Bab 17 - Holiday

2.3K 311 303
                                    

Setelah mengadakan pertemuan singkat minggu lalu, ditambah dengan bersusah payah memohon izin dari Mom dan Dad akhirnya aku bisa pergi ke Bora-bora YEAY! Tapi, aku tidak pergi berdua dengan Ken, melainkan pergi dengan segerombolan biri-biri terbang. Iya squad-ku, terserah aku saja ingin menyebut mereka apa.

"Kapan sampe? Lama banget! Udah haus pantai nih," keluh Kevin tidak sabaran.

"Gue lapar," celetuk Sonia.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya sang pramugari yang baru saja mengantarkan makanan untuk Davin karena dia baru saja memesannya tadi.

"Mau ini punya gue?" tawar Davin pada Sonia.

Dia pun mengangguk dan Davin dengan berbesar hati memberikan makannya pada Sonia, dan setelah itu dia memesan kembali pada pramugarinya. Kakak yang baik.

"Sok gentle banget," sindir Nathan.

Mendengar Nathan berbicara seperti itu malah memancingku untuk mengatakan sesuatu padanya.

"Davin gentle, lo brengsek," sindirku.

"Jacy ngomongnya kemana aja," timpal Ruby.

"Lo nggak tau aja kalau—"

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Ken membekam mulutku agar tidak melanjutkan perkataanku.

"Gue nggak tau apa?" tanya Ruby bingung.

"Lo nggak tau kalau Nathan itu brengsek, udah nggak usah memancing pertengkaran di atas pesawat Jacquelyn." Ken angkat bicara dan karena hal tersebut kami jadi pusat perhatian mereka semua.

"Ada yang lo sembunyiin?" tanya Zeea, melirik pada Nathan, Jacy kemudian pada Ken.

"Lo kayak yang nggak tau aja Jacy kalau ngomong suka kemana aja," timpal Oscar.

"Nathan?" panggil Ruby.

"AH SAKIT PERUT! PERUT GUE SAKIT! GUE MAKAN APA TADI?!" teriak Nathan panik.

Memutar bola mataku malas lalu menepis tangan Ken yang masih menutupi mulutku.

"Kita mau liburan, Jezz. Jangan ancurin mood orang," bisik Ken padaku, mendorong jauh wajah Ken lalu menyender pada kaca yang tengah memberikan pemandangan yang cukup menakjubkan.

"Nathan jangan gila ih!" pekik Ruby panik.

Merebut headphone yang akan Ken pakai, lalu memasangnya untuk menutupi telingaku. Ken memelototiku, namun aku tidak peduli padanya. Menaikkan volume musik, sehingga aku tidak dapat mendengar ocehan Nathan yang dibalas oleh hinaan Kevin.

Kami sedang berada di dalam pesawat, jet, pribadi, milik Daddy Harry. Karena permintaan Mom juga Dad yang menyuruhku agar mengajak sekelompok biri-biri terbang, jadi Dad meminjamkan jet miliknya ini untuk membawa kami berlibur ke Bora-bora. Beruntung bagi Ken, karena biaya transpotasi berkurang. Ya ya ya, aku tidak mengerti jalan pikir otaknya. Klubnya terancam bangkrut tapi dia malah mengajakku berlibur. Sejujurnya waktu yang aku minta bukan liburan jauh seperti ini, tapi ya sudahlah tak apa.

Melirikkan kedua bola mataku, menatap lurus ke depan dan menemukan pemandangan yang cukup membosankan. Aku dan Ken, duduk berhadapan dengan Zeeo juga Zara. Entah mengapa Ken meminta Zara duduk di dekat Zeeo. Awalnya anak sulung keluarga Malik itu sama sekali tidak berniat untuk ikut, hanya saja Oscar memaksa Zeeo agar ikut. Bahkan sekarang Zeeo masih dengan setelan kerja tanpa membawa baju ganti.

Aku pergi bersama Ken, Zeeo, Zara, Kevin, Sonia, Davin, Belva, Oscar, Zeea, Ruby, dan Nathan. Zac? Crystal? Oh mereka tidak ikut. Karena ini acaranya anak remaja, bukan liburan keluarga.

Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang