SELESAI meeting dengan beberapa client dan mengurus keperluan kantor lainnya, Raka pulang ke rumah sendiri.
Awalnya dia ingin menginap di apartemen Roy, tapi Roy tidak mengizinkan. Karena di apartemen Roy ada bayi, istri Roy baru melahirkan.
Sang satpam membukakan gerbang untuknya dan mobil pun masuk.
"Tolong, cuci mobilnya." Kata Raka kepada Pak Budi.
"Baik, Pak."
Raka masuk ke rumah. Di dalam tidak ada siapa-siapa, tapi di dapur dia mendengar suara gelotakan dan suara jeritan keras seseorang.
Raka mengerutkan keningnya dan berjalan menuju dapur.
"AAAaaaa...." Seseorang di dapur berteriak lagi.
Raka mempercepat langkahnya dan sampai di dapur dia melihat Tiffany. Tiffany sedang menutupi matanya dengan kedua tangan.
Raka melotot dan kepalanya menatap lantai, disana ada kecoa.
"HYAA... KECOA..." Raka berteriak histeris dan berlari ke kamar.
Brakk. Pintu kamarnya di tutup hingga menimbulkan suara keras.
Sedangkan Tiffany? Dia menyadari bahwa ada yang berteriak di depannya langsung membuka mata, tapi tidak ada orang. Matanya lirak-lirik mencari keberadaan kecoa tadi dan ternyata sudah hilang. Syukurlah.
"Mas Raka?" Gumamnya dan segera menyelesaikan masakannya agar cepat kelar karena sudah sore hari.
Selesai menyajikan masakan di tempat makan, Tiffany berniat membangunkan Raka untuk makan.
Dia mengetuk pintu kamar Raka, "Mas Raka, Mas...." Serunya sambil mengetuk pintu.
Tidak ada sahutan dari dalam.
"Mas Raka.. kecoanya udah nggak ada..." Katanya lagi, seolah meledek.
Yang di dalam membuka selimutnya dan menyumpah serapahi Tiffany. Bisa-bisanya wanita itu bilang kalau kecoanya sudah tidak ada, padahal dirinya sendiri saja takut.
"Mas Raka..." suara itu lagi yang di dengar oleh telinga Raka.
Raka beranjak dan membukakan pintu, "Apa?" Ketusnya.
"Kecoanya udah nggak ada.." kata Tiffany sambil terkikik geli.
"Nggak usah sok. Kamu aja tadi takut." Sahut Raka dan berjalan menuruni tangga tanpa memperdulikan Tiffany.
Tiffany mengerutkan keningnya dan masuk ke kamar. Mungkin dia tidak akan makan malam, langsung tidur saja sampai pagi.
Didapur, bukannya langsung mengambil piring saji dan makan, Raka lebih mencari keberadaan kecoa tadi. Raka membungkukkan tubuhnya untuk melihat situasi di kolong meja makan, tapi tidak ada kecoa.
Raka menghela napas dan duduk. Mulai makan. Tapi tetap saja masih celingukan.
Selesai makan, dia masuk ke kamar untuk mandi dan tidur.
Pagi. Seperti biasa, jika sudah pukul 6 alarm Tiffany selalu berteriak dan mau tak mau dai harus bangun. Walaupun ini hari libur, dia harus tetap bangun pagi karena pagi ini Tiffany akan ke apartement Ofi dan Eva untuk berjalan-jalan, mungkin.
Tiffany bangun dan mematikan alarm yang terletak di nakas dan bergegas mandi lalu membuatkan sarapan untuk Raka si-suami labil.
Selesai mandi dan memasak, Tiffany memilih untuk duduk di taman belakang, tangannya membawa segelas teh dan novel.
"Ehmm.."
Belum saja Tiffany duduk disitu, seseorang telah mengganggunya dengan deheman. Dia menggerutu dalam hati dan berbalik badan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brittle (Tamat)
Ficción GeneralTentang wanita dengan hati rapuh yang harus menerima kenyataannya. Menjalain hidup bersama suami yang tidak mencintainya selamat dua tahun ini.