Who are you?

2.7K 139 4
                                    

3 Tahun kemudian

Sudah 3 tahun sejak menghilangnya Zia. Karna tak kunjung menemukan titik terang akhirnya kepolisian menyatakan Zia telah mati tenggelam dan bersamaan dengan itu kasus hilangnya gadis itu pun di tutup.

Namun Sarah dan kedua orang tua Zia yakin bahwa putri serta sahabatnya ini masih hidup, tapi entah di mana keberadaannya saat ini mereka pun tidak tau dan terus saja mencari Zia semampunya.

***

Hari ini kediaman keluarga Farhan terlihat lebih ramai dari biasanya. Sejak kepergian Zia,orang tuanya memutuskan untuk mengangkat Sarah sebagai anak mereka. Mengingat dia seorang yatim piatu sejak dirinya berumur 5 tahun, namun tetap saja tidak ada niat sedikit pun dari mereka untuk menggantikan posisi Zia di keluarga ini.

Tiga orang anak kecil tengah berlarian di halaman rumah Farhan membuat suasana ceria untuk sesaat. Mereka berkumpul merayakan acara kecil - kecilan untuk selesainya pembangun sebuah panti asuhan yang Zia impikan semasa ia masih ada bersama mereka.

Nazwa, Sarah dan Ellen tengah sibuk menyiapkan makanan untuk para suami mereka. Ya, Sarah memang sudah menikah beberapa bulan lalu namun ia tetap tinggal di rumah Zia atas permintaan kedua orang tuanya.
Apa lagi suami Sarah sering berpergian ke luar kota untuk urusan bisnis membuat dirinya dengan senang hati menerima tawaran itu, sekalian menemani sang mama katanya.

Dan Ellen mulai akrab dengan keluarga Zia pasca gadis itu menghilang. Devan juga membantu mencari keberadaan Zia dengan bantuan teman - temannya di berbagai daerah. Siapa tau mereka menemukan seorang gadis yang terdampar atau kritis karna tenggelam namun semuanya nihil.

"Mommy...Aku lapar." Seorang anak laki - laki berlari menghampiri Ellen yang tengah menata piring di meja.

"Astaga Dean tunggu sebentar lagi selesai okey." Ucap Ellen riang. Anak yang di panggil Dean pun mengangguk patuh pada Mommynya. "Bisa tolong mommy?"

"Tentu saja. Apa yang bisa Dean bantu untuk Mommy, Aunty dan Grandma?" Ucapnya dengan menggemaskan.

"Tolong bilang pada Daddy, Grandpa dan semuanya bahwa makanan sudah siap."

"Siap kapten. Laksanakan." Balas Dean dengan nempelkan telapak tangan mungilnya di atas kening lalu berlari ke arah dimana semua orang berkumpul.

***

Mereka semua tengah asik berbincang tentang banyak hal, untuk sesaat kesedihan tentang Zia sirna bersama gelak tawa bahagia karna melihat tingkah menggemaskan malaikat - malaikat kecil yang tengah berdebat, entah apa yang mereka debatkan.

"Papa Kak Alvin bilang aku pesek." Rengek seorang gadis kecil pada ayahnya.

"Alvin... Sudah nenek bilang kan, Alvin dan Dean harus menjaga Kanaya, bukan menjahilinya." Ujar Nazwa menasehati Alvin dan Dean.

"Maaf nenek, karna hidung Naya memang tidak mancung seperti kami. Karna itu Alvin bilang dia pesek."

"Bohong Grandma, Alvin suka pada Kanaya, sebab itu dia menganggu adik ku sejak tadi." Dean dengan polosnya berkata seperti itu, Ellen segera menarik Dean, bersiap untuk memberikan pidato panjang lebar untuk putranya tersebut tapi sudah di dahului oleh sang anak.

"Dean tidak suka sama Naya. Karna kita kan masih kecil - kecil. Tapi Dean sayang sama Alvin dan Kanaya mereka kan adik - adik Dean." Ellen mengusap dadanya lega. "Tapi Mom...Dean suka sama Kakak yang kita temui di toko kue tadi siang, dia cantik trus baik juga. Kalo Dean udah gede nanti mau nikah sama kakak itu." Spontan Ellen membulatkan matanya shock. Semua orang tertawa melihat celotehan dari mulut kecil Dean kecuali Devan yang menatap ngeri sang istri, seolah berkata bukan aku yang mengajarinya berkata seperti itu.

Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang