Justin berjalan ke arah markas besar Emperor. Sebenarnya niatnya kemari adalah untuk mengetahui hasil penyelidikan Anderson tentang penyerangan beberapa hari lalu di gedung pernikahan Davine. Ia bersyukur dirinya tidak perlu berjalan jauh untuk kemari karena markas ini tidak jauh dari Mansion keluarga Louis.
Langkah Justin berhenti di sebuah arena tembak yang berada di dalam markas. Matanya menyipit melihat seorang gadis yang sedang berlatih menembak di sana. Isabella Ruiz. Wanita yang pernah mengisi ranjang Jonathan, bahkan hari-hari Jonathan ketika usianya baru saja menginjak tujuhbelas tahun atau bisa di bilang wanita itu adalah pacar pertama Jonathan. Justin menyeringai lalu berjalan menghampiri wanita itu.
“Hey Bella ...” sapa Justin membuat perempuan bernama Isabella itu menoleh dan tersenyum manis pada Justin.
“Hey Justin. Kamu ingin bertemu Anderson? Jonathan juga disana, bersama istrinya ...” katanya dengan lembut.
Tak. tak.
Tak ...
“Karina? Dia di sini ...”
“Namanya Karina? Aku ingin tahu apa yang dimiliki wanita itu hingga membuat Jonathan begitu menginginkannya ...” tukas Isabella kembali mengarahkan sebuat pistol pada sadarannya.
Tak. Tak. Tak.
Justin tersenyum mendengarkan keinginan Isabella. Ini lebih berkesan ia sedang ... cemburu? Ah tidak, Isabella memang masih mencintai Jonathan tapi Isabella tahu dirinya dan Jonathan tidak mungkin bersama. Dia sadar akan posisi dan bagaimana perasaan Jonathan padanya.
“Dia punya daya tarik yang begitu diinginkan seorang pria ...” jawab Justin santai.
“Apa?”
“Kamu tahu? Aku bahkan menginginkannya ...” lanjut Justin tanpa ragu.
“Aku jadi penasaran ...” respon Isabella.
“Justin!!”
Itu suara Karina. Tentu saja, wanita itu sedang di gedung yang sama denganya saat ini. Justin dan Isabella mengalihkan perhatiannya pada Karina yang berada tidak jauh darinya. Mata Justin tidak lepas dari gadis yang belakangan ia sukai itu. Lupakan soal fakta wanita cantik itu sedang mengandung saat ini, ia begitu cantik hanya dengan dress pendek tanpa lengan berwarna putih yang ia kenakan itu. Astaga, jas navi yang Justin yakini milik Jonathan itu benar-benar mengganggu.
“Kamu sedang apa?” tanya Karina lembut.
“Melihatmu ...”
Isabella terkekeh pelan mendengar jawaban Justin.
“Apa?”
“Tidak, kamu mau main? Ini melatih konsentrasi ...” elak Justin berusaha mengalihkan perhatian Karina. Justin menarik sebuah pistol dari laci meja yang sedang didudukinya.
“Aku tidak bisa menembak ...” tolak Karina.
“Yah tentu saja, lagipula Jonathan akan melarangmu memegang benda semacam ini ...” ledek Justin.
“Kenapa dia melarang? Ini tidak berbahaya, inikan hanya mainan ...” balas Karina dengan tenang menarik pistol yang di genggam Justin.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE-YA, OM!! [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY]
RomanceKetika sebuah rasa mengalahkan segalanya, maka yang tidak masuk akalpun akan berubah menjadi sesuatu yang sah. Cinta itu bukan hanya tentang mencintai atau dicintai namun lebih pada bagaimana kamu mendapatkan, menjaga dan juga mempertahankan. Kekuas...