Bab 39 - Ending

1.7K 269 263
                                    

Jacy terbangun dari tidurnya, kepalanya masih terasa pening. Padahal kejadian yang membuatnya shock sudah lewat sebulan yang lalu, namun ia merasakan jika efeknya masih terasa sampai hari ini.

"JACY WOY!"

Jacy tersentak kaget ketika dirinya baru saja dikagetkan dengan dua sahabat bodoh kesayangannya.

"MONYET LO BERDUA!" bentak Jacy kesal. "JANTUNG GUE WOY!"

Zeea dan Ruby tertawa lebar. "Lagian ngapain sih tidur sore-sore?"

"Ya kalau ngantuk gue harus apa? Kayang? Salto? Apa salto sambil kayang?"

Ucapan Jacy berhasil mengocok isi perut kedua gadis itu. Receh memang.

"Sejujurnya ini nggak ada yang lucu, tapi kenapa gue ketawa ya?" tanya Ruby bodoh pada dirinya sendiri yang bodoh.

"Pumpssss!"

Jacy dan yang lainnya menoleh ke asal suara, dan menemukan Oscar turun dari tangga berjalan cepat lalu memeluk Zeea erat, mengecup bibirnya cukup lama dan kembali memeluknya.

"ALAY!" teriak Ruby jengah, lalu dia meraih bantal sofa dan memukulkannya tepat ke kepala mereka berdua. "JAUH JAUH LAH KAU SETAN!"

Hanya untuk informasi saja, jika Ruby sudah gila stadium akhir dan sensitivitasnya sangat tinggi akan pasangan yang berbahagia.

"Padahal tiap hari ketemu, ngapain gitu-gituan segala sih?!" gerutu Ruby benar-benar kesal.

Dengan seenak jidatnya, Oscar menoyor kepala Ruby. "Lima bulan lebih gue LDR sama dia loh."

"Gue lima bulan lebih jomblo alias sendirian biasa aja tuh." Balas Ruby. Miris.

"WOY ANJIR! SIAPIN DAGINGNYA BUKANNYA GOSIP!" teriak Kevin marah.

Daging? Ah ya, mereka akan mengadakan pesta barbecue di halaman belakang rumah keluarga Styles, dan tentu saja semua deretan orang terdekat datang.

"Jezz anak lo nangis tuh dimainin sama Daddy gue." Ujar Davin sambil membawa dua botol saus ditangannya.

"Davin ih menteganya sekalian!" seru Belva.

Jacy sangat bahagia melihat suasana seperti ini tercipta kembali, ada mereka di dalam rumahnya dan saling berteriak seperti ini membuatnya merasa betapa beruntungnya dia memiliki mereka semua.

Jacy beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamar bayi, sampai di sana Jacy ingin tertawa ketika melihat Lutfi yang sedang berusaha menyamankan posisinya menggendong Ken's junior itu. Dibantu oleh Kesha dan di awasi oleh Chenoa.

"HEH ANJIR! Nggak nyaman dia sama lo ih! Sini-sini!" Pinta Chenoa, dan karena hal tersebut dengan terpaksa Lutfi menyerahkan bayi mungil itu ke tangan Chenoa.

"Yah Chen, gue kan pengen gendong sebentar." Gerutu Kesha.

Jacy tertawa melihatnya. "Tante kapan?"

Perkataan Jacy barusan malah membuat Lutfi senyum-senyum sendiri. "Tujuh bulan lagi Jezz."

"HAH? TUJUH BULAN APAAN?" pekik Cheno kencang, hal tersebut malah membuat bayi nya menangis.

"MOMMY IH ANAK AKU! JANGAN TERIAK-TERIAK!" protes Jacy.

Kasihan bayi tanpa dosa ini, dari lahir sudah mendapat banyak teriakan tidak jelas.

"Eh iya maaf. Itu Lutfi sialan apaan tujuh bulan lagi?!" tanya Cheno sambil menajamkan pandangannya pada Lutfi dan Kesha.

Kesha ikut tersenyum. "Udah dua bulan Chen."

"WAH? Selamat Tante Om!!!" Jacy berseru senang ketika mengetahui hal tersebut.

Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang