Bab 11 - Let Me Go

5.9K 438 860
                                    

Oscar melemparkan papan skatenya ke penjuru ruangan, membuka kulkas lalu mengambil sekaleng minuman dari dalam sana.

Berjalan menghampiri sofa lalu menjatuhkan dirinya tepat di sampingku yang sedang sibuk bermain ponsel bersama Nathan yang sedang main xbox sendirian di sofa sebrangnya. Keadaan basecamp cukup sepi, karena hanya ada kami bertiga.

Ini base nya Oscar bersama teman-temannya, aku belum pernah kemari dan ini adalah kali pertama aku berada disini. Tadi pagi aku berhasil photoshoot untuk project Calvin Klein bersama Kevin ditemani oleh Oscar dan Om Lutfi. Tentu saja Ken tidak mengetahui hal ini, maka dari itu aku sedang menghindari Ken, dan memaksa untuk ikut dengan Oscar kemari bersama Nathan.

"Nath," panggil panggilku yang mulai merasa bosan.

"Hmm?" sahutnya tanpa mengalihkan sedikit pun pandangannya dari layar televisi.

"Pengen main xbox tapi main bunuh-bunuhan, jangan main bola terus," pintaku.

"Diem lah, jangan ganggu," balas Nathan kasar.

"Ih galak banget sih!" protesku tidak terima.

Oscar menaruh kaleng minuman yang ditegaknya tadi, lalu meraih sebuah ponsel di meja. Ia membuka ponsel tersebut dan mengotak-atiknya. Anehnya Oscar tersenyum tidak jelas saat menatap ponsel tersebut.

Ponselnya terlihat sedikit asing bagiku.

"HP siapa?" tanyaku.

"Nathan," jawab Oscar.

"Nathan ganti HP?" aku menggeser tempat duduk jadi lebih dekat dengan Oscar dan ikut melihat ponsel Nathan yang sedang dipegangnya.

"Ini ponsel cadangan buat selingkuh, ponsel yang biasa dia—"

"AH! Jangan lo buka Aidan!" potong Nathan lalu berdiri melempar stik xbox dan berusaha meraih ponselnya yang berada di tangan Oscar. Namun dengan cepat Oscar menepuk kening Nathan dan mendorongnya membuatnya terjengkang dan jatuh ke lantai.

Sial, situasi macam apa ini?

"Ah, sialan lo!" erangnya sambil mengusapi pinggangnya yang kebetulan terbentur sudut sofa.

Merasa bingung, kurebut ponsel Nathan dari tangan Oscar. "Kenapa sih? Heboh banget!"

"IMOJI JANGAN LIAT!" seru Nathan panik.

Aku mengabaikan Nathan, menatap layar ponsel dan menyapunya ke bawah. Mataku membulat lebar saat melihat isi dari ponsel tersebut. Gila! Penyakit lamanya kambuh.

"ANJIR IMOJI! SINI HP GUE!" Nathan berdiri dan langsung merebut ponselnya dari tanganku. Namun aku berusaha menggenggam erat ponsel sialan tersebut, bahkan aku sampai menggigit punggung tangan Nathan dan itu membuatnya berteriak kesakitan.

"AAAHH ANJIS!" erang Nathan seraya mengibas-ngibaskan tangannya yang terasa nyeri.

Aku melompat ke atas sofa dan berdiri di sana, dengan serius aku kembali menatap layar ponsel Nathan. Sementara Nathan duduk di meja dengan pasrah.

Oscar menarik lenganku dan menyuruhku agar duduk, aku mengikuti perintahnya tanpa melepas sedikitpun pandanganku dari ponsel.

"Jangan bilang Ruby, gue mohon," pinta Nathan, memohon dengan wajah memelas.

Aku mendongak, melempar ponsel tersebut pada Oscar lalu melayangkan telapak tanganku ke pipi Nathan. Sialan, bajingan ini harus diberi pelajaran!

"Bajingan!" tidak hanya menampar, namun aku juga memukul serta menendang perut Nathan dan itu membuat Nathan jatuh terduduk di atas meja. Beruntung meja kayu, bukan meja kaca.

Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang