Why?

2.3K 117 5
                                    

Sebuah mobil silver telah berhenti di depan kediaman seorang gadis. Dengan pemiliknya yang sedang berbincang bersama kepala keluarga rumah tersebut.

Ya Nathan tengah menunggu Zia di dandani oleh mamanya. Karna sebentar lagi mereka akan pergi untuk menghadiri acara pernikahan Al dan Hana.

Sejak tadi Zia hanya menggerutu karna Mamanya memaksa untuk mendandani dia. Dirinya memang tidak pandai berhias layaknya wanita kebanyakan. Bagi Zia kecantikan fisik tidak penting karna kecantikan hati lebih dari segalanya.

Nazwa berdecak kagum atas hasil karya yang di buat. Begitu pula dengan Zia, make upnya terlihat natural. Cocok dengan gaun pastel yang ia kenakan.

Nazwa sengaja menggulung rambut Zia ke atas agar nampak lebih anggun dan dewasa.

Setelah mereka selesai berkutat dengan make up dan penampilan nya. Nazwa menggandeng sang putri untuk segera menemui Papa dan Nathan.

Kedua pria yang tengah menunggu pun berdecak kagum. Bahkan Nathan hampir saja membuka mulutnya. Membuat gadis itu terkekeh menatap wajah bodoh pria muda di hadapannya ini.

"Ayo berangkat. Kita bisa terlambat ma. Zee kamu sama Nathan kan? Jaga Zia baik - baik ya inget jangan ngebut Nath." Ucap Farhan memecah keheningan.

"Siap Om pasti saya jagain calon istri kok."

**

Acara pernikahan Al dan Hana terlihat sederhana namun tetap terasa hangat karna keluarga Al menyambut para tamu dengan sangat ramah.

Di sana hanya terlihat beberapa tamu undangan yang tengah sibuk berbincang dengan kelompok mereka masing - masing. Zia dan Nathan memilih menemui pengantin terlebih dahulu, memberi ucapan selamat untuk keduanya.

Al terlihat tidak suka saat Nathan dengan terang - terangan mengapit lengan Zia mesra saat mereja sedang berhadapan. Berbeda dengan Zia yang tengah asik berbincang bersama Hana dengan santainya.

"Kalian cepat menyusul ya. Kau jangan membuat Zia menunggu terlalu lama ingat nanti dia bisa saja di ambil oleh pria lain, benarkan Zia?!" Gurau Hana yang mulai akrab dengan dua pasang manusia di hadapannya.

"Tentu saja. Kami akan segera menikah. Jika tuan Farhan mengijinkan, aku akan menikahi putrinya hari ini juga." Balas Nathan dengan senyum khasnya. "Namun sayang Nona Gwen Zia tidak mau menikah dengan ku tanpa persiapan, jadi aku berharap kau meyakinkan wanita ini Hana." Sambung Nathan dengan wajah memelas hingga membuat Zia terpaksa menginjak kaki pria itu.

Nathan berteriak kesakitan hingga hampir seluruh tamu melihat ke arah mereka berdua tak terkecuali orang tua Zia dan Al. Zia menangkupkan kedua telapak tanyannya serta tersenyum seolah berkata maaf pada semua orang atas keributan kecil yang mereka timbulkan.

Dari pada lebih lanjut menanggapi tingkah konyol dokter gila itu Zia akhirnya memilih menikmati hidangan yang tersedia di sana dengan lahapnya tanpa perduli tatapan horor dari Nathan saat melihatnya.

"Jadi? Apa kau akan terus menatap ku seperti itu? Atau menyantap makanan mu yang telah susah payah aku ambil kan tuan?" Nathan hanya meringis mendengar perkataan wanitanya lalu menyuapkan sup buah yang telah Zia ambil kan untuk mereka berdua.

**

"Apa kau yakin tidak ingin aku menginap di sini?"

"Apa kau sudah bosan hidup tuan?"

"Aku hanya takut ada orang jahat yang menculik mu jika aku meninggalkan mu sendiri di sini."

"Astaga Nathan aku bukan bayi kecil lagi. Kau tidak perlu khawatir, besok pagi kau bisa kemari lagi."

Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang