12. Merawat Luka

3.4K 329 758
                                    

"So look me in the eyes, tell me what you see. Perfect paradise, tearin' at the seams. I wish I could escape it, I don't wanna fake it. Wish I could erase it make your heart believe."

Bad Liar ⏯ Imagine Dragons

S W E E T
R E V E N G E

☄☄

Gista menyalakan lampu rumah Damian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gista menyalakan lampu rumah Damian. Ia membantu cowok itu untuk sampai di rumahnya-bersama Rio, Ojan dan Velisia, entah kemana perginya Eros. Tubuh Damian berbaring di sofa-untuk sesaat Gista telah mengkhawatirkan sesuatu darinya.

Raut wajah Gista tidak tahan melihat Damian seperti ini, ia sudah menyarankan agar Damian bisa dibawa ke klinik-tapi teman-temannya justru tidak ingin Damian pergi ke sana karena bagi mereka---luka yang cowok itu dapatkan dari memukul adalah kebiasaannya.

"Kenapa kalian nggak mau bawa Damian ke klinik?" Gista bertanya, lalu memerhatikan wajah cowok itu sambil mengelusnya. "Lukanya keliatan parah," lanjut Gista.

"Dia udah biasa seperti ini," Penolakan pertama datang dari Velisia, dan tidak berpindah dari Ojan dengan Rio. "Jadi nggak perlu."

"Gue setuju sama Gista!" kata Eros, tiba-tiba muncul dari pintu masuk sambil meletakkan kunci motornya di atas meja. "Mungkin aja lukanya cukup parah dan pukulan Arthur juga lumayan." lanjutnya.

"Nggak perlu!" Velisia menegaskan. "Kalian semua lebih baik pulang, biar gue yang obatin luka dia."

"Vel," Damian mencoba untuk bangkit kembali, meskipun rasa sakitnya masih terasa di mana-mana. "Gue cuma mau Gista di sini," katanya.

"Apa?" Gista menyahut.

"Lo cewek gue apa bukan?"

"Tapi---"

"Gue mau lo di sini buat gue! Setelah selesai lo bisa pulang sama temen-temen gue,"

Gista mengangguk pasrah. Wajah Velisia mulai kesal karena Damian tidak membutuhkan dirinya. Kemudian langkah Velisia segera keluar dan meninggalkan rumah Damian. Perginya Velisia diikuti oleh kedua cowok itu, Ojan dan Eros.

Tatapan Rio masih memandang Gista yang duduk di depan Damian dengan khawatir, tak berselang lama-akhirnya Rio berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air untuk Damian.

Arthur memukul Damian bertubi-tubi dan membuat cowok itu melemah tipis. Gista mengambil keputusan untuk merawatnya dan tidak tahu mengapa rumah sebesar ini tidak ada penghuninya selain Damian.

"Lo tinggal sendiri?" Gista bertanya.

"Ya."

"Orang tua lo ke mana?"

Sweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang