Chapter 27

4.8K 539 28
                                    

Jimin terbangun dengan senyum di bibirnya. Ia membuka mata perlahan-lahan, lalu berguling-guling sebentar sebelum akhirnya turun dari ranjang. Meskipun tidurnya tidak bermimpi semalam, namun ia ingat bahwa ia tertidur dengan perasaan lega luar biasa. Dan rupanya rasa lega itu masih terbawa sampai pagi.

Ia berjalan ke kamar mandi, masih tersenyum, sambil sesekali menguap dan menggaruk dadanya yang telanjang. Setelah mencuci muka, ia menatap pantulannya pada cermin di kamar mandi dan menemukan seorang pemuda berambut merah tersenyum bodoh ke arahnya. Ia cepat-cepat merubah ekspresinya menjadi raut mukanya yang biasa. Namun beberapa detik kemudian ia tersenyum lagi.

Semuanya hanya karena ia kembali teringat dengan pernyataan cinta yang diterimanya kemarin sore oleh seorang gadis yang sangat spesial. Min Yoongi. Bagaimana kau bisa cemberut apabila teringat hal seperti itu?

Pernyataan cinta bukanlah hal yang jarang diterima Jimin. Reputasinya sebagai bad boy bukannya menjadi penangkal para gadis melainkan membuatnya menjadi magnet para perempuan yang menyukai sedikit tantangan. Ia tidur dengan banyak perempuan, dan sering terbangun dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: "Bolehkah aku menghabiskan liburan nanti di rumahmu?", "Bagaimana kalau kita pergi ke Alaska musim dingin nanti?", dan yang paling membuat Jimin merinding adalah, "Apakah kau mencintaiku?"

Jimin tidak membutuhkan semua itu. Ia tidak butuh perempuan yang ingin dimanja dengan uang ayahnya, naik pesawat pribadi milik ayahnya menuju kepulauan di selatan, atau makan malam di tempat mewah lima kali seminggu. Yang ia inginkan hanyalah menghabiskan waktu di ranjang bersama gadis yang sangat ia sukai sambil menikmati mie instan.

Saat berjalan keluar dari kamar mandi, Jimin menemukan dirinya tak peduli bila ia nyengir tolol seperti cengiran Taehyung ketika Jungkook berada di dekatnya. Ia meregangkan punggung dan berjalan keluar kamar. Ini adalah hari yang indah. Mungkin ia akan mengunjungi rumah Yoongi dan memancing gadis itu agar berenang di rumahnya. Setelah itu mereka mungkin bisa bersantai di tempat tidur sambil menikmati mie instan.

Jimin turun ke lantai bawah dan berjalan menuju dapur. Jam di dinding menunjukkan pukul 10, pantas saja dia kelaparan. Dia tidak mengerti apa yang membuatnya tertidur sangat lama. Tapi jika diingat-ingat lagi, ketika menerima foto dari Elise dua hari lalu, Jimin sama sekali tak bisa tidur. Mungkin tubuhnya membayar utang tidurnya semalam.

Ketika ia melangkah ke dapur, ia secara spontan berhenti ketika melihat orang yang menunggunya di sana.

Elise Northway sedang mengunyah sepotong apel yang telah dikupas dan diletakkan di sebuah piring keramik. Jimin hampir tidak mengenali gadis itu karena rambut panjangnya yang cokelat secara misterius berubah menjadi rambut pirang yang lurus dan pendek. Meskipun dengan rambut yang berbeda, gadis itu, seperti sebelumnya, dan seperti biasa, memang selalu terlihat cantik. Namun tetap saja, Jimin merengut melihatnya.

Gadis itu duduk dengan santai di salah satu kursi tinggi di dekat konter yang membatasi dapur dengan meja makan tempat Jimin biasanya menikmati sarapannya di hari libur seperti ini. Kakinya yang langsing dan panjang tersilang. Ia nampak tertarik melihat sesuatu yang ada di layar iPhone-nya sementara tangan kanannya memegang garpu dengan potongan apel tertancap di ujungnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Elise yang jelas-jelas sudah menyadari keberadaan Jimin dari tadi berpura-pura kaget seolah-olah baru melihat pemuda itu berdiri di sana. Ia terkesiap dengan gaya berlebihan lalu meletakkan ponselnya di meja.

"Oh, aku tak melihatmu di sana, Jimin. Lihat, jam berapa sekarang?" Ia menunjuk ke arloji di lengan kirinya, "Kupikir seseorang sudah membunuhmu karena kau tak kunjung bangun-bangun. Oh, tunggu dulu." Ia memanyunkan bibirnya dengan gaya imut, sambil pura-pura berpikir, "Itu tidak mungkin. Karena semalam aku bersumpah bahwa aku-lah yang akan membunuhmu dengan tanganku sendiri."

LAWLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang