Bab 38 - The End?

1.5K 275 221
                                    

Jacy baru pulang dari rumah sakit setelah dua malam di bermalam disana, dia pulang tidak ke rumahnya melainkan ke rumah Chenoa. Karena tidak mungkin jika dia pulang ke rumahnya karena Jacy pasti akan kesulitan ketika mengurus bayi sendirian.

Chenoa membawa cucu barunya itu ke dalam kamar khusus yang telah dibuat untuk bayi baru itu. Sejujurnya sang bayi belum memiliki nama, karena semua orang tua kemarin dipusingkan dengan status bayi tersebut. Darah siapa yang sebenarnya mengalir padanya, dan akhirnya sekarang sudah jelas jika pada bayi tersebut mengalir darah ayahnya.

Hehe.

Iya ayahnya...

Hehe.

"Ke kamar sana, tidur." Perintah Ken sambil mengelus rambut Jacy.

"Gue pengen keluar, cari angin, refreshing." Balas Jacy yang sedang dudu di sofa, sedangkan Ken berdiri di hadapannya.

"Lo baru lahiran onta, diem istirahat kenapa sih?" omel Ken.

Jacy mengusap wajahnya lalu menangkupkan pipinya dan memajukan bibirnya. "Temenin gue jalan ayo, please."

"Puppy eyes lo nggak mempan buat gue." Ujar Ken sambil mencapit hidung Jacy.

"Ya udah gue jalan sendiri!"

Ken menghela nafasnya. "Nggak!"

"Lo tau nggak sih betapa bosennya gue diem di rumah sakit?"

"Dua hari doang Jacquelyn!"

"Iya tetep aja suntuk, Kennard!"

"Yang ada juga lo tuh diem di rumah temenin anak lo."

"Anak lo juga!"

"Udah sih ah jangan macem-macem, diem aja udah. Yang ada juga sana cari nama buat bayi lo."

"Lo bapaknya! Cari nama buat anak kita juga."

Ken tersenyum lebar, lebih lebar dari apa pun. "Anak kita?" dia mengulang ucapan Jacy tadi sambil mencolek-colek pipi Jacy. "Cieee, anak kita."

"DIH APAAN SIH?!"

Senyum Ken memudar, matanya memutar malas. "Jiwa harimaunya keluar lagi."

"Ayo jalan-jalan." Rengek Jacy.

"Heh!" Ken menyentil kening Jacy. "Lo baru lahiran, anak lo belum boleh lo tinggalin, anu lo juga emang udah rapet lagi? Terus—"

"Bacot!"

Cup.

"Jacquelyn dilarang ngomong kasar mulai dari hari ini dan seterusnya." Ujar Ken setelah mengecup bibir Jacy kilat.

"JACQUELYN SETAN!!!" sebuah teriakan yang memekakkan telinga memenuhi pendengaranku. Siapa lagi jika bukan Ruby? Dia berlari sambil berteriak seperti orang gila. Jangan dibayangkan.

"Mana bayi lo?" tanyanya tidak santai.

"Tarik nafas dulu By." Kata Jacy.

Dari Jacy, kini pandangan Ruby beralih pada Ken.

Plak.

"GUE DENGER RUMOR KEMARIN KATANYA ANAK ZEEO, TAUNYA ITU ANAK LO. KENAPA SIH JAHAT BANGET SAMA ZEEO? DIA UDAH NGGAK ADA KENAPA MASIH—"

Perkataan Ruby terhenti ketika Ken menepuk dengan keras kening Ruby. "Sadar, yang lo ajak ngomong ada di depan lo jadi nggak usah teriak."

"Iya tapi kan—"

"Gue nggak ngerti salahnya di sebelah mana. Tapi gue yakin itu anak Zeeo, bukan Ken." kini Jacy yang berbicara.

"Oh gue tau. Ini cuman akal-akalan lo aja kan biar keluarga Malik nggak musuhin lo, iya kan?" tebak Ruby, namun ucapan Ruby membuat Jacy ingin memisahkan antara badan dan kepalanya Ruby.

Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang