Jonathan mengetuk–ngetuk meja di depannya dalam diam. Sesekali ia juga menyeringai mengingat apa yang baru saja ia lakukan bersama Karina. Jonathan bersumpah itu hal paling indah yang pernah ia rasakan seumur hidupnya. Padahal saat ini ia sedang rapat bersama rekan–rekan kerjanya. Ada enam dewan direksi baru, Bryan Davine, Sebastian Abraham, dan juga Joan Jose disini. Tapi, nyatanya kebersamaannya dengan Karina benar–benar membuat otaknya tidak ingin melepaskan bayangan bercintanya dengan wanita itu.
“Jonathan ...” panggil Jose dengan agak keras. Jose dan seluruh orang yang berada di ruangan itu menatap Jonathan dengan pandangan bertanya. Tidak biasanya Jonathan seperti ini. Mereka sangat tahu jika pimpinannya itu selalu fokus dan serius jika menyangkut tentang pekerjaan. Dia juga selalu mencecar presentasi anak buahnya dengan berbagai pertanyan yang membuat mereka meneguk ludah secara paksa. Tetapi, sekarang dia hanya diam, menyeringai dan mengetuk–ngetuk meja tidak jelas.
Jonathan sedikit kaget saat Jose memanggilnya dengan nada datar cenderung tinggi.
“Ya?”
“Apa pendapatmu?” sahut Davine. Sebastian Abraham terkekeh pelan melihat orang yang telah ia anggap seperti kakaknya sendiri bertingkah tidak fokus hari ini.
“Pendapat saya? Soal apa?” jawab Jonathan datar. Jose menghela nafas frustasi. Davine menghempaskan punggungnya pada kursi yang ia duduki. Sebastian tertawa renyah, sementara dewan direksi menatap Jonathan bingung.
“Rapat selesai!!” titah Davine dan segera disetujui oleh seluruh yang berada di ruangan itu. Bagi mereka perintah Jonathan, Davine dan juga Jose adalah sesuatu yang memang sudah Jonathan setujui.
Jonathan hanya diam saat Davine menghentikan rapat mereka. Dia sama sekali tidak mempermasalahkan jika rapat hari ini sia–sia. Enam dewan direksi segera meninggalkan ruangan yang berada di restoran miliknya ini. Hanya tinggal empat orang disini.
“Kuharap kedatanganku ke London bukanlah masalahnya ...” ungkap Sebastian dengan nada dibuat–buat. Jonathan menatap Sebastian sinis.
“Datanglah ke Mansion, Ibu sangat merindukanmu ...” suruh Jonathan tanpa memperdulikan perkataan Sebastian sebelumnya. Sebastian mengangguk mengerti.
“Jo, kamu tidak fokus hari ini ...” sahut Davine melonggarkan dasi hitam yang dipakainya.
“Menurutmu saya bisa fokus saat saya meninggalkan istri saya yang sedang terlelap di lantai tujuh gedung ini?” balas Jonathan.
“Istri? Aku baru tahu ...” sela Sebastian.
“Sebaiknya kamu diam, Sebastian ...” cela Jose dan hanya dijawab kedikan bahu dari Sebastian.
“Apa yang kamu lakukan padanya?” tanya Davine penuh selidik.
“Tidak ada, saya hanya minta hak saya sebagai suami ...” balas Jonathan.
Davine dan Jose memandang Jonathan datar. Mereka tahu Jonathan sangat menginginkan seorang anak, dan dia juga tidak mau jika ibu dari anaknya itu bukan Karina. Katakan Jonathan itu tergila–gila ataupun terobsesi pada Karina, maka Jonathan dengan senang hati mengakui hal itu. Namun, semua orang harus tahu ada jutaan cinta untuk Karina di antara kegilaan dan obsesi itu. Kalian ingat saat Karina sakit di kantornya dan Jamie juga Leo menjemputnya waktu itu?
Sebenarnya bukan hanya pemeriksaan biasa yang Jonathan minta pada Julian. Tetapi juga sebuah pemeriksaan tetang keadaan Karina. Apa dia dalam keadaan benar–benar sehat dan siap untuk mengandung anaknya atau tidak. Bukan maksud Jonathan untuk kurang ajar. Tetapi ia ingin mempersiapkan segalanya dengan baik. Mengingat dialah yang pertama kali menyentuh Karina enam tahun yang lalu dan Karina tidak hamil saat itu. Ia hanya takut jika ada gangguan pada rahim Karina atau masalah lainnya. Itu mungkin saja kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE-YA, OM!! [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY]
RomantikKetika sebuah rasa mengalahkan segalanya, maka yang tidak masuk akalpun akan berubah menjadi sesuatu yang sah. Cinta itu bukan hanya tentang mencintai atau dicintai namun lebih pada bagaimana kamu mendapatkan, menjaga dan juga mempertahankan. Kekuas...