Chapter 23

5K 553 26
                                    

Jumat, 15 april (sebelum makan malam dirumah yoongi)
Dengan park jimin

Jimin mengecek arloji pada lengan kanannya, ujung bibirnya sedikit melengkung naik. Ia mematikan mesin dan turun dari mobil sebelum berlari menaiki anak tangga menuju pintu depan rumahnya.

Saat itu masih pukul setengah delapan. Ia hanya butuh waktu lima menit untuk mengganti pakaiannya dengan sesuatu yang lebih pantas untuk menghadiri acara makan malam yang dijanjikan Yoongi.

Hari itu adalah hari Jumat, tapi bukan seperti hari Jumat biasanya. Jumat itu adalah hari terakhir sekolah sebelum mereka memasuki dua minggu liburan paskah. Saking semangatnya, ia dan teman-temannya jauh pada minggu sebelumnya telah berencana untuk menghabiskan malam tersebut di rumah peternakan Namjoon yang ada di Busan. Jimin tak pernah menolak jika Namjoon mengundangnya untuk berkunjung ke sana. Ia menyukai tempat tersebut. Mereka bisa berkuda di padang rumput yang luas sampai sore, dan malamnya mereka akan memasak barbeque sambil minum-minum sampai teler.

Siapa yang bisa menolak itu?

Rencananya sudah sangat sempurna sampai ketika hari Selasa kemarin Min Yoongi tiba-tiba muncul dan melakukan sesuatu diluar dugaan. Gadis itu mengundangnya makan malam di rumahnya pada hari Jumat. Tak hanya dia, ia juga mengundang kakak-kakaknya.

Jimin sebenarnya tidak terlalu bersemangat dengan acara-acara dimana ia harus duduk semeja bersama kakak-kakaknya sambil membicarakan dirinya atau hal-hal apapun itu yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. Semua itu sangat membosankan. Jimin lebih memilih duduk bersama teman-temannya di restoran cepat saji sambil mengobrol tentang apa saja yang terlintas di benak mereka saat itu.

Tetapi makan malam yang ini berbeda, karena yang ini akan berlangsung di rumah keluarga Yoongi, dengan Min Yoongi sebagai kokinya.

Jimin tak pernah peduli apakah gadis itu koki yang hebat atau bukan. Yang menjadi perhatiannya adalah bahwa ia akan duduk di meja yang sama bersama gadis itu dan memakan makanan yang dimasaknya. Ia bisa membayangkan wajah gadis itu yang memandang penuh harap ke arahnya agar ia bisa mengatakan sesuatu yang baik tentang masakannya. Entah mengapa hanya dengan membayangkan wajah bahagia gadis itu saja bisa membawa senyum ke bibirnya.

Tidak hanya itu, Jimin juga bisa membayangkan wajah Yoongi jika ia tidak ada di meja tersebut.

Jimin mendorong pintu oak yang besar itu dan membiarkannya terbuka saat ia berlari menuju tangga yang akan membawanya ke lantai dua tempat kamarnya berada.

Dua minggu yang lalu, Jimin bahkan tak mengenal Min Yoongi. Yang ada di pikiran Jimin cuman senang-senang, obat-obatan, game, dan senang-senang. Pada situasi normal, gadis itu mungkin orang terakhir yang akan dikencaninya di Bangtan High School. Semuanya berubah sejak pagi dimana ia menemukan gadis itu bertelanjang kaki di dapurnya. Dan entah mengapa sejak saat itu jalan mereka selalu berselisih.

Sama seperti apa yang akan terjadi malam ini. Jalan mereka lagi-lagi akan berselisih.

Jimin tidak mau mengakui ini. Tapi untuk pertama kalinya diam-diam ia merasa lega karena Namjoon membatalkan rencana mereka. Entah mengapa ia sangat tidak ingin menelepon Yoongi dan membohongi gadis itu dengan sejuta alasan mengapa ia tak bisa datang ke makan malamnya.

Sesampainya di puncak tangga, Jimin bergegas menuju kamarnya. Ketika ia membuka pintu, ia terkejut saat menemukan Elise Northway duduk dengan posisi yang sangat provokatif di atas ranjangnya.

Gadis itu hanya mengenakan singlet putih yang mencetak jelas bentuk tubuh serta branya yang berwarna pink dengan rok berwarna biru yang hanya mencapai pertengahan pahanya. Ia duduk dengan kaki tersilang, menunjukkan pahanya yang putih mulus.

LAWLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang