Bukan sesuatu hal yang membuat Karina tenang jika sejak ia terbangun dari tidurnya ia terus saja teringat Jonathan. Sebelumnya ia terbangun dengan Jonathan, tetapi ketika dirinya bangun lagi Karina sudah berada di kamarnya. Apa itu semacam mimpi? Kalau iya, boneka panda dalam pelukannya itu kenapa ada? Karina menatap langit-langit kamarnya. Dia baru sadar jika desain kamarnya ini cukup lucu. Ia menolehkan kepalanya pelan saat pintu kamar terdorong oleh seseorang dari luar. Orang pertama yang ia lihat adalah Ahra sang Umma, lalu Clara, Leo dan juga ayahnya. Entah perasaannya saja memang benar jika ayahnya memasang ekspresi canggung serta sendu pada Karina.
"Karina?" panggil Ahra lembut.
Karina memaksakan senyum tipis dibibirnya. Ahra duduk disamping ranjang Karina. Ia mengusap pelan kepala Karina.
"Kamu sudah lebih baik?" tanyanya lembut. Karina mengangguk dan menarik tubuhnya untuk bersandar pada kepala ranjang.
"Apa yang terjadi padamu kemarin? Mengapa kamu bersama Jona-arghh ..." ucapan Jamie terputus oleh cubitan Ahra dan juga senggolan Clara.
"Apa?" protes Jamie kesal. Leo memutar matanya bosan.
"Karin, sarapan dulu ya, Umma sudah siapkan bubur, sebentar Umma ambilkan ..." Karina menatap Ahra, ayah dan kedua kakaknya bingung. Tetapi pada akhirnya ia mengangguk mendengar tawaran Umma-nya. Ahra berdiri dari duduknya. Ia menarik tangan suaminya untuk segera keluar dari kamar Karina dan langsung disusul oleh kedua anak mereka yang lain. Pintu telah tertutup. Pelan-pelan Ahra bicara pada suaminya agar tidak menanyakan tentang apa yang terjadi kemarin dan juga tentang apa masalah Karina dengan Jonathan.
"Biar aku saja yang memancingnya agar dia mau bicara tentang apa yang terjadi kemarin dan juga tentang Jonathan ..." bisik Ahra pelan.
"Umma benar Ayah, Karin tidak akan bicara jika Ayah bertanya pada intinya, wanita itu perlu perasaan jika bicara tentang seorang pria ..." sahut Clara.
"Begitukah?" kata Jamie dengan nada meledek. Clara mengangkat bahunya acuh.
******
Suara pintu tertutup pelan membuat Karina kembali memikirkan Jonathan. Rasanya rindu sekali dengan suara Jonathan, pelukannya, ciumannya dan semuanya. Airmatanya mulai menetes dari kelopak matanya. Karina menyentuh bibir pucatnya, ia bahkan masih bisa merasakan bagaimana dirinya menyentuh ujung bibir Jonathan semalam.
"Haruskah aku benar-benar menjauh darimu?" tanya Karina pada boneka panda disampingnya.
"Tapi aku ingin bersamamu ..." gumamnya lagi. Karina mengusap airmatanya asal.
Tidak berapa lama hingga Ahra kembali kekamarnya sendirian dengan membawa nampan berisi bubur dan segelas air putih untuk Karina. Ahra sengaja tidak benar-benar menutup pintu kamar Karina karena sejak tadi suami dan kedua anaknya ingin sekali mendengar penjelasan Karina tentang kejadian kemarin bersama Jonathan.
"Jadi, apa kamu ingin Umma menyuapimu?" goda Ahra pada Karina. Karina hanya membalas dengan anggukan dan senyuman manis.
"Baiklah, buka mulutmu ..." perintahnya dengan nada dibuat-buat. Ahra menghela nafas pelan lalu mulai menyuapi Karina dan bertanya apa yang sudah menjadi tujuannya.
"Kamu terlihat menyukai boneka barumu ..." ungkap Ahra perlahan.
"Dia sangat menggemaskan, iyakan Umma ..." balas Karina tersenyum tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE-YA, OM!! [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY]
RomanceKetika sebuah rasa mengalahkan segalanya, maka yang tidak masuk akalpun akan berubah menjadi sesuatu yang sah. Cinta itu bukan hanya tentang mencintai atau dicintai namun lebih pada bagaimana kamu mendapatkan, menjaga dan juga mempertahankan. Kekuas...