Bab 23 - Painful

2.2K 277 235
                                    

Sampai di depan pintu apartemen Zac, aku dan Zeea malah saling memandang.

"Pencet bel nya," kataku menyuruh Zeea untuk melakukannya.

"Lo aja, ini kan rumah kakak lo," balas Zeea.

Aku memutar mata malas. "Fine." Kataku mengalah.

Menekan bel berkali-kali dengan tidak sabaran, namun hal tersebut malah membuat Zeea memukul tanganku pelan.

"Sekali aja sih Jezz," protesnya.

"Kenapa nggak lo aja tadi yang pencet bel nya?"

Dia malah diam, selanjutnya terdengar suara langkah kaki yang berasa dari dalam. Terdengar suara seperti membuka kunci, dan setelah itu pintu apartemen terbuka memunculkan sosok Crystal.

"Eh hai Jacy, Zeea," sapa Crystal.

"Ruby ada?" tanya Zeea langsung.

Crystal tersenyum lalu mengangguk, dia mengajak aku dan Zeea untuk masuk. Sampai di ruang tamu aku melihat Ruby sedang memasang puzzle dengan Candy.

Ruby mendongak dan tersentak kaget ketika melihat kedatanganku dengan Zeea. Bukannya menyambut kami, tapi dia malah memutar bola matanya lalu beranjak berdiri.

"Uby mau mana?" tanya Candy seraya menahan tangan Ruby.

"Ruby mau pipis," jawabnya.

"By, kita mau ngomong sesuatu," ujar Zeea.

"Gue sibuk." Jawabnya ketus, melepas tangan Candy perlahan lalu berjalan.

Zeea berlari, menarik tangan Ruby menahannya agar tidak menghindari dari kami.

Ruby menarik tangannya. "Apa sih Zee?"

"Kalian ke kamar atau ke balkon sana omongin dulu," kata Crystal.

"Omong-omong apa?" tanya Candy.

"Bukan apa-apa sayang, sini main sama Mommy aja." Crystal mengusap lembut kepala anaknya lalu ikut bermain bersamanya.

Aku melangkah, menarik tangan Ruby dan membawanya ke balkon. Awalnya Ruby menolak, tapi aku memaksanya. Sampai di balkon, Zeea menutup pintu pembatas antara ruangan dengan balkon.

"Lo masih marah sama gue?" tanyaku memulai.

Ruby hanya melihatku dengan tatapan malas.

"Rub, coba deh lo kalau ada di posisi kita gimana," sambung Zeea.

Kepalanya tergerak menengok pada Zeea lalu melempar tatapannya padaku. "Coba kalau lo berdua yang ada di posisi gue, gimana?"

"Gue pernah ada di posisi lo, Ruby." Balas Zeea tegas.

"Beda! Waktu itu lo sama Oscar posisinya udah putus!" Ruby tidak mau kalah.

"Tapi gue sama dia putus kan gara-gara dia selingkuh!" Zeea mebalasnya lagi.

"Rasa sakit hati lo nggak sebanding sama apa yang gue rasain, Zeea!"

"Lo lagi sakit hati, lo lagi menderita tapi lo juga lari dari kita!"

"Buat apa gue datang ke lo berdua kalau kenyataannya lo berdua malah bantuin bajingan itu nutupin semuanya dari gue?!"

"CUKUP!" aku geram. Tidak tahan dengan ocehan bodoh mereka berdua.

Mereka berdua terdiam, Ruby menunduk dan Zeea malah memandang ke arah lain.

"Gue mau jelasin sama lo," kataku pada Ruby.

"Nggak perlu ada yang dijelasin, mending lo berdua pergi sekarang," balas Ruby.

"Gue mau jelasin sama lo semuanya, Rub," aku mempertegas suaraku.

Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang