13 | GoodBye Tomi

20.9K 737 10
                                    

      DUA hari setelah Ibu Tiffany meninggal. Raka menginap di rumah itu, sebenarnya itu bukan kemauannya. Tapi Riyan dan Rahma memaksanya, dengan alasan; Kasian Tomi.

Memang. Raka pun kasihan dengan adik iparnya itu. Tapi tidah harus seperti itu juga, dia harus tidur di lantai dengan bantal yang hanya memakai boneka kumal penuh debu. Tapi untungnya Pak Budi mau menemaninya, jadi dia tidak kesepian. Setidaknya bisa menonton siaran televisi bersama.

Dua hari itu pula, Tiffany belum pernah keluar dari kamar. Hal itu pun sama dengan Tomi, dia tidak mau keluar dari kamar, karena dia sangat terpukul. Terpukul karena disaat Ibunya meninggal dia tidak ada di sampingnya.

Andai saja kemarin lusa Tomi tidak masuk sekolah, pasti Ibunya akan terselamatkan.

Raka beranjak dari duduknya, dia melangkah keluar untuk memanggil Pak Budi.

"Pak.." Teriaknya.

Pak Budi yang sedang melihat-lihat bunga mekar milik tetangga sebelah segera berbalik badan dan menghampiri Raka.

"Iya, Tuan?"

"Beresin mobilnya. Hari ini kita pulang."

Pak Budi mengangguk dan segera melaksanakan tugasnya.

Selesai dengan urusan Pak Budi. Raka masuk lagi ke rumah. Dia membuka gorden kamar Tiffany, matanya melihat pemandangan yang mengenaskan.

"Hari ini kita pulang. Kalau kamu masih mau nangis disini, jangan harap kamu bisa sidang nanti minggu depan." Ucap Raka sambil menyisir rambutnya, asal.

Tiffany menoleh, "Tapi.. Tomi?"

Raka meletakan sirirnya di nakas, "Terpaksa harus ikut. Suruh beresin barang-barang dia, sekarang juga." Dan keluar dari kamar.

Tiffany mengangguk. Dia berusaha untuk bangun dan memanggil Tomi di kamar sebelah.

Walau sedikit tertatih, tapi akhirnya dia sampai,  masuk ke kamar Tomi.

"Tom, bangun... mulai sekarang kamu ikut sama Mba dan Mas Raka." Kata Tiffany sambil menggoyangkan tubuh adiknya yang berposisi membelakangi dirinya.

Tomi tak berkutat. Bocah itu semakin memejamkan matanya.

"Tomi... bangun, cepetan. Nanti keburu Mas Raka-nya marah."

Tomi membalikan tubuhnya dan mengambil posisi duduk, "Sekolahnya gimana?"

Tiffany menghela napas, "Nggak usah mikirin itu dulu. Nanti kita bicarain sama Mas Raka dan sekarang cepetan kamu beresin barang-barang kamu."

Tomi menangguk malas dan beranjak ke lemari untuk membereskan pakaian yang akan dia bawa.

Tiffany keluar dari kamar Tomi, dia masuk ke kamar mandi untuk sekedar mencuci muka. Selesai itu, dia memamdang wajahnya di kaca spion yang sudah terlepas dari motor.

disana dia merasakan matanya sembab dan wajahnya yang pucat karena dalam dua hari Tiffany hanya makan 2× itupun kalau Raka mengancamnya.

Tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu kamar mandi. Segera Tiffany meletakan kaca spion itu dan membuka pintu kamar mandi. Tampaklah seorang Tomi.

"Mas Raka udah nunggu." Ucap Tomi.

Tiffany mengangguk dan mereka keluar bersama.

Sampai diluar. Tiffany mengunci rumahnya dan masuk ke dalam mobil yang disana sudah ada Raka, Tomi dan Pak Budi.

Raka duduk di sebelah Pak Budi dan Tomi duduk di belakang, sepertinya Tiffany akan duduk di sebelah Tomi.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya mereka sampai di istana buatan itu. Raka keluar dari mobil dengan angkuhnya, dia tidak memperdulikan orang yang masih berada di dalam.

Brittle (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang