Bab 15 - Birthday Party

2.6K 272 231
                                    

"Jacquelyn."

"Ngapain lo ke sini?" tanyaku ketika melihat pantulan dirinya berada beberapa langkah di belakangku.

"Jacy?" dari pantulan cermin aku dapat menemukan jika dia, Ken, tidak datang sendirian. Melainkan datang bersama Tante Kate yang langsung menghampiriku dan berdiri di sampingku.

"Hai sayang, selamat ulang tahun," sapa Tante Kate yang langsung membungkukkan badannya dan mencium pipi kanan kiriku secara bergantian. Sementara Christ yang mengetahui keadaan, berhenti sebentar mempersilakan Tante Kate sedikit bercakap denganku.

"Terima kasih Tante," balasku sambil tersenyum.

"Kesini sama siapa?" tanya Tante, sementara Ken masih berdiri di belakang dan sibuk memperhatikanku dengan Mamanya yang sedang mengobrol.

"Sama Kevin Tan, tadi kebetulan dia lagi ada di rumah," jawabku.

"Ah iya Ken hari ini sibuk banget ngurusin semua urusan dia daritadi malem sampai barusan, jadi dia belum tidur semaleman itu. Liat aja kantung matanya punya kantung mata, lagi, katanya biar malem ini dia bebas nggak ada kerjaan jadi santai pas acara tahun kamu nanti," jelas Tante Kate.

Aku terkekeh pelan, melirik malas pada Ken yang ternyata sudah duduk di kursi tunggu dengan topi yang menutupi wajahnya. Sepertinya dia sedang mencoba untuk tidur.

"Eh Tante Kate," suara sialan itu terdengar dari telinga sebelah kiriku, ya siapa lagi jika bukan suara Zara.

"Zara? kamu kesini juga? Bareng sama Jacy?" tanya Aunty Kate sambil menatapku dan Zara secara bergantian.

"Nggak. Aku nggak kenal dia," bantahku yang tidak terima jika aku terlihat berteman dengannya.

Tante Kate terlihat sedikit kaget, tapi didetik berikutnya dia terkekeh pelan. Dia duduk pada bangku kosong disampingku setelah meminta beberapa perawatan rambut.

Selama perawatan rambut, Tante Kate terus mengajakku dan Zara mengobrol. Hanya saja aku selalu menghindari pembicaraan dengan Zara. Kamu tahu kenapa? Malas. Sedangkan Ken semenjak duduk tadi, dia tidak bergerak lagi dan mungkin dia memang benar-benar tidur.

Entah bagaimana caranya, tapi kami bertiga selesai perawatan rambut dalam waktu yang bersamaan. Namun Tante Kate pamit pergi buru-buru, karena katanya ada sesuatu yang harus diurus di galerinya.

"Ken bangun!" ujar Aunty Kate sambil menepuk-nepuk pipi Ken.

Tidak ada jawaban dari Ken, dia masih tetap tertidur. Astaga dia terlihat lelah sekali.

"Ken, bangun," kali ini Ken meresponnya dengan lenguhan pelan, namun dengan mata yang masih tertutup.

Jika Ken sedang mengantuk seperti ini, dia tidak akan benar jika disuruh mengemudi. Kecelakaan yang ada.

"Tan, gimana kalau Tante ke galeri di anterin sama Kevin aja? Biar nanti Ken sama aku aja. Soalnya Ken lagi kayak gini, nggak akan bener kalau disuruh nyetir," kataku memberi saran.

"Atau Tante sama aku sama Ze—"

"Diem Zara!" potongku cepat. Aku tahu ini tidak sopan, aku tahu perilakuku sangat buruk padanya, dan aku juga tahu jika aku mulai membenci Zara lagi terhitung dari hari ini.

"Gue cuman coba membantu Jacquelyn!" balasnya tidak kalah kesal.

"Udah, udah. Biar Tante naik taksi aja," kata Tante Kate.

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka diriingi dengan derap langkah kaki. "JEZZ! Lama banget sih, udah belum?" tanya Kevin yang tiba-tiba datang dan memanggilku dengan suara tinggi. Dia memang tidak tahu malu.

Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang