LOVE-YA, OM!! CHAPTER 11B: NEVER BE

2.9K 172 22
                                    

Miranda merapikan pakaian berkelasnya. Dengan senyum yang tidak pernah luntur dari bibirnya wanita yang berusia lebih dari setengah abad itu menekan tombol bel pintu.

Kringg ...

Hanya memencet bel saja ia terlihat sangat anggun.  Tidak lama hingga daun pintu terbuka dan menampilkan pria muda yang ia duga itu adalah kakak angkat Karina, Leo Rahadi.

“Selamat siang ...” sapa Miranda dengan senyum.

“Ya?”

“Ahya, Miranda Louis, Ibu Jonathan ...” katanya lembut sambil menerima sebuah bungkusan dari seorang pria yang ada di belakangnya.

“Owh, silahkan masuk ...” balas Leo mempersilahkan Miranda.

“Terima kasih ...”

Miranda meneliti setiap desain interior rumah Karina. Memang jauh lebih kecil dari Mansion-nya, tapi rumah ini terlihat nyaman. Miranda tersenyum kecil lalu duduk di salah satu sofa ruang tamu. Sepertinya Leo sedang ingin memanggil orangtuanya. Ya, tiba-tiba saja Ahra keluar dari dapur dengan celemek yang masih menempel di tubuhnya.

“Emm, hello ...” kata Ahra yang terlihat bingung harus menyapa bagaimana.

Bayangkan saja jika orangtua menantumu tiba-tiba saja datang tanpa memberitahu. Ahra bahkan belum menyiapkan apapun.

“Ah maaf saya datang tiba-tiba ...” katanya.

“Oh, itu bukan masalah serius, aku sedang membantu ibuku memasak, tapi tidak apa kami sudah menyelesaikannya ...” jawab Ahra dengan sopan.

“Terima kasih, sebenarnya aku datang untuk menemui Jonathan dan Karina ...” ungkap Miranda.

“Ah, kebetulan mereka sedang tidak ada, Karina sedang pergi ke pernikahan temannya dan tadi pagi Jonathan berangkat ke kantor ...” balas Ahra membuat Miranda sedikit kecewa.

“Baiklah jika begitu aku akan pulang, ini kue untuk kalian, aku yang membuatnya ...” kata Miranda memberikan bungkusan yang dibawanya.

“Oh, Terima kasih, tapi tinggalah sebentar, kita bisa makan siang bersama, tapi aku hanya memasak masakan Indonesia ...” aku Ahra.

“Bolehkah?

“Tentu saja ...”

Ahra mengangguk pelan lalu memngajak Miranda pergi keruang makan mereka. Ada Leo, Clara, Jhonny dan juga Lisa di sana. Mereka menyambut Miranda dengan baik. Hah, rasanya menyenangkan sekali punya keluarga seperti mereka. Tapi dimana Ayah Karina? Apa ia tak mau menemui Miranda?

“Suamiku sedang bekerja, jadi tak ikut makan siang disini ...” ucap Ahra yang terlihat mengerti dengan apa yang Miranda pikirkan.

“Saya mengerti ...” balas Miranda masih dengan senyum anggunnya.

“Tapi Umma, tidakkah sebaiknya kita berkenalan secara resmi dahulu ...” sahut Clara.

“Hahaha ...” Miranda tertawa pelan mendengar sahut Clara. Benar juga, mereka bahkan belum pernah berkenal secara resmi. Dan itu terasa aneh mengingat mereka adalah besan saat ini.

“Namaku Miranda Louis, senang bertemu kalian ...” kenal Miranda.

“Saya Jung Ahra, ini Ayah dan Ibu mertua saya, Jhonny Kyle dan Lisa Haryono, lalu kedua anak saya yang lain selain Karina Leo Rahadi dan Clara Rahadi, senang bertemu anda ...” kata Ahra seraya menarik kursi untuk duduk di samping Ibunya.

“Ya ...” balas Miranda tenang.

Seluruh orang dalam ruangan itu menikmati makanan mereka dengan tenang. Walaupun seluruh orang yang makan hanya diam, tapi tetap terasa hangat. Miranda tersenyum tulus. Jonathan memang pintar cari istri.

******

Dengan wajah datarnya Zenos Damone berjalan memasuki kantor Kingdom. Beberapa karyawan Kingdom yang mengenalnya langsung menunduk padanya ketika Zenos melewati mereka. Tangannya menekan pelan tombol lift menuju ruangan Jonathan. Ia segera melangkah di koridor saat ia sampai. Namun kakinya terhenti saat melihat Karina yang duduk disalah satu kursi sekertaris Jonathan. 'Jadi istri Jonathan bekerja disini?' tanya Jonathan.

Zenos menghentikan seorang pegawai yang berjalan melewatinya.

“Dia bekerja di sini?” tanya Zenos menunjuk Karina yang masih sibuk dengan berkas-berkas miliknya.

“Iya, dia sekertaris baru, tapi dia bahkan bisa datang sesuka hati, tadinya kami pikir dia selingkuhan Tuan Jonathan mengingat Tuan Jonathan sudah bertunangan tapi kami baru tahu belakang ini jika dia istri Tuan Jonathan ...” jelasnya.

Zenos mengangguk mengerti dan membiarkan orang itu pergi. Zenos masih berdiri dan terus memperhatikan Karina. Perasaannya saja atau memang tubuh wanita itu jadi lebih sexy? Oh Zenos, dia itu istri rivalmu.

Karina beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menuju ke dalam ruangan Jonathan. Zenos menyeringai, Zenos tidak yakin Jonathan akan bersikap profesional di kantor ketika Karina ada di sekitarnya. Dengan langkah mantap Zenos berjalan menuju ruangan Jonathan, ia bahkan tidak ketuk pintu lebih dahulu.

Lihat itu ...

Mereka bahkan sedang berciuman dengan posisi Jonathan duduk di kursinya, lalu Karina yang memcondongkan tubuhnya kearah Jonathan dari seberang meja.

“Hentikan itu Louis ...” tegur Zenos dengan menyenderkan tubuhnya di daun pintu yang terbuat dari kaca itu.

Karina menarik tubuhnya seraya mendorong kasar tubuh Jonathan. Karina berdehem pelan menghilangkan ketegangannya. Jonathan berdecih kesal. Karina sedikit merapikan bagian atas pakaiannya. Lalu berjalan kearah lemari buku yang ada yang ada diruangan Jonathan. Karina menekan lemari buku itu hingga terbuka dan dia masuk kedalam sana tanpa mengatakan apapun.

“Mau apa kamu?” kata Jonathan mengalihkan perhatian Zenos.

Zenos berjalan mendekati Jonathan, ia mengambil duduk dikursi yang berada didepan Jonathan.

“Sahammu sempat turun beberapa hari lalu ...” ucap Zenos.

“Hn, ada sedikit masalah ...” jawab Jonathan santai dan masih menatap layar laptop di depannya.

“Orlando Jeams sempat menemui sebelum aku tandatangan kerja sama kita ...” ungkap Zenos. Jonathan menatap Zenos cepat.

“Dia mau apa?”

“Memintaku bergabung bersamanya untuk menekanmu ...” kata Zenos.

“Dan kamu bergabung ...” balas Jonathan penuh selidik.

“Untuk apa aku bergabung jika harus kehilangan uangku dalam proyek Golden dengan Kingdom ...” jawab Zenos dengan senyum mengejek pada Jonathan.

“Kuharap kamu tidak lemah menghadapinya, akan sangat merugikanku jika kamu lemah ...” gumam Zenos menyederkan punggungnya pada kursinya. Rauh wajah Jonathan terlihat sendu untuk beberapa saat. Namun ia kembali pada wajah datarnya dan kembali menatap mata Zenos.

“Kamu tidak akan tahu rasanya menghadapi dia ...” balas Jonathan.

“Lihat dirimu, kamu takut.” ejek Zenos.

“Saya tidak takut.” geram Jonathan menahan amarahnya.

“Kamu takut.” gertak Zenos cepat.

Jonathan diam. Gertakan Zenos seperti sugesti yang tertanam dalam otak Jonathan agar ia dia diam merenungkan ucapan Zenos. Benarkah ia takut?

“Aku tahu seluruh keluargamu tidak akan meninggalkanmu jika nantinya kamu jatuh, setidaknya pikirkan apa yang telah Kakekmu bangun dan apa yang kamu teruskan ...” sambung Zenos segera berdiri dari duduknya dan segera meninggalkan Jonathan yang masih terdiam tanpa mengatakan apapun.

Jonathan melirik kepergian Zenos. Itu tadi ucapan teman atau rival? Rasanya tidak percaya jika yang baru saja menyemangatinya adalah Zeno atau mungkin ia tidak rela jika Jonathan kalah di tangan orang lain selain dirinya?

Mungkin benar ucapan Zenos. Kakeknya yang telah membangun Kingdom dan Jonathan lah yang meneruskan Kingdom hingga sampai seperti ini. Memangnya Orlando siapa hingga berhak mengambil ini semua dari Jonathan?

LOVE-YA, OM!! [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang