"Apa yang sebenarnya kau rencanakan Grace." Ucap Sarah dingin.
Sarah memang sengaja bertemu dengan Grace lagi setelah mengantarkan Zia ke rumah sakit atas permintaan Nathan, dia masih tidak percaya dengan ucapan sahabatnya atau lebih tepatnya mantan sahabat sejak wanita itu melontarkan kata - kata kasar pada Zia beberapa waktu lalu hanya karna ke egoisannya.
"Aku tau kau tidak sebodoh Zia, Sarah. Aku hanya ingin sedikit bermain - main." Seulas senyum sinis terukir di wajah cantik Grace. "Ku dengar mereka akan menikah, apakah kalian sengaja tidak memberi tau ku? Ah...Aku sangat kecewa Sarah." Sambungnya dengan nada yang di buat - buat.
"Kau bukan Grace yang ku kenal dulu. Dan jangan pernah mencoba untuk menghancurkan pernikahan Zia dan Nathan!" Tegas Sarah. Setelah mengatakan itu dirinya pun beranjak meninggalkan Grace yang tengah memandangnya sinis.
***
Zia sedang memilih serta mencoba beberapa gaun pengantin yang akan ia kenakan di hari pernikahannya yang akan di gelar beberapa minggu lagi.
Nathan menatapnya memuja saat Zia memperlihatkan tubuhnya dengan balutan gaun pengantin berwarna putih tanpa hiasan yang membuatnya terlihat simple namun tetap cantik dan menawan.
Setelah acara fitting gaun pengantin selesai mereka memilih untuk makan siang bersama di sebuah restoran jepang.
"Coba ini." Nathan menyuapkan sepotong belut ke dalam mulut Zia. "Bagaimana?"
Zia menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan, dia tidak mengunyah belut itu. Namun tidak juga menelannya, malah Zia memuntahkan kembali belut tersebut ke dalam piring kosong yanh ada di hadapannya. "Kenapa? Apa kau tidak suka belut?" Tanya Nathan khawatir.
"Kau..."
"Kau... Bagaimana bisa setega itu memakan belut." Ucap Zia kini dengan ekspesi yang cukup membuat Nathan gemas karna gadis itu memarahinya sambil menautkan kedua alis mata serta sedikit mengerutcutkan bibir mungilnya.
"Kenapa?"
"Kau tanya kenapa? Lihat lah mereka begitu lucu dan menggemaskan. Aku bahkan tidak tega memakan bento pesananku karna terlihat begitu imut." Rengeknya kini.
Nathan sungguh ingin tertawa terbahak - bahak jika saja ini bukan tempat umum.
"Astaga calon istriku tersayang. Aku memakannya karna memang belut ini di sajikan untuk di makan bukan untuk di pandang. Dan tentang bento kenapa kau memesannya jika hanya kau pandangi hmm? Lalu katakan pada ku apa yang ingin kau makan sekarang? Karna aku tidak ingin melihat calon pengantinku sakit nantinya."
"Kau ingin aku terlihat gendut di acara pernikahan kita nanti?" Ucap Zia dengan bibir cemberutnya yang mendapatkan tawa keras dari pria di hadapannya.
***
Hari ini Zia sengaja membawakan makan siang buatannya khusus untuk Nathan ke Rumah Sakit. Suster bilang Nathan sedang ada pasien jadi dia berkata akan menemuinya di kantin Rumah sakit.
Zia sengaja memilih tempat duduk di pojok ruangan karna terlihat lebih tenang. Dia sudah menunggu hampir dua jam namun tak ada tanda - tanda kedatangan Nathan hingga seorang pria tampan yang terlihat tidak jauh berbeda dengan umurnya menghampiri Zia.
"Boleh aku duduk?" Tanya pria itu sopan.
"Oh. Tentu saja silahkan." Pria itu tersenyum lalu mengambil posisi duduk berhadapan dengan Zia.
Sebenarnya Zia sedikit kurang nyaman karna hanya duduk berdua dengan seorang pria yang tidak ia kenal hingga pria itu pun membuka suara.
"Nama ku Devan Sinaga teman Nathan, tadi dia minta tolong padaku untuk menemani mu sebentar karna masih harus memeriksa pasien." Jelas Devan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love
OverigTAMAT [17 Juni - 10 September 2016] Bukan tentang siapa yang datang duluan. Tapi tentang siapa yang datang dan tak pernah pergi. Do not wait for a happy smile. But, smile for happy. - Gwen Zia -