Joan Jose seakan ingin menjatuhkan rahangnya ke tanah saat mendengar kalimat terakhir yang Karina katakan. Begitupun dengan Leo, rasa-rasanya ia ingin menyiram wajahnya sendiri dengan air es agar dia segera bangun dari hal yang ia anggap mimpi ini. Sepuluh tahun menetap di Inggris dengan Jamie Kyle dan Jung Ahra cukup membuatnya tahu seorang Jonathan Louis.
Dia pria dengan sejuta kekuasaan di Inggris. Jamie sendiri sempat berurusan dengannya di meja hijau, mengingat Jamie Kyle adalah seorang Jaksa yang beberapa kali menangani kasus tentang Jonathan Louis. Tapi tak sekalipun, ia tidak pernah menemukan celah untuk menuntutnya masuk kedalam sel tahanan.
“Jonathan Louis?” Liam yang seperti tengah menahan sesuatu. Ia tidak suka. Sungguh ia tidak suka mendengar jika Karina menyukai pria lain dihadapannya.
“Kenapa? Ada masalah?”
“Kamu tidak berencana mengejar Om-om hanya karena demi uang kan?” desak Liam dan langsung mendapat tatapan tajam dari Karina. Simpel saja, Karina tidak serendah itu.
Jonathan melirik Liam tajam dari balik kacamatanya. Dugaan Liam pada Karina entah kenapa membuat Jonathan benar-benar ingin mukul wajah Liam. Lagi, sebagai sesama pria tentu ia tahu mengapa Liam terlihat sangat tidak menyukainya karena Karina menyebut Jonathan sebagai calon suami dan mengapa Liam bilang ia senang saat Karina mengatakan ia mundur dari dunia model. Itu semua karena Liam Seen mencintai Karina Kyle, Jonathan yakin tentang hal itu. Instingnya tak pernah salah.
“Aku menyukai Jonathan Louis ...”
Liam tidak habis fikir mengapa Karina bisa berfikir begitu? Apa ia mengenal Jonathan? Kalau iya, tidak mungkin Jonathan tertarik pada Karina. Logikanya, Jonathan itu pria matang dan punya tipe wanita dewasa yang pintar, berwawasan luas, intelektual tinggi dan yang pasti menggiurkan. Sedangkan Karina? Kekanakan, berisik, manja, cantik? Okelah, tapi Karina jelas bukanlah tipe pria dewasa macam Jonathan.
“Kamu tidak mengenalnya ...” cerca Liam.
“Aku bertemu dengannya di bar, dan juga ... Hotel.” Liam menatap Karina tidak percaya.
Jonathan membuka kacamatanya. Ia menyeringai saat tanpa sengaja Liam melihat ke arahnya. Posisi Liam yang menghadap Karina membuatnya dapat melihat Jonathan yang duduk di kursi seberang. Liam tidak mengalihkan pandangannya dari Jonathan, ia sungguh tidak sadar jika sejak tadi orang yang ia bicarakan duduk di jejeran kursi seberang.
“Aku marah padamu ...” suara Liam tidak terdengar seperti sebelumnya. Kali ini nadanya sangat dingin dan menusuk. Karina mengerjapkan matanya beberapa kali. Liam bilang dia marah pada Karina tapi matanya menatap lurus ke arah bangku seberang tempat duduk mereka. Lagipula, rugi apa Karina jika Liam marah padanya? Masa bodoh.
Karina menoleh ke arah yang sama, betapa terkejutnya saat melihat Jonathan sedang menatap dengan senyumnya yang terlihat tampan di mata Karina. Hatinya mendadak seperti di kelilingi kupu-kupu. Ia tidak bisa menahan senyumnya, tanpa tandang aling ia mendorong Liam hingga pemuda itu membentur kaca jendela pesawat. Davine yang sejak tadi menahan tawan akhirnya tertawa lepas hingga membuat mereka melihat kearah Davine heran.
“Ini benar-benar lucu, Karina kamu sangat menarik ...” kata Davine dengan gelak tawanya, tapi tak ada yang memperdulikan hal itu bahkan Karina sekalipun, karena kenyataannya Jonathan jauh lebih menarik atensinya.
“Tuan Jonathan, kamu ke London juga?” tanya Karina yang kini telah berdiri di depan kursi Jonathan. Jonathan masih mempertahankan senyum tampannya.
“Kampung halaman saya di sana ...” balas Jonathan santai.
“Emm iya, aku sampai lupa kamu orang Inggris. Soal kemarin itu, apa jawaban anda?” suara Karina terdengar gugup ditelinga Jonathan. Senyum Jonathan memudar, harusnya Karina tahu jawaban apa yang akan ia dapat. Lalu untuk apa ia masih menanyakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE-YA, OM!! [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY]
RomanceKetika sebuah rasa mengalahkan segalanya, maka yang tidak masuk akalpun akan berubah menjadi sesuatu yang sah. Cinta itu bukan hanya tentang mencintai atau dicintai namun lebih pada bagaimana kamu mendapatkan, menjaga dan juga mempertahankan. Kekuas...