1 | Akibat Sakit

54.1K 1.7K 41
                                        

KEDUA mata Tiffany mengerjap saat sinar matahari mulai memasuki sela-sela jendela kamar. Karena merasa terganggu, dia beranjak bangun dan langsung masuk kekamar mandi dengan setengah sadar.

Keluar dari kamar mandi, dia mengusap-usap rambut panjangnya menggunakan handuk kecil sambil berjalan mengarah ke cermin. Tiffany merias wajahnya disana.

Setelah merasa sudah cukup rapi, dia keluar dari kamar dan menuju dapur untuk membuatkan sarapan pagi untuk suaminya-Raka. Sebenarnya dirumah ada beberapa pembantu, tetapi Tiffany lebih suka membuatkan sesuatu untuk Raka dengan kerja kerasnya sendiri tanpa bercampur tangan orang lain. Kata Ibunya, kewajiban seorang istri itu, yang paling utama membuatkan makanan sehari-hari untuk suami dan patuh kepada suami, dia menjalani semua kewajiban itu dengan senang hati.

Hal pertama yang dilakukan oleh Tiffany setelah sampai didapur adalah mengoleskan selai coklat kedalam roti dan setelah itu dia membuatkan susu untuk Raka. Tiffany tahu, Raka memang tidak suka dengan makanan yang berat-berar seperti nasi goreng atau sejenisnya, suaminya itu lebih memilih roti dan susu, jika pagi hari.

Selesai membuatkan sarapan, Tiffany berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Raka untuk membangunkannya, itu memang aktifitas sehari-harinya dirumah ini.

"Mas... bangun...." Ujarnya lembut, seraya tangannya mengetuk pintu kamar Raka tapi tidak ada sahutan dari dalam. Tiffany mencoba membuka pintu itu dengan mendorong knop pintu. Ternyata tidak dikunci. Dia melihat suaminya masih tertidur pulas.

Semalam memang Raka pulang pukul 1 malam dalam keadaan mabuk, memang selalu seperti itu jika dia pulang malam. Mabuk mabuk dan mabuk, kadang juga dia membawa seorang pelacur ke rumah dan mengajaknya ke kamarnya. Melihat kelakuan Raka, Tiffany hanya bisa menghela napas saja agar tetap sabar.

Terkadang Tiffany bingung, kenapa Raka selalu menyewa seorang pelacur untuk memuaskan nafsunya, sedangkan dia sudah mempunyai istri yaitu Tiffany, dia hanya dianggurkan saja tanpa disentuh dan dimanfaatkan olehnya. Membingungkan bukan?

Tiffany berjalan mendekat ke kasur king size yang Raka tiduri. Dia mendengar nafas Raka yang masih teratur, jadi tidak enak untuk membangunkannya.

Dengan nekat yang kuat, Tiffany mencoba menggoyangkan tubuh kekarnya dan sesekali memanggil nama Raka. "Mas... mas.. Raka... bangun.."

Raka mendesah merasa terganggu dengan perlakuan itu. Segera, Tiffany turun dari kasur sebelum Raka membuka mata dan melihatnya naik ke kasur tanpa izin. Rama membuka matanya dan menatap Tiffany tajam.

"Ngapain? Keluar!!!" tukas Raka, membuat Tiffany terlonjak dan segera keluar dari kamar.

Berjalan menuruni anak tangga menuju meja makan lagi, menunggu Raka selesai mandi dan sarapan bersama. Biasanya Raka langsung berangkat tanpa sarapan terlebih dahulu, tetapi entahlah hari ini. Tiffay berharap suaminya itu mau sarapan bersama pagi ini.

Terdengar derapan kaki yang semakin kesini semakin terdengar, hingga tampaklah seorang Raka. Dia sudah rapi dengan menggunakan kemeja berwarna biru dan leher yang di gulung dengan sebuah dasi.

Raka duduk disebelah Tiffany, tangannya mengambil roti yang sudah sediakan untuknya lalu memakannya dengan lahap.

Dia menoleh kearah Tiffany. "Kenapa masih disini?" Tanyanya bingung.

Tiffany pun bingung. "Makan." Jawabnya polos.

"Sejak kapan aku mengizinkanmu untuk makan bersamaku?"

"...Aku berangkat." Pamit Raka setelah menghabiskan sarapan.

Tiffany hanya mengangguk, memandang tubuh Raka yang sudah mulai menjauh.

Brittle (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang