lelaki itu benar. Ia masih tetap yang lebih tua, dan Yoongi tak seharusnya menaikkan suaranya di hadapan pria itu.

Ya, keluarga Min memang se-konservatif itu.

Yoongi mengemudikan Range Rover Jimin perlahan-lahan. Bangtan High School sudah tak begitu jauh lagi. Dengan kecepatan seperti itu, mungkin ia bisa tiba di sekolah dalam sepuluh menit. Dan kalau beruntung ia mungkin masih bisa mengikuti kelas musik.

Tanpa sengaja Yoongi melihat ke kaca spion tengah dan mengernyit melihat pipinya yang sedikit membengkak. Ia sudah berusaha menutupi bekas tamparannya dengan bedak tadi, sehingga lebam-nya pun jadi tak begitu kentara.

Mendadak memori akan tamparan Youngjae kembali ke dalam benaknya, dan hampir seketika air mata pun kembali menggenangi kedua matanya.

Ayahnya saja tak pernah menamparnya. Sedangkan dia, yang hanya seorang sepupu sekali, berani bertindak sejauh itu dan menamparnya. Dalam keluarga Min, laki-laki sangat dilarang menggunakan tangan terhadap perempuan, apapun alasannya. Kalau sampai perbuatan Youngjae ini ketahuan oleh ayah atau kakeknya, ia bisa mendapat hukuman berat.

Namun Yoongi akan memastikan ayahnya tak akan tahu tentang hal ini. Ia terlalu menyayangi lelaki itu dan tak ingin dia menjadi korban kemarahan ayahnya. Ayahnya sangat baik, namun juga bisa menjadi sangat menakutkan apabila marah. Apapun yang terjadi, siapapun yang salah, Sehun pasti akan selalu membela anaknya. Dan apapun pembelaan Youngjae, ia pasti akan tetap mendapat hukuman.

Ia tak ingin hal itu terjadi.

Tak berapa lama kemudian, Yoongi akhirnya mengendarai mobil Jimin melewati gerbang Bangtan High School. Setelah memarkir mobil di tempat ia biasanya melihat cowok itu memarkir mobilnya, Yoongi langsung bergegas menuju gedung SMA dan berlari ke area lokernya.

Ia bersyukur bahwa saat itu periode pertama baru saja selesai. Murid-murid membanjiri koridor dan bergegas menuju kelas mereka berikutnya. Setelah mengambil buku-buku yang diperlukan serta menyimpan barang-barang yang tidak diperlukan, Yoongi langsung melesat menuju ruang musik sambil berhati-hati agar tidak menubruk siapapun dan menciptakan masalah yang tak diperlukan di pagi yang sudah dipenuhi masalah tersebut.

LAWLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang