Jonathan tersungkur di lantai marmer rumah keluarga Karina. Ahra dan Clara menutup mulut mereka kaget. Leo pun sama kagetnya. Liam? Entahlah, dia masih saja memasang wajah datar dan cenderung tidak suka pada Jonathan. Jonathan menghempaskan nafasnya tidak terima. Demi apapun ini adalah penghinaan besar untuknya. Ayolah, selama tiga puluh enam tahun hidupnya tidak ada yang berani menyentuhnya hingga bibirnya berdarah seperti ini kecuali Anderson, itukan karena perintahnya. Jonathan menekuk kakinya, ia menaruh lengannya diatas lutut. Ia mengelap lelehan darah dari sudut bibirnya dengan ujung ibu jarinya.
"Bagus sekali, kamu bisa mengendalikan kelemahanku ..." desis Jamie tajam. Jonathan mulai berdiri.
"Saya beritahu satu hal, Karina bukan hanya menjadi kelemahanmu tapi ia juga menjadi kelemahan saya jika kamu mau mencoba, kamu bisa menjadikannya senjata menghancurkan saya, itupun jika hati nuranimu tidak menentang untuk menjadikan anakmu alat ..." cela Jonathan dingin dan langsung pergi meninggalkan semua orang yang ada disana. Jamie terdiam mendengar ucapan penuh penekanan dari Jonathan. Ia baru saja memukul Jonathan tapi untuk kesekian kalinya ia merasa kalah dari Jonathan.
******
Liam menggebrak pintu rumahnya dengan sangat keras. Jonathan Louis, pria itu terlalu punya kuasa di negara ini. Delapan tahun ia berusaha mengejar Karina Kyle, tapi apa? Tidak bisa, gadis itu punya tembok tinggi yang tidak dapat disentuh olehnya ataupun pria lain di sekitarnya. Tapi kenapa Karina terlihat berbeda ketika bersama Jonathan. Bahkan ketika pertama kali Liam melihat interaksi antara Jonathan dan Karina semuanya sudah terasa berbeda. Liam membanting tubuhnya diatas sofa besar ruang tamunya.
"Hi, my prince ..." sapa seseorang di belakang Liam dan memeluk leher Liam dari belakang. Liam menatap gadis itu sebentar, lalu memasang senyum manis untuknya.
"Hey, kenapa kamu di sini?" balas Liam santai.
"Aku merindukanmu ..." bisiknya seduktif. Liam hanya tersenyum. Ia mendongakkan wajahnya, lalu menarik kepala belakang perempuan itu. Sellyan Corrina, tersenyum manis pada Liam. Sellyan memajukan kepalanya. Perlahan tapi pasti bibirnya mulai meraup setiap permukaan bibir Liam. Sesekali liam sedikit membalas ciuman Sellyan. Ciuman itu berlangsung cukup lama hingga sedikit terdengar desahan kecil dari Sellyan.
"Miss you too ..." balas Liam seraya menekan kepala belakang tunangannya agar lebih dekat.
Liam memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan yang Sellyan berikan. Menit selanjutnya Liam mulai hilang kendali atas dirinya. Ditariknya secara paksa tubuh sexy sang tunangan hingga wanita itu duduk dipangkuannya. Ciuman mereka semakin dalam dan desahan si perempuan semakin memenuhi ruang tamu rumah besar Liam.
"Ahh~" desahan semakin keras kala jemari nakal Liam mulai bergerilya disetiap inci tubuh Sellyan.
"Kamu tahu? Sedikit saja, Karina tidak pernah memberikan perasaannya padaku ..." gumam Liam lirih. Hilang sudah gairah bercinta Sellyan, tapi dia tetap diam berusaha menjadi pendengar yang baik untuk pria yang dicintainya. Sekalipun itu tentang gadis lain yang ingin ia miliki.
"Kamu lihatkan? Aku yang paling mencintaimu ..." balas Sellyan pedih.
"Tapi aku juga mencintainya ..." ungkap Liam.
"Sebenarnya apa kurangku untukmu? Mengapa kamu masih saja menginginkan wanita itu?" cela Sellyan kesal.
"Ada apa denganmu? Kenapa kamu jadi kesal begini, bukankah sejak awal hubungan kita aku sudah mengatakan aku tidak bisa sepenuhnya mencintaimu, separuh hatiku mencintai Karina ..." gertak Liam.
"Kamu egois, jahat ..." cerca Sellyan. "Aku menyesal sungguh, aku sendiri tidak tahu harus melakukan apa ..." sesal Liam. Sellyan menatap Liam kasihan. Mengapa Liam bisa sedalam ini mencintai seorang Karina Kyle? Kalaupun benar hanya separuh hati Liam yang mencintai Karina, tapi mengapa Sellyan merasa justru sepenuh hatilah Liam mencintai Karina. Airmata Sellyan mengalir tanpa dapat dibendung. Karina harus melihat Liam, apapun dan bagaimanapun caranya. Setidaknya itulah yang terlintas dihati Sellyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE-YA, OM!! [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY]
RomanceKetika sebuah rasa mengalahkan segalanya, maka yang tidak masuk akalpun akan berubah menjadi sesuatu yang sah. Cinta itu bukan hanya tentang mencintai atau dicintai namun lebih pada bagaimana kamu mendapatkan, menjaga dan juga mempertahankan. Kekuas...