13. Mulai Berharga

3.2K 316 730
                                    

"All your girlfriends are wasted. They need it, they chase it. Face it, you want it, you crave it. Believe when I say that you'll know once you taste it."

Friends ⏯ Chase Atlantic

S W E E T
R E V E N G E

☄☄

"Jawab gue, Dam!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jawab gue, Dam!"

"Apa masalah lo kalo gue dan Damian pura-pura pacaran atau enggak pacaran?" Gista tiba-tiba muncul dan berdiri di samping Damian sambil tersenyum.

Bibir Velisia membisu, kedua bola matanya menatap sinis pada Gista. Untuk sesaat, Velisia merasa bahagia mendengar bahwa Damian tidak menganggap Gista hal paling berharga dalam hidupnya. Jika Damian tak menganggap Gista seperti itu---sudah pasti Velisia menebak kalau hubungan mereka hanya kepalsuan.

"Damian bilang kalo dia nggak memiliki sesuatu paling berharga dalam hidupnya sendiri. Jadi, gue pikir lo adalah pacarnya ... kenapa Damian nggak menganggap lo berharga sebagai pacarnya?" tanya Velisia, melipat kedua tangannya memandang Gista.

Masuk akal.

Gista langsung melirik cowok di sampingnya. Damian sedikit panik, dia berusaha untuk menjelaskan semuanya ... tetapi terlambat. Gista langsung melarikan diri dari cowok itu dan kemudian Damian mengejarnya.

Velisia menghela napas kesal. Dia tidak mendapatkan buktinya Damian dan Gista hanya bersandiwara. Kemudian, cewek itu mengibaskan rambutnya dan berjalan menuju kelasnya.

Langkah Gista sangat cepat berjalan di koridor. Berkali-kali Damian berusaha menggapai tangannya tetapi tidak tercapai. Sampai akhirnya Damian terpaksa menarik kunciran Gista untuk menghentikan langkahnya.

Rambut cewek itu terhempas---ketika ikat kuncirnya terlepas. Ia terkejut melihat Damian sudah mendapatkan dirinya.

"Ta, dengerin gue dulu!"

Gista masih celingak-celinguk mencari keberadaan Ravi di sekitar mereka. Ia menemukan Ravi sedang berjalan menuju koridor dan ini kesempatannya untuk bersandiwara lagi.

"Apa lagi?" Gista menopang dagunya.

"Gue nggak ber---"

"Lo bebas mengatakan apapun sesuka hati lo, Dam!" sela Gista.

Damian mengusap wajahnya gusar. Tidak mengerti bagaimana cara menjelaskan kepada cewek di depannya itu. "Lo diam! Gue mau jelasin semuanya," katanya.

Kedua mata Gista menyipit. "Sekarang apa yang harus gue dengerin? Ayo, jelasin apa itu?"

Tubuh cowok itu terasa gemetaran. Damian bahkan tidak tahu harus mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Selama ini, dia merasa nyaman bersama Gista, tetapi semua itu tidak membuktikan kalau Gista benar-benar berharga dalam hidupnya.

Sweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang