7. Nomor Asing

4.2K 455 1K
                                    

"Semakin aku mengenalmu, semakin aku ingin sesuatu dalam diriku berubah."

Starving ⏯ Hailee Steinfeld feat Grey.

S W E E T
R E V E N G E

☄☄

Apa-apaan ini semua? Penyesalan itu terlintas di raut wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa-apaan ini semua? Penyesalan itu terlintas di raut wajahnya. Wajah, leher, dan tangannya merah. Seolah seluruh darah di dalam tubuhnya meningkat setelah Damian mendaratkan bibirnya pada Gista. Jika tidak ada hukum, Gista sudah pasti akan membunuh cowok itu sekarang juga.

Dadanya naik turun ketika ia mengambil napas pendek dan itu tidak berupaya untuk menenangkan dirinya lagi. Setelah melakukan pembuktian, Damian membawa tangan Gista pergi dari kantin. Yaa, hanya berdua. Cowok itu membiarkan teman-temannya berada di kantin untuk memikirkan apa yang mereka sudah lihat.

Sementara Damian sudah membawa Gista masuk ke dalam satu ruangan kelas untuk berbicara dan menyelesaikan masalahnya, dengan cepat Damian menutup pintu dan menguncinya.

"APA YANG LO LAKUIN?" Gista berteriak.

"Diam!" Damian menutup mulutnya.

Tetapi Gista menepis tangannya, dan memandang Damian dengan tatapan paling buruk. "Lo nggak seharusnya lakuin itu!" Ia berteriak lagi dengan emosi yang meledak-ledak.

"Oke ..." Damian menunduk, lalu mengatakan sesuatu dengan perlahan. "Gue minta maaf," lanjutnya.

"MAAF?" Gista mendelik tajam. "Lo boleh mencium siapapun cewek di sekolah ini, tapi nggak bibir gue!"

"Lo nggak ngerti!"

"Gue cukup ngerti, Dam! Gue terima lo jadi pacar pura-pura gue dan terima kasih karena lo datang tepat saat Ravi menanyakan itu. Tapi nggak seterusnya lo---"

"Gue terpaksa dan itu semakin buat mereka percaya, kan?" Damian memotong perkataan Gista.

"Yang gue mau hanya buat Ravi percaya. Bukan semua orang!"

"Jadi lo mau buktiin ke cowok itu?" Damian bertanya.

Kesedihan menimpa Gista. Tidak mungkin jika ia harus menumpahkan air mata di depan cowok itu. Jauh dari hatinya, Gista juga merasa nyaman dengan ciuman itu. Ini adalah ciuman pertama kalinya selama ia bernapas dalam hidupnya. Tapi tidak, Gista berprinsip pada hidupnya kalau ia hanya melakukan hal itu dengan orang yang akan menjadi masa depannya.

Hal itu pernah terjadi kepada Ravi, tapi untung saja saat itu Tuhan masih mempermudah masa Gista untuk mencintai seseorang.

Gista menunduk, mencoba merenung sejenak yang sudah terjadi. Apalagi disaksikan oleh beberapa murid yang berada di kantin, mengapa lagi-lagi hal buruk selalu terjadi padanya saat di kantin? Sudah pasti Gista akan menjadi topik menarik lagi di sekolahnya.

Sweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang