"kak nath.. udah gelap.. zee balik ke ruangan ya takut di cariin kak al"
"Aku anter ya.."
"No.... No.... zee bisa sendiri kok... sampai ketemu lagi kak dokter" pamit zia riang.
Saat zia berjalan melewati lorong rumah sakit dia tanpa sengaja melihat sosok hana keluar dari ruang dokter kandungan bersama seorang pria paruh baya.
"Itu bukannya kak hana ya... itu papanya? Papanya hamil ehh apa kak hana yang hamil... astaga anak kak al... atau anak kucing garong.. eh tapi mukanya gak mirip ah atau jangan - jangan itu suami kak hana" oceh zia tak karuan.
"Ziaaa...." teriak al berlari menghampiri zia.
"Heh kak al..."
"Kak... kak.. tadi zee liat kak hana sama bapak tua keluar dari ruang dokter kandungan... coba liat ehh mana.... kok ilang apa zee salah liat ya..." ucap zia celingukan.
"Kamu salah liat kali... hana mana mungkin ke dokter kandungan... ayo ah pulang udah malem" ajak al, zia pun mengikutinya.
Di perjalanan pulang zia terus saja berceloteh dia yakin bahwa yang dia liat itu hana.
"Serius loh kak aku gini - gini tapi jeli tau kalo liat orang tuh dia persis sama kak hana tau"
"Kamu kan cuma liat dia pas kita vidcall sama foto dia dong zia"
"Loh jangan salah zee ini ahli dalam mengidentifikasi.. eh berasa polisi jadinya.. kan zee pengen jadi psikolog ehh emang zee inget cita - cita zee? Tau deh zee pusing" ocehnya membuat al gemas sendiri.
Sesampainya di apartemen zia tetap saja bersikukuh tentang hana. Dan memaksa al untuk menghubungi hana lewat video call. Akhirnya al pun mengalah dan memilih menuruti apa kata zia.
Al menghubungi hana, cukup lama hingga hana mengangkat panggilannya nampak hana hanya mengenakan handuk yang melilit tubuhnya.
"Kenapa vidcall" bentak hana.
"Aku kangen kamu aja... besok ketemu bisa... udah lama kan kita gak jalan bareng" ucap al.
"Gak bisa aku sibuk... ini aja baru pulang pemotretan udah ya aku capek mau tidur" ucap hana lalu memutuskan sambungan telfonnya dengan terburu - buru.
Al sedikit curiga dan kecewa. Perasaannya sedikit tidak enak.
"Kalo kangen kenapa gak kaka aja yang ke sana besok pagi sebelum kak hana berangkat... kan bisa sekalian kaka anter tuh... masa pacaran 3 tahun malah kayak gini.. cewek itu butuh di perhatiin kak" ucap zia santai sambil merebahkan tubuhnya di atas sofa.
Al tersenyum mendengar saran dari zia. Besok dia akan ke apartemen hana sekalian memberikannya kejutan. Kini al memilih membersihkan diri sebelum tidur. Setelah selesai di lihatnya zia tidak tidur di atas ranjang, ternyata zia tertidur di sofa ruang tamu. Karna tidak bisa membawa zia ke kamar akhirnya al pun ikut tidur di sofa bersama zia.
**********
"kamu ikut ya..."
"jadi obat nyamuk kak... iya deh tapi aku jaga jarak ya takut ganggu kak al sama kak hana" ucap zia.
"Kaka tau pasword apartemennya kak hana?" Sambung zia saat al tengah memijat tombol angka di pintu apartemen milik hana.
"Yuk...." al masuk di ikuti oleh zia di belakangnya.
Nampaknya hana masih tidur mereka pun beranjak menuju kamar hana tanpa suara. Samar - samar al mendengar seseorang tengah berbincang dan bersumber dari kamar hana.
"Jadi gimana? Om kan udah kasih semua buat kamu... lagian pacar bodoh kamu itu kan gak bantu apa - apa sekarang kamu udah banyak job jadi buat apa kamu bertahan sama dia" ucap seorang pria paruh baya yang kini tengah memeluk dan menciumi pundak telanjang hana.
![](https://img.wattpad.com/cover/74295202-288-k518902.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love
RandomTAMAT [17 Juni - 10 September 2016] Bukan tentang siapa yang datang duluan. Tapi tentang siapa yang datang dan tak pernah pergi. Do not wait for a happy smile. But, smile for happy. - Gwen Zia -