Hidup dan Mati

3.9K 212 17
                                        

Setelah dua hari tertidur akhirnya Al siuman, dia berusaha mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Bau obat rumah sakit menusuk ke dalam indra penciumannya. Orang tua Al dengan sigap memanggil perawat dan langsung menangani Al dengan baik.

"Ma... berapa lama al di sini?" Tanya al yang kini telah duduk bersandar di kepala ranjang rs.

"Dua hari ini... al apa kamu gak inget sesuatu?" ucap mamanya lembut.

"Maksud mama?"

"Gak papa... kamu baru sadar jadi sekarang istirahat dulu ya". Al menuruti perkataan mamanya dan memilih beristirahat.

**********

"Aku dimana?" Al bingung kini dia berada di padang rumput yang luas namun asing baginya.

"Lo harus tanggung jawab atas apa yang gue alamin"

Tiba - tiba suara seorang gadis mengagetkannya, namun wajahnya terlihat samar.

"Kamu siapa"

Setelah itu kepala al terasa sakit seperti di hantam oleh beton dan al ternyata hanya bermimpi. Apa maksudnya semua ini, siapa gadis itu dan kenapa dia meminta pertanggung jawaban dari al.

"Arghhh...." al berusaha berpikir keras hingga membuatnya frustasi.

"Kenapa al... ada yang sakit... perlu mama panggil dokter" ucap mamanya khawatir.

"Nggak ma.. tadi al cuma sedikit pusing" bohong al.

Sementara di ruangan ICU terbaring tubuh Zia yang kini telah di penuhi berbagai alat bantu agar Zia dapat bertahan hidup. Di sampingnya nazwa tak henti- hentinya berdoa dengan deraian air mata membasahi pipinya.

Sarah dan Grace sudah pulang terlebih dahulu karna paksaan dari farhan agar mereka tidak kelelahan. Dan mereka berjanji akan kembali besok pagi untuk menjaga zia.

"Kapan Zee bangun mas... sudah dua hari anak kita tidur sepulas itu... apa dia begitu menikmati waktu tidurnya mas" lirih nazwa.

"Sabar... kita serahkan semuanya pada Tuhan... kita berdoa saja semoga zee cepat pulih dan siuman ma"
Di rengkuhnya tubuh sang istri ke dalam dekapannya, sedikit memberikan ketenangan pada mereka. Ya sejujurnya Farhan juga sangat terpukul atas apa yang menimpa putri kecilnya. Rasanya dia tak akan sanggup jika harus kehilangan buah hatinya lagi. Namun demi nazwa dan Zia dia harus selalu tegar, dia sangat berharap zia cepat pulih dan kembali bermanja - manja pada mereka berdua.

Dokter datang untuk memeriksa keadaan zia. Hasilnya tetap sama, tak ada kemajuan atas keadaan zia.

"keadaan nona gwenzi tetap sama... tapi kita harus tetap berpikir positif.... dan tadi pagi bapak Alvaro sudah siuman apa kalian berniat menemuinya?" Ucap sang dokter.

"Iya dok.. terimakasih atas informasinya" sopan farhan.

Dokter pun pamit dan pergi meninggalkan ruangan tempat Zia di rawat. Raut wajah Nazwa berubah saat nama Al di sebut.

"Apa kamu mau bertemu dengan pria itu ma?" Tanya farhan. Namun nazwa diam dengan raut wajah penuh emosi. Farhan menghembuskan nafasnya pelan, di usapnya pundak sang istri lembut.

"Ma... tidak baik menyimpan dendam. Bagaimana pun ini sebuah kecelakaan dan tidak ada orang yang ingin mengalami kecelakaan bukan. Jika mama ingin menyalahkan pria itu karna menyebabkan zia kita koma, itu sangat tidak bijak. Jujur papa juga marah saat tau dia membuat zia terbaring seperti ini ma... tapi semuanya sudah terjadi dan jadikan ini sebagai pelajaran untuk kita agar lebih memperhatikan zia" ucap farhan.

"Ta...pi mama... belum bisa menerima kenyataan ini... zia... mas" tangis kembali memenuhi ruangan di mana zia di rawat.

"Papa ngerti... mama harus kuat agar zia juga memiliki alasan untuk sadar kembali"

Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang