Bab 35 - Because I Love You

1.8K 265 150
                                    

"Jangan mandang Jacy rendah hanya karena kejadian ini, sebenarnya ini salah aku juga yang nggak kasih kepastian sama Jacy."

"Jujur awalnya aku marah sama Jacy tentang semua ini, kenapa harus bisa terjadi hal seperti ini. Tapi semuanya sudah terjadi, mau diapakan lagi?"

"Sekarang bukan waktunya untuk menyesali, tapi memperbaiki apa yang telah terjadi dan menyelesaikan apa yang sudah dimulai."

"Papa Mama boleh nggak percaya sama aku, kalian boleh marah sama aku, tapi aku udah bener-bener ngomong jujur sesuai dengan kenyataan yang terjadi."

"Tapi tetap aku mohon satu hal, jangan pernah memandang Jacy rendah. Bukan dia yang minta dinikahin, tapi aku yang mau nikahin dia dan jagain dia juga anak yang dikandungnya. Anak dari sahabat kecil aku."


Ken masih terngiang dengan ucapannya sendiri yang dia ucapkan satu minggu lalu pada kedua orangtuanya dihadapan Harry dan Cheno, juga Zafran.

Zafran?

Ya, Zafran.

Harry memberitahu Zafran untuk berkumpul dengan mereka dan membahas persoalan tentang satu-satunya anak perempuan Harry Chenoa dan satu-satunya anak Alvin Kate. Tentu Harry meminta Zafran agar membawa istrinya, namun semenjak kematian anak sulungnya dan sampai detik ini Julia enggan dulu berhubungan dengan keluarga Harry atau pun Alvin.

Awalnya Harry yang buka suara perihal masalah rumit tersebut, lalu pada akhirnya Ken yang angkat bicara. Zafran terlihat tidak percaya dengan semua yang dibicarakan pada pertemuan itu, namun pada akhirnya Zafran mulai mempercayainya.


"Lo nggak usah paksa Julia buat percaya sama semua omong kosong yang belum ada buktinya ini," kata Harry. "Pelan-pelan lo bicara sama dia, tanpa memaksa dia untuk percaya," lanjutnya.

"Iya, karena sekarang belum ada bukti kuat yang bisa digunakan buat meyakinkan Tante Julia. Lihat nanti, kalau anaknya sudah lahir muka siapa yang tercetak diwajah bayi itu. Karena gen, nggak akan bisa membohongi keturunannya," ucap Ken.


Sakit. Itulah yang Ken rasakan semenjak dia mengetahui semuanya. Belum lagi ketika mereka sedang berkumpul itu terus membahas suatu hal yang sejujurnya tidak akan sanggup dia jalani kalau bukan karena dia mencintai juga menyayangi Jacy. Cinta butuh pengorbanan kan?

Ken pun berpikir, tidak peduli seberapa sakit hatinya karena masalah ini, dia tidak akan pernah menyesali keputusannya untuk menikahi Jacy. Karena dari dulu dia sudah rela jatuh berkali-kali demi wanita-nya, dan dia tidak ingin melepaskannya begitu saja.

Lamunannya buyar ketika seseorang menepuk pundaknya, Ken menoleh dan menemukan Mamanya berdiri di belakangnya lalu duduk di sampingnya.

"Jangan ngelamun," kata Kate.

Ken tersenyum. "Nggak Ma."

"Mama liat kamu berubah sekarang."

"Berubah gimana Ma?"

"Kamu jadi lebih dewasa, pemikiran kamu jadi luas dan bijak."

Ken terkekeh. "Udah waktunya kali Ma."

"Waktunya apa?"

"Waktunya aku buat ganti pola pikir, dan mungkin udah waktunya juga buat aku belajar jadi pemimpin."

Kate tersenyum mendengar ucapan anaknya. "Pemimpin apa?"

"Iya kalau dulu kan aku hanya jadi pemimpin untuk diriku sendiri, sekarang aku harus bisa jadi pemimpin untuk keluargaku nanti."

Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang