BERKALI-kali Tiffany mengerjapkan kedua matanya, ia memandangi benda di sekeliling lalu melirik ke kanan.
"Ofi..?" Gumamnya dan melirik ke kiri, "Eva..?"
Ternyata dirinya ada di lindungan kedua sahabatnya.
"Ali... ternyata kamu beneran suka sama aku?" Celetuk seseorang.
Tiffany menoleh ke Ofi, dilihatnya sahabatnya yang satu itu sedang bermimpi. Tiffany tersenyum, memejamkan matanya sejenak lalu kembali membuka matanya dan beranjak dari apitan Eva dan Ofi yang masih sibuk dengan dunia mimpinya.
Tiffany keluar dari kamar. Samar-samar dirinya bisa melihat seseorang sedang tertidur di sofa dengan posisi membelakanginya. Tiffany mengerutkan dahi seraya kakinya melangkah mendekat ke sofa itu.
"Dika..?" Pekiknya lirik.
Tiffany mendekat lagi, ia memegangi bahu Dika sambil berkata, "Pak, bangun... Pak.. Pak Dika.."
Dika mengganti posisi tidurnya, tak sadar. Ia menarik napas kasar lalu meraih tangan Tiffany yang masih memegangi bahunya.
"Tiffany... saya minta maaf... saya benar-benar minta maaf. Saya menyesal.." Ucap Dika dengan mata terpejam.
Tiffany berusaha untuk melepaskan tanganya dari genggaman Dika, "Lepas Pak..."
Dika kembali mengganti posisi tidurnya, lalu membuka mata. Dia melihat Tiffany dan segera beranjak.
"Tiffany?"
Tiffany memasang wajah sebalnya lalu pergin meninggalkan Dika.
Dika menyusulnya, kakinya berhenti di pintu kamar mandi saat Tiffany dengan cepat menutup pintu kamar mandi.
"Tiffany.. kamu mau ngapain? Tiffany.." Teriak Dika.
"Saya mau gosok gigi, cuci muka." Sahut Tiffany. Dika menghela napas lega.
****
Raka dengan pulasnya tidur di kasur miliknya yang sejak dulu ia cintai. Walaupun Rahma bekali-kali masuk ke kamarnya, Raka tak peduli. Karena dirinya terlalu lelah, sudah 16 jam ini Raka mencari Tiffany, tapi Tiffany tak kunjung ketemu. Sampai pada akhirnya Raka memutuskan untuk ke rumah Orang tuanya dan menginap disana.
Rahma kembali ke kamar Raka dengan sapu lantai yang sepertinya sudah siap melayang di pantat Raka.
"RAKA...!" Bentak Rahma.
Raka meraih bantal guling di sampingnya lalu menutupinya ke seluruh kepala.
"RAKA..!" Sekali lagi Rahma mengeluarkan suara merdunya.
Raka membalasnya dengan menggeser kaki, sedikit.
"Raka, sekali lagi Mama panggil kamu terus kamu nggak nyahut. Mama pastiin besok kamu udah nggak punya pekerjaan lagi!"
Seperti tak peduli dengan ancaman Rahma, Raka kembali membalas ocehan Rahma dengan menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut.
Rahma membuka selimut itu dan membuang bantal guling yang Raka pakai untuk menutupi wajahnya.
Satu kali, sapu itu melayang di pantat Raka.
Raka bangun dan mengganti posisinya menjadi duduk di kasur, di hadapan Rahma.
"Apa sih Ma.." Ketus Raka.
"Semalam kamu kesini jam berapa? Ngelayab kemana aja kamu? Sampe nggak berani pulang ke rumah kamu sendiri!" Oceh Rahma.
Raka menggaruk-garuk rambutnya, "Nyarr- eh, Kerja Ma."
"Nggak ada kata kerja! Kemarin Mama ke kantor, kamu nggak ada!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Brittle (Tamat)
Ficțiune generalăTentang wanita dengan hati rapuh yang harus menerima kenyataannya. Menjalain hidup bersama suami yang tidak mencintainya selamat dua tahun ini.