Chapter 29

5.2K 554 46
                                    

Dulu sekali ibunya pernah berkata bahwa hidup manusia sebenarnya terdiri dari berbagai peristiwa yang terkesan acak. Namun pada suatu hari nanti, di masa depan, mereka akan tiba pada titik dimana terjadi suatu peristiwa yang membuat seluruh peristiwa-peristiwa acak tersebut terlihat seperti sebuah rangkaian peristiwa yang saling berhubungan satu sama lain. Kemudian apabila dilihat dari suatu sudut pandang yang lebih besar, rangkaian peristiwa tersebut akan terlihat sangat logis.

Aksi. Reaksi. Konsekuensi.

Bila seseorang melakukan sesuatu, apapun yang akan mereka lakukan pasti akan mendapat sebuah reaksi. Jika kau mendorong suatu meja, maka meja tersebut akan bergerak. Namun tidak hanya berhenti di situ saja. Dari reaksi tersebut kemudian akan timbul konsekuensi lain. Jika kau membuat suatu meja bergerak, meja tersebut akan berpindah, dan selanjutnya tata letak ruangan tempat dimana meja tersebut berada juga ikut berubah.

Ibunya memang sangat suka dengan filosofi hidup. Salah satu hobinya adalah berdebat dengan ayahnya tentang arti dari berbagai hal kecil yang selalu mereka lakukan sehari-hari. Mulai dari mengapa benda yang dilempar ke atas jatuh ke bawah, mengapa waktu terkadang terasa berbeda dalam peristiwa berbeda, hingga mengapa para sapi di peternakan mereka harus dipijat dan diberikan sake untuk merilekskan otot mereka. Hal-hal seperti itu. Dan perdebatan tersebut bisa berlangsung berjam-jam hingga makan malam dimana mereka mendadak berbicara tentang keberadaan Tuhan.

Namun jika ayahnya sedang tidak ada, ibunya akan beralih kepada Yoongi, Yoonji, dan Youngjae. Dan ketiga orang tersebut tidak pernah ada yang mendebat topik yang diajukan ibunya. Hanya ayahnya-lah satu-satunya orang yang cukup sabar untuk meladeni hobi ibunya tersebut. Atau mungkin...ayahnya juga memiliki hobi yang sama.

Mungkin hal itu yang membuat mereka menikah.

Setelah Festival Musim Semi di Kuil, Yoongi menemukan dirinya memikirkan teori ibunya tersebut. Lucu bagaimana setelah semua emosinya habis Yoongi malah teringat sesuatu yang dikatakan ibunya sambil lalu ketika mereka sedang mengunjungi kebun binatang.

Yoongi. Kau sudah memenangkan taruhanmu.

Yoongi sama sekali tidak merasa ia baru saja memenangkan sesuatu. Ia tidak merasa senang. Ia tidak merasa bahagia. Senang adalah perasaan ketika ia berciuman dengan Jimin di bawah hujan. Senang adalah perasaan saat ia bersandar pada Jimin ketika mereka duduk berdua di dalam kereta api. Senang adalah perasaan seperti ketika ia menemukan Jimin berdiri di teras rumahnya sebelum mereka pergi ke Kuil.

Tidak. Kalimat itu tidak membuatnya senang. Kalimat itu justru terasa seperti meruntuhkan dunianya.

Malam setelah Jimin meninggalkannya, Yoongi langsung pulang dan mengunci diri di kamar. Ia kemudian menangis, menangis, dan menangis. Malam itu dia tidak tidur karena ia tahu kalau ia tertidur, tidurnya akan dihiasi mimpi buruk bayangan seorang pemuda berambut merah dengan ekspresi terluka. Ia terus menangis sepanjang malam hingga air matanya mengering di pagi hari.

Segera setelah tangisannya berhenti, Yoongi pun mulai marah. Marah pada dirinya, karena dengan bodoh menyetujui tantangan yang diberikan Namjoon. Kemudian setelah tahu bahwa ia sudah jatuh cinta pada Jimin, ia tidak langsung memberitahu lelaki itu tentang taruhannya. Tidak. Dia malah berpura-pura tidak ada taruhan di antara mereka dan tetap menghabiskan waktu bersama Jimin seolah-olah dia tidak punya dosa apapun.

Dia adalah perempuan paling jahat. Perempuan iblis.

Namun dibandingkan pada dirinya sendiri, ia lebih marah lagi pada Kim Namjoon.

Lagipula siapa lagi yang bisa memberitahu Jimin soal taruhan itu kalau bukan dia?!

Setelah semua kekejaman yang dilakukan lelaki itu padanya, Yoongi kira dia sudah puas. Apalagi setelah mereka berkompromi di GUARDIAN hari itu, Yoongi mengira Namjoon akan melupakan taruhannya. Namun tidak. Lelaki itu justru melanggar kata-katanya sendiri dan memberitahu Jimin soal taruhannya! Yoongi tidak mengerti mengapa Namjoon tega melakukan itu. Ya, ayahnya memang sudah mengusirnya. Ya, ayahnya memang pria yang sangat jahat. Ya, dia sudah membalas Yoongi dengan menjadi orang yang sama jahatnya. Dan YA, Yoongi sudah memaafkannya. Tapi sekarang ini...ini sungguh keterlaluan.

LAWLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang