Karina menghentakkan kakinya kesal. Ini sudah dua jam sejak ia bangun dari tidurnya hari ini. Suhu tubuhnya juga sudah kembali normal. Menyebalkan. Jonathan bahkan tidak ada di sampingnya saat ia bangun. Padahal ia berada di rumah besar Jonathan sementara para penjaga di depan kamar ini mengatakan jika dia hanya boleh berada di kamar ini sampai Jonathan kembali.
Ada televisi memang, tapi tidak ada acara yang bagus. Dvd pun hanya ada beberapa dan menurut Karina itu adalah film lama seperti; James Bond, Deadpool, X-men, Captain America, Batman, Spiderman dan masih banyak lagi film superhero. Oh, Karina baru tahu Jonathan penggemar superhero dan film action. Harusnya Jonathan tidak hanya mengoleksi film superhero dan action, pria itu harus lihat film romantis dan film keluarga seperti Lalaland, Mother Day, Crazy Rich Asians dan beberapa film disney mungkin? Ah, lupakan tentang disney.
Ini mulai membosankan. Dia tidak membawa ponsel. Hanya ada ponsel Jonathan yang jelas membosankan. Bayangkan saja, ponsel pintar dengan harga selangit itu tidak ada isinya sama sekali yang ada hanya aplikasi bawaan ponsel. Karina yakin jika Jonathan juga tidak pernah mengambil foto selfie. Dan ya, itu benar adanya tidak ada satupun foto pria itu di sana. Karina sangat terkejut ketika ada tiga foto dirinya yang diambil secara candid di galeri ponsel Jonathan, namun keterkejutannya tidak berlangsung lama karena ujung-ujungnya ia tersenyum bangga karena hal itu.
“Selamat siang nona Karina ...” sapa seorang perempuan paruh baya dengan pakain formal berwarna hitam putih. Itu salah satu pelayan yang sempat ia lihat ketika ia mengintip dari balik pintu besar kamar pribadi Jonathan tadi.
“Ah, iya ...” Karina tersenyum canggung dan mempersilahkan perempuan itu masuk. Tapi bukannya segera masuk perempuan itu malah memanggil beberapa 'pasukannya' untuk masuk, mereka membawa beberapa menu makanan untuk Karina.
“Anda harus makan siang nona dan anda juga harus minum obat ...” wanita itu tersenyum manis pada Karina.
“Kurasa nanti saja aku makan, aku ingin mandi, aku tidak mandi sejak kemarin, aku risih ...” katanya pelan. Karina tidak berbohong, tubuhnya benar-benar terasa tidak enak. Apalagi dibawah sana rasanya sedikit lembab, Karina yakin periode bulanannya telah datang karena ia merasa sakit perutnya beberapa saat lalu.
“Saya akan siapkan keperluan anda ...” ucapnya memberikan isyarat pada pelayan lainnya.
Empat menit berlalu. Namun Karina tidak kunjung keluar dari kamar mandi. Wanita paruh baya yang tadi menyiapkan keperluan Karina terlihat khawatir dengan apa yang terjadi pada di dalam sana. Ia berkali-kali mengetuk pintu dan hanya dijawab 'sebentar lagi' oleh Karina. Apalagi Jonathan akan segera pulang. Akan lebih menyebalkan lagi kalau Jonathan tahu Karina berlama-lama di dalam kamar mandi dan entah bagaimana keadaannya. Apalagi gadis Asia itu masih dalam keadaan belum sembuh benar.
“Nona saya mohon segera keluar, kalau tidak Tuan Jonathan pasti akan memarahi kami ...” rayu wanita paruh itu.
'Kamu takut dimarahi? Aku takut aku akan bertingkah memalukan di depannya ...' batin Karina masih keukeuh tidak ingin membuka pintu.
“A-apa?”
Wanita ber-name tag Delia itu memijat keningnya frustasi. Dia tidak bisa jika harus memaksa gadis itu untuk keluar, itu terlalu lancang. Delia terus menerus merayu Karina untuk segera keluar tapi sepertinya masih tak digubris Karina sama sekali. Sampai, pintu kamar pribadi itu terbuka dan membuat Delia meneguk ludah paksa. Jonathan Louis sedang berjalan ke arahnya dengan langkah santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE-YA, OM!! [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY]
RomansaKetika sebuah rasa mengalahkan segalanya, maka yang tidak masuk akalpun akan berubah menjadi sesuatu yang sah. Cinta itu bukan hanya tentang mencintai atau dicintai namun lebih pada bagaimana kamu mendapatkan, menjaga dan juga mempertahankan. Kekuas...