Karina berjalan di samping Jonathan. Tangan Karina ditarik pelan oleh Jonathan untuk masuk kesalah satu Hotel berbintang miliknya. Seluruh pegawai yang dilewatinya menunduk menghormatinya. Karina menatap sinis pegawai-pegawai itu.
“Jangan menunduk seperti itu, dia takkan memberikan kalian gaji lebih tinggi, dia itu pelit!” ucap Karina dengan cukup lantang. Seluruh pegawai yang mendengar itu langsung mengangkat kepala dan menatap Karina tidak percaya.
Jonathan yang mendengar perkataan Karina langsung menarik pinggang gadis itu posesif. Dikecupnya pucuk kepala Karina dengan lembut. Karina tidak mengeluarkan kalimat protes apapun. Karina tersenyum manis, ini sudah tiga hari sejak Karina mendengar pernyataan cinta Jonathan dan Karina mau tidak mau menerimanya karena menolak pun tidak ada gunanya. Toh, faktanya saat ini dirinya telah menikah dengan Jonathan.
Yang perlu Karina lakukan adalah bagaimana membicarakan ini pada ayahnya. Bagaimana jika nanti Jamie tidak bisa menerima semua ini. Karina menatap wajah Jonathan yang berdiri di sampingnya.
“Apa?” gumam Jonathan pelan saat ia tahu Karina sedang menatapnya secara intens disepanjang koridor menuju lift.
“Aku masih tidak percaya kamu mencintaiku.” jawab Karina membuat Jonathan menghentikan langkahnya secara mendadak.
“Kamu ragukan hal itu pada saya?” sela Jonathan menarik pundak Karina untuk menghadapnya.
“Entahlah ...”
Jonathan menangkupkan kedua telapak tangannya dipipi Karina.
“Saya tidak tahu bagaimana saya bisa membuktikan ucapan saya, karena hanya waktu yang bisa berucap seperti apa cinta saya padamu ...” Jonathan mengambil beberapa helai rambut Karina yang berapa disisi wajahnya dan menyelipkannya di belakang telinga Karina.
“Harusnya saya yang meragu disini, saat saya mulai menua kamu akan mulai bosan pada saya kan?” sambung Jonathan tenang.
“Apa yang harus kujawab? Akupun juga tidak bisa mendahului waktu untuk mengatakan aku mencintaimu sampai akhir hidupku.” balas Karina lembut.
“Tapi aku bisa mengatakan aku mencintaimu setiap harinya dan saat aku tidak bisa mengatakannya lagi, itu sama sekali bukan penanda aku tak mencintaimu lagi.” lanjut Karina tenang. Jonathan mendekatkan wajahnya pada Karina, sangat dekat hingga kening mereka saling menyatu satu sama lain. Jonathan menyelipkan jemari besarnya pada helai rambut bergelombang Karina. Hidung mereka bahkan bersentuhan tanpa berniat menyentuh yang lain.
“Biarkan saya mengikatmu ketika kamu masih mencintai saya seperti ini.” pinta Jonathan.
“Lakukan, tapi diamlah jika Ayahku memukulmu sampai mati saat ia tahu tentang pernikahan kita dan aku hamil anakmu nantinya. Biar bagaimanapun dia akan selalu jadi pria yang paling kuhormati di dunia ini melebihi siapapun.” balas Karina melepaskan diri dari Jonathan dan segera berjalan masuk kedalam lift.
Jonathan segera menyusul Karina masuk kedalam lift. Didorongnya tubuh Karina hingga menabrak sisi kanan lift, Jonathan juga menekan tombol untuk pintu lift segera tertutup. Jonathan menekan tubuh yang jauh lebih kecil darinya itu kuat. Jonathan menaikkan lengan Karina. Karina mengerang pelan, oh ... punggungnya terasa sakit. 'Orang gila!' umpat Karina dalam hati.
“Tidak, dia baru boleh membunuh saya saat anak saya sudah bisa menghirup udara.” gumam Jonathan tegas.
Karina menatap mata Jonathan intens. Jonathan begitu menginginkan seorang anak dari Karina. Okelah, Karina telah menyetujui tentang pernikahan mereka, tapi jika tentang anak? Oh, ia tidak pernah tahu siap atau tidak. Ia hanya takut menjadi ibu yang buruk nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE-YA, OM!! [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY]
RomanceKetika sebuah rasa mengalahkan segalanya, maka yang tidak masuk akalpun akan berubah menjadi sesuatu yang sah. Cinta itu bukan hanya tentang mencintai atau dicintai namun lebih pada bagaimana kamu mendapatkan, menjaga dan juga mempertahankan. Kekuas...